[19] Hari pertama di musim semi

186 34 41
                                    

3 Hari Kemudian

Hari ini adalah hari pertama musim semi di mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari pertama musim semi di mulai. Seperti biasanya, Nami selalu menjemputku setiap kali berangkat ke Sekolah. Dengan semangat, Aku dan Nami pun mengarungi Koridor Sekolah yang sudah di penuhi anak-anak untuk bergosip. Seragam di musim ini adalah seragam favoritku di antara beberapa seragam yang tersedia di Sekolah Sooman. 

Hingga akhirnya, suasana riuh pun menghentikan langkah kami saat berada di depan kelas IPA 1, kelas Mark.

"Ada apa nih?" Tanya Nami pada Yuqi yang menghampirinya dengan muka jutek.

"Itu tuh! Ada murid baru di kelasnya Markeu! Namanya Jojo!" Ucapnya sambil merotasikan bola mata malas. Entah kenapa, aku yang biasanya cuek dengan hal semacam ini tiba-tiba saja mendadak antusias dan ingin sekali masuk dalam suasana heboh ini.

"Anjay, cantik banget ya dia,"

"Apakah dia bidadari yang jatuh dari surga?"

"kau bidadari jatuh dari surga dihadapanku, eea."

"Njir, malah nyanyi lo."

"Google, tolong bantu aku agar bisa mendapatkan hatinya."

"Jojo tuh lagunya SHINee bukan sih?"

"Ya ampun, tubuhnya body goals banget!"

"Mukanya bisa di fotokopi nggak sih?"

"Kayaknya gue harus jadiin tuh gadis buat contoh oplas gue deh,"

"Dia beneran manusia, kan?"

Hanya kalimat-kalimat pujianlah yang tertuju pada si murid baru itu yang sedari tadi kudengar saat berada di depan kelas IPA 1 ini. Haechan si murid heboh juga tak mau kalah untuk menatap indahnya ciptaan Tuhan hingga rela antri berdesak-desakan di tengah pintu kelas. Miris aku melihat dia.

"Yang, lo jangan sampai kegoda ya sama dia!" Yuqi mencubit Lucas yang saat itu juga sedang berusaha melihat si murid baru secara diam-diam. Aku yang menyadari hal ini pun sampai tak mampu menahan tawa.

"Iya sayang... diantara beribu wanita cantik, aku pasti pilih kamu kok," gombalnya sambil memeluk tubuh Yuqi yang lebih pendek dari Nami. Dari pemandangan ini, aku mulai bertanya pada diriku sendiri. Selama berpacaran dengan mantan, apakah aku pernah segombal ini?

Tapi saat sedang asyik memperhatikan dua sejoli ini, tiba-tiba saja suara yang terdengar tidak asing menginterupsi kegiatan kami. Dan saat aku baru menyadarinya, si Nami sudah berlari ke arah sumber suara itu dan memeluk si pemilik suara.

"Jeno?" gumamku seraya menghampiri mereka berdua.

Senyum khas yang hanya dimiliki Jeno pun tergambar dengan jelas dihadapanku sekarang. Aku lega, akhirnya Nami tersenyum saat mengetahui keberadaan lelaki yang selama ini ia cari. Tapi di sisi lain---

TURN BACK TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang