[24] Rose

299 39 6
                                    

Cintaku seperti bunga mawar yang terlihat indah namun bisa menyakiti

Cintaku seperti bunga mawar yang terlihat indah namun bisa menyakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

==/==

Musim semi sudah hampir berakhir. Suhu udara di negeri gingseng itu juga perlahan mengalami peningkatan. Udara yang sempat terasa dingin kini berubah menjadi hangat sehingga pakaian  tebal sudah tidak diperlukan lagi.

Kim Nami, gadis itu baru saja keluar dari pagar rumahnya dengan setelan rok di atas lutut. Pundaknya menyangga tas ransel hitam dengan gantungan kunci yang ia beli bersama Nana satu minggu lalu. Sebuah gantungan kunci berbentuk kelinci yang sengaja mereka beli berpasangan. 

Hari ini, SMA Sooman akan melakukan perjalanan wisata ke wilayah Incheon dengan salah satu tujuannya yaitu ke situs bersejarah kerajaan Goryeo yang terletak di pulau Ganghwa. SMA Sooman sengaja memajukan acara perjalanan wisata yang seharusnya dilaksanakan awal musim panas menjadi akhir musim semi karena sekolah tersebut akan memanfaatkan momen sekolah yang sepi dengan mengisi latihan ujian para senior yang sebentar lagi akan menghadapi ujian masuk universitas. 

Angin yang berhembus pada pagi menjelang siang itu terasa sedikit panas hingga berhasil membuat Kim Nami menggerutu saat Nana tak kunjung membukakan gerbang rumah untuknya. 

"KYA! NANA SIALAN! CEPAT BUKA PINTUNYA!" Pekik Nami asal. Tak berselang lama, pintu kediaman Lim pun terbuka. Si pembuka pintu itu bermaksud untuk membukakan gerbang yang sudah menampakkan sosok Kim Nami dengan pakaian serba birunya. 

"Nenek," sapa Nami malu-malu. Wanita tua itu tersenyum sambil bersusah payah membuka pintu gerbang dari posisinya yang duduk di atas kursi roda. "Sudah lama?" Si Nenek bertanya kepada gadis yang mulai berkeringat karena nyaris menyerah menahan hawa panas di luar pagar. Nami mengangguk pelan, dibarengi pintu pagar yang kini sudah terbuka.

"Nana masih mandi, sebentar lagi selesai." Ucap si Nenek saat Nami membantu mendorong kursi rodanya menuju bagian dalam rumah. 

Begitu sampai di dalam, mata bulat Nami rupanya mendapati Jaemin yang sedang duduk bersantai di atas sofa ruang keluarga. Bibir Nami membentuk huruf O, tidak menyangka dengan tingkah Jaemin yang begitu santainya menghadapi situasi saat ini mengingat ujian kenaikan kelas akan di adakan 3 bulan lagi.

"Kya! Na Jaemin! Ternyata selama di rumah kau enak-enakan, ya?!" Pekik Nami kepada lelaki berkaos hitam dengan bawahan celana kolor berwarna krim. Lelaki itu menyeringai sambil memainkan remot TV-nya, lalu menghampiri Nami yang masih memegang gagang kursi roda milik sang Nenek.

"Nana baru saja selesai mandi. Sebentar lagi pasti turun." Ucapnya santai sambil mengambil alih kursi roda sang Nenek. Nami terdiam, matanya mengamati pergerakan Jaemin yang kini menata kursi roda sang Nenek menghadap televisi.

"Kamu apa kabar? Badanmu kurusan," Jaemin menegur Nami secara tiba-tiba. 1 Bulan tidak bertemu, perubahan tubuh Nami sangat terasa pada mata elang milik Jaemin yang sejak 3 bulan ini memilih untuk beristirahat dari Sekolah karena masa pemulihan jantungnya. Nami yang menyadari hal tersebut terlihat kikuk, apalagi Nami tahu sendiri jika orang yang jarang bertemu dengan kita justru lebih sensitif terhadap perubahan fisik kita.

TURN BACK TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang