[16] Jeno Hilang

338 54 52
                                    

Selamat Datang di cerita haluku,
Jangan lupa napas pas baca cerita ini, takutnya kebablasan, eh 😆

Happy Reading sahabat...

Happy Reading sahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

==/==

Nana sedang memperhatikan setiap gerak tubuh Kim Nami dari bangkunya. Entahlah, setiap kali dia menatap Kim Nami, ucapan si cenayang selalu saja mengusik pikirannya. Tapi kali ini ada pemandangan yang aneh. 

Jeno, lelaki itu sudah 3 hari ini tak menunjukkan batang hidungnya. Padahal, sepengetahuan Nana, Jeno bukanlah tipikal anak yang suka bolos sekolah. Bahkan saat SMP, meskipun dia selalu dirundung oleh anak-anak, Jeno masih tak gentar untuk selalu menampakkan diri di Sekolah demi mengisi buku catatan pelajarannya dan tak ingin merusak pemandangan pada buku absennya.

"Ehm, Jeno kemana Nam?" Nami pun menoleh, menatap wajah Nana yang sempat mengusik pikirannya karena memiliki tubuh yang mirip dengan sosok yang akhir-akhir ini sering muncul di dalam mimpinya. "Entahlah, ponselnya juga tidak aktif." Jawab Nami dengan wajah sedihnya, Nana yang melihat ekspresi Nami pun merasa terganggu. Dia sangat tidak suka jika gadis itu menampakkan ekspresi selain ekspresi bahagianya.

"Ada masalah?" Nami menggeleng, toh setelah tragedi pengakuan tentang hubungannya dengan Mark, Jeno juga terlihat baik-baik saja dan bersikap seperti biasanya. "Em... bagaimana kalau sepulang sekolah, kita samperin ke rumahnya?" Sorot mata Nami yang sepanjang percakapan memilih untuk menatap meja pun kini beralih menatap netra Nana yang hitam legam itu. Wajahnya mulai sedikit berseri karena menaruh harapan pada si Nana.

Semangat Nami pun telah kembali, "Boleh, boleh banget!" Ucapnya sambil menghentakkan kepalan tangannya keatas meja, membuat Nana tak sengaja tertawa saat melihat gelagat Kim Nami dan dibuat gemas oleh tingkah imut Kim Nami. 

"Nah, begitu dong... ini baru istriku."

Yang benar saja, bola mata Nami membola saat itu juga. Apalagi, saat mengatakan kalimat barusan, Nana mengucapkannya sambil mengusap pucuk kepala Nami seperti sedang benar-benar mengusap pucuk kepala gadisnya sendiri. "Kya! Apa yang kau bilang barusan?" Sentak Nami, Nana yang tak sengaja bersikap manis dan menyebut Nami dengan sebutan 'istri' pun terkejut dan merutuki kebodohannya. Tapi bukan Nana jika tidak banyak akal, dengan jurus percaya dirinya, dia pun melontarkan sebuah alasan yang menurutnya sangat pas untuk membuat gadis itu tidak menaruh curiga ataupun memancing amarah.

"Bercanda, Nam... Ya ampun... galak amat pacar Jeno," ucapnya sambil memamerkan deretan giginya setelah mengakhiri kalimatnya.

🐰🐰🐰

Lee Jeno, lelaki itu saat ini sedang duduk bersantai di meja cafe yang terletak di sebuah hotel di kota Busan. Malam ini, keluarganya memiliki acara dadakan yang membuatnya harus absen Sekolah sejak 3 hari yang lalu dan beberapa hari ke depan.

TURN BACK TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang