TURN BACK TIME ✔️

[25] Ketika Cincin itu menunjukkan reaksinya

Nami mulai sadarkan diri. Ia merasakan seseorang tengah menggenggam tangannya. Saat indera penglihatannya mulai mencari tahu sosok itu, Ia pun mendapati sosok Jeno tengah tertidur di sebelahnya dengan posisi duduk di kursi. 

Gadis itu tak sengaja menatap wajah teduh Jeno yang masih tertidur itu. Nami berdecih dalam hatinya. Mengomentari lelaki itu dengan cukup liar di dalam hatinya. Nami masih dendam dengan kelakuan Jeno yang telah mencampakkannya dan lebih memilih memulai hubungan baru dengan gadis yang baru saja menyandang gelar sebagai murid baru di Sekolahnya.

Seketika, Nami teringat oleh lelaki yang entah sejak kapan perlahan mulai mengisi hatinya dan berhasil menggantikan Lee Jeno. Siapa lagi kalau bukan lelaki yang saat ini tak lagi mampu menunjukkan tubuhnya walau hanya sementara.

Nana. Nami sedih karena Nana yang harus kehilangan wujudnya karena dia. Nana bahkan mengambil resiko besar dan berbahaya demi kembali bertemu dengannya. Walaupun Nami masih belum mengetahui dengan jelas tentang hal apa yang telah terjadi diantara mereka berdua di masa lalu, tapi Nami yakin dirinya dan juga Nana pernah berada di sebuah cerita yang akhirnya cukup menyedihkan hingga membuat Nana harus kembali menemui dirinya dalam keadaan seperti ini. Untuk memperbaiki kecacatan dalam kisah mereka tentunya.

"Apakah kau akan selamanya seperti ini?"

"Hukumanku akan hilang saat aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku. Dengan begitu, aku akan menjadi manusia seutuhnya."

"Nami-ya... perasaanku kepadamu tidak pernah berubah,"

"Aku... sangat mencintaimu."

Air mata Nami mulai mengalir tanpa disengaja karena teringat obrolan mereka beberapa waktu lalu. 

"Kamu... nangis, Nam?" Suara tangis Nami tak sengaja membangunkan Lee Jeno.

Gadis itu buru-buru menyeka air matanya, lalu memasang wajah datar yang kini menjadi ciri khasnya saat berada di hadapan Lee Jeno. "Bukan urusanmu!"

"Apakah telah terjadi sesuatu?" Jeno menginterogasi. 

"Apa kau tahu sesuatu tentang Nana?" Tambah Jeno.

Nami terdiam, matanya menatap selimut yang sedang ia gunakan. "Aku tidak tahu," jawabnya.

🐰🐰🐰

Kamu cantik kalau cemberut begitu