[17] Canggung

235 44 20
                                    

13 Agustus 2020
Izinkan aku mengucapkan untuk idola kita tercinta--

Happy Birthday, uri Jaemin...
Semoga apa yang diharapkan bisa terkabul, karirnya bisa sesukses sunbae2nya dan juga... semoga segera comeback ber-tujuh lagi hehehe...

Buat yang baca part ini, silahkan tulis harapan kalian buat uri Nana ya man-teman 💚💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat yang baca part ini, silahkan tulis harapan kalian buat uri Nana ya man-teman 💚💚💚

🐰🐰🐰

Sayup-sayup hembusan angin di musim dingin menembus tembok dari luar sana. Nana, dengan tatapan lemahnya, lelaki itu memandangi bangku Kim Nami secara seksama. Hari ini, Nana sengaja berangkat lebih awal agar dia tidak datang bersamaan di Sekolah dengan Kim Nami.

Saat teringat pertanyaan konyolnya semalam di bus, lelaki itu merasa sangat bersalah dan terus menerus merutuki kebodohannya. Dia takut jika diam-diam rupanya Nami tersinggung akan pertanyaan tersebut.

"Mau sampai kapan mencintai dalam diam seperti ini?" Nana bermonolog dengan dirinya sendiri, beruntung kelas masih sangat sepi.

Brak! 

Seseorang membuka pintu kelas teramat kasar, namun bukan Nana yang terkejut. Justru si pelaku pembuka pintulah yang terkejut saat mendapati Nana tengah duduk manis di atas bangkunya.

Seketika, wajah diantara keduanya pun terlihat canggung. Entah kalimat apa yang akan mereka berdua ucapkan sebagai kalimat sapaan di pagi hari yang dingin ini.

Nana pun berdehem, lalu meletakkan tas ranselnya ke penggantung tas yang terletak di sisi kanan mejanya. 

"Kamu udah datang, Nam?" Sapanya kikuk setelah meletakkan tasnya, begitu pula Kim Nami yang kini sudah duduk membelakangi Nana dari bangkunya. Gadis itu tersenyum kaku, lalu membalikkan tubuhnya kearah Nana.

"Kamu kenapa pagi-pagi begini udah ada di sekolah?" Tanya Nami balik, Nana pun merotasikan bola matanya ke sembarang arah sembari mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan tak terduga seorang Kim Nami.

"Jeno, apa kabar? Udah hubungin kamu belum?" 

"Kamu ditanya kok malah tanya balik sih?" Tegurnya kesal sembari membelakangi Nana. Raut wajahnya tampak kusut hingga membuat Nana semakin merasa bersalah terhadap gadis dihadapannya.

"Maaf, aku cuma khawatir dengan hubungan kalian." Desahnya sambil membuang napas di akhir kalimatnya.

"Masih belum bisa kuhubungi." Balasnya masih membelakangi.

🐰🐰🐰

Pagi hari di kota Busan terasa cukup membosankan bagi seorang lelaki bermata bulan sabit yang saat ini sedang berdiri di balkon kamar hotel. Tangannya menjadi tumpuan tubuhnya bersandar di pagar pembatas. 

TURN BACK TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang