[7] Last Dating

425 76 118
                                    

Suasana musim dingin hari ini rupanya mampu membekukan keadaan antara Chaerin dan Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana musim dingin hari ini rupanya mampu membekukan keadaan antara Chaerin dan Nana. Waktu yang terus-menerus berjalan tak menggerakkan hati mereka sedikitpun untuk melakukan sebuah percakapan walau hanya sekedar basa-basi.

"Woy, tumben nggak samperin gebetan?" Xiaojun mulai bersuara, tapi Nana masih bersikukuh menyembunyikan kepalanya ke dalam tas ransel untuk melanjutkan tidur siangnya. Apalagi beberapa jam kedepan, para pengajar untuk pelajaran hari ini sedang melakukan rapat evaluasi untuk kelulusan kakak kelas.

Xiaojun merasa terkacangi, perasaannya sedikit tersakiti. Demi membalaskan dendamnya, lelaki itu lantas memukul tas Nana yang di dalamnya terdapat kepala sang pemilik. "ANJIR!" Teriak Nana samar dari dalam tas. Sebuah suara senggukan rupanya menyapa gendang telinga Xiaojun. "Na, kamu nangis?" Wajahnya ia dekatkan ke area tas Nana. Tangan Nana yang sebelumnya ia sembunyikan di bawah bangku malah mencubit paha Xiaojun.

"Chaerin masih di dalam kelas?" Bisiknya masih dari dalam tas. "Eum," jawaban Xiaojun kemudian disusul oleh suara desahan Nana. "Kamu kenapa sih? Aneh banget!" 

Nana menegakkan punggungnya, mengundang tiap pasang mata yang melihatnya untuk tertawa. Tas tempat ia menyembunyikan kepalanya ikut terangkat dan membungkus area kepalanya. Chaerin juga melihatnya, ia sempat tertawa karena lupa dengan permasalahan semalam. Saat mengingatnya, ia bergegas untuk membalikkan punggungnya dan melanjutkan kegiatan menggibahnya bersama teman-temannya.

"Ini dilepas dulu napa sih!" Ucap Xiaojun geram sambil mengangkat ransel hitam milik Nana. Kini, tereksposlah wajah lusuh Nana dengan rambut berantakannya yang sudah mirip sarang burung. Xiaojun lantas terkekeh, tidak menyangka jika Nana bisa terlihat semenggemaskan ini. Setelah aib wajahnya terbongkar, Nana pun menyeret Xiaojun keluar dari dalam kelas dan berjalan menuju rooftop.

Hembusan angin di atas sana sudah menaikkan bulu-bulu halus di tubuh mereka berdua. Ditambah, mereka berdua tidak mengenakan mantel tebal dan hanya bergantung pada seragam yang sedang mereka gunakan.

"Chaerin, ternyata selama ini dia membohongiku." 

Xiaojun tertawa saat itu juga, cara tertawanya benar-benar lepas. Nana merengut dibuatnya. "Kau sudah tahu?" Sahut Nana dengan wajah sebal, Xiaojun pun mengangguk berulang kali.

"Maaf ya, Na. Aku memang sengaja tidak memberitahumu."

"Wae?"

"Geunyang."

"Pasti ada alasannya." Nana.

Sebuah tepukan tegas dengan mode berulang kali pun mendarat di atas pundak Nana, "Kau memang lelaki terpolos yang pernah aku kenal." Nana mengernyit, ia tidak paham dengan ucapan Xiaojun. "Aku sedang menunggu momen yang tepat untuk membongkar semuanya. Tapi... sekarang kau sudah tahu. Jadi, aku tidak perlu repot-repot mengatakannya." Xiaojun menepuk pundak Nana lagi, lalu berjalan menuju pintu rooftop untuk kembali ke dalam Kelas.

TURN BACK TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang