[22] Cemburu

201 33 22
                                    


Apakah aku terlihat baik-baik saja?
Tapi hatiku sekarat.

Kim Nami

🍃🍃🍃

Pagar kediaman keluarga Kim sudah menghadang kami ber-dua. Nami yang masih terhanyut dalam kecemburuannya memilih untuk setia duduk di jog motor dengan wajah merahnya sambil memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya. Sedangkan Aku... Aku merasa tidak enak dengan situasi saat ini. Mengingat Jeno adalah sahabatku. 

Di sebelah sana, arah dari jalanan masuk menuju perumahan, mataku menangkap kedatangan Doyoung-hyung yang sedang berjalan dengan santainya ke arah kami. Sorot lampu jalanan yang menyinari Doyoung-hyung mengingatkanku pada adegan di sebuah film berjudul 'Goblin' dengan backsound music 'Round and round' yang dinyanyikan oleh Heize hingga memancing rasa ingin tertawaku karena bayanganku yang receh ini.

"Nam, kok nggak masuk?" Suara Doyoung-hyung menginterupsi dengan jarak 4 langkah dari kami. Ia sudah ada diantara kami berdua.

"Baru pulang, hyung?" Sapaku sambil memasang senyum sumringah.

"Enggak, ini baru mau berangkat kuliah." Sinisnya sambil menatap motor yang sedang di duduki oleh Adiknya.

"Kalian dari mana?"

"ini motor Aku kenapa di luar?" Indera penglihatannya mengamati motornya sambil menyentuh beberapa bagian pada motor itu.

"Loh! Nami?" Nada suaranya sedikit naik, "kamu habis nangis?" Tanyanya panik, Nami yang masih larut dalam kesedihannya hanya diam dengan wajah cemberutnya.

"Kamu kenapa nangis, Nam?" Tanya Doyoung-hyung kepada adiknya namun menatap ke arahku. Aku paham betul, lelaki berwajah lawak ini pasti mencurigaiku karena akulah yang ada di sini sekarang.

"Bukan aku yang membuatnya menangis hyung," pekikku sambil menggoyang-goyangkan talapak tanganku pertanda 'bukan'. Setelah membuang muka, Doyoung-hyung pun merangkul sang adik sambil menatap adiknya lamat-lamat.

"Kalau bukan karena Dia, lalu karena siapa Adikku sayang?" Nami yang mendengarnya malah memasang wajah jiiknya lalu turun dari motor dan berjalan ke arahku.

"Sepertinya bibit unggul yang kakak maksud tidak se-setia itu." Sarkasnya, Bibit unggul yang Nami maksud adalah Lee Jeno. Ia menyebutnya bibit unggul karena Doyoung-hyung selalu menyebutnya dengan sebutan demikian.

"Tunggu dulu! Kakak tidak mengerti!"

Nami menatapku sambil menggoyangkan kepalanya ke arah Doyoung-hyung. "Jelaskan ke Dia, Na!" Titahnya, Aku yang merasa serba salah pun diambang keputusan yang berat. Hingga akhirnya一

"Sepertinya Nami salah paham dengan Jeno, hyung!" 

一Aku menjelaskan kepada Doyoung-hyung mengenai masalah yang tengah menimpa Kim Nami dan Jeno.

"Salah paham gimana?"

"Na! Kamu mau belain Jeno?" Teriak Nami kesal. Segera ku sentuh pundaknya agar emosinya sedikit mereda. "Tadi kita nggak sengaja lihat Jeno sedang berdua dengan Jojo, murid baru di Sekolah kami, hyung."

"Lah! Kan kalian juga habis keluar berdua!"

"Kalo nggak tahu apa-apa tuh diem!" Bentak Nami sambil menginjak kaki Kakaknya, Doyoung-hyung meringis kesakitan sambil menahan rasa ingin membalas. Tapi ia sadar, adiknya sedang patah hati sekarang.

"Kita tuh tadi habis keluar bareng Renjun, Haechan dan Jihyun!" Sinis Nami, "dan pas Nami ngajakin Jeno, dia malah bilang kalau ada urusan pribadi."

TURN BACK TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang