Aku hampir tidak bernapas, seakan aku lupa bagaimana caranya. Ini terlalu sulit bagiku.
Seventeen - Trauma
===
Pagi menjelang, kuhirup udara musim semi ini dengan begitu dalam. Aromanya sangat menyejukkan dan membangkitkan semangatku untuk menjalani hari-hari yang entah kenapa terasa begitu mencekik sejak percakapanku dengan Jeno mengenai Kim Nami semalam.
Kepalaku menoleh ke arah Rumah Kim Nami. Memperhatikan keadaan di sana. Masih sepi, padahal biasanya setiap pukul 7.00 gadis itu sudah datang menjemputku. Semuanya perlahan berubah. Aku bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada Lee Jeno karena ucapanku semalam.
Kulangkahkahkan kakiku menuju kediaman Kim Nami yang arahnya berlawanan dengan pintu gerbang perumahan kami. Berharap gadis itu bisa berangkat Sekolah hari ini. Apalagi ponselnya tidak aktif sejak kemarin.
"Nami," lirihku, harapanku terkabul. Nami tetap berangkat ke Sekolah walau batinnya masih terkoyak sekarang. Gadis itu baru saja keluar dari gerbang rumahnya dengan wajah sembab yang kuyakini jika semalam dia menangis karena Lee Jeno.
"Na, kok kamu ke sini?" Tanyanya heran. Aku pun tersenyum, menatap pemilik iris kecokelatan itu dengan rasa khawatir yang kusembunyikan. "Aku pengen jemput kamu. Nggak boleh?"
"Jaemin mana? Nggak Sekolah lagi?" Nami mengubah topik pembicaraan.
"Dokter masih melarangnya untuk keluar Rumah."
Oh iya, aku lupa mengatakan hal tentang saudaraku. Sejak pertengahan musim dingin di Seoul, kesehatan Jaemin-hyung yang selama ini sempat baik-baik saja tiba-tiba mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini bermula saat Jaemin-hyung secara diam-diam membuka pesan percakapanku dengan Xiaojun yang berisi foto pertunangan Chaerin dengan Taeyong-hyung waktu itu.
Aku sudah berulang kali mencari alasan agar hyung tidak terlalu memikirkan foto itu. Tapi semuanya nihil. Jaemin-hyung terlalu mencintai Chaerin hingga berdampak pada kesehatannya. Ini semua salahku yang terlalu lemah mengawasi kakakku.
Terbesit rasa heran juga pada diri hyung yang seperti ini. Padahal Chaerin adalah mantanku, tapi kenapa yang merasa kehilangan malah Jaemin-hyung?
Mataku tiba-tiba menyadari sesuatu yang terlihat beda pada penampilan Nami hari ini. Dia yang selama ini tidak pernah memakai tudung hoodie di kepalanya kini tampak menggunakannya. Poninya yang selama ini terlihat agak panjang juga sudah terpotong dengan rapi.
Aku yang merasa penasaran pun segera melepas tudung hoodie itu sambil menggodanya.
"eh! Ada yang baru, nih!" Ledekku sambil menjewer rambutnya, Nami yang mengetahui rambut barunya terkespos karena ulahku pun menendangku dengan begitu kerasnya. "Kenapa potong rambut, Nam? Kan jadi makin imut...," tambahku sambil mencubit kedua pipinya yang dijawab dengan bibirnya yang saling bertautan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TURN BACK TIME ✔️
Nonfiksi🚫ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴇʀᴜᴘᴀᴋᴀɴ ʟᴀɴᴊᴜᴛᴀɴ ᴅᴀʀɪ ᴄᴇʀɪᴛᴀ "ɴᴀɴᴀ". ᴊᴀᴅɪ, ᴅɪsᴀʀᴀɴᴋᴀɴ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ʙᴀɢɪᴀɴ ɪɴɪ ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ "ɴᴀɴᴀ" ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ ᴅᴀʜᴜʟᴜ🚫 ➖ 𝒩𝒶𝓂𝒾-𝓎𝒶, 𝓉𝓊𝓃𝑔𝑔𝓊 𝒶𝓀𝓊. 𝒜𝓀𝓊 𝒶𝓀𝒶𝓃 𝓂𝑒𝓇𝓊𝒷𝒶𝒽 𝓈𝑒𝓂𝓊𝒶 𝒿𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒸𝑒𝓇𝒾𝓉𝒶 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓅...