Part 57

64 6 1
                                    

Setelah lumayan lama di makam, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, tak lupa ssaem memasukan mainan yang ia beli ke dalam kaca abu anaknya..
Rin sekarang merasa sangat lega karena sudah memberitahukan kepada rm tentang anak mereka..

*dimobil*

"Rin mulai sekarang kau bisa membagi keluh kesahmu kepadaku, ku mohon jangan pendam sendiri oke.." - rm ssaem

"Baiklah joon..aku akan menceritakan apapun kepadamu mulai sekarang.." - rin
Rm mengangguk dan tersenyum manis meninbulkan lesung pipitnya muncul, begitu juga rin membalas senyuman rm dengan sangat sumringah.

"Joon..eomma disaat nafas terakhirnya beliau tetap mencarimu.." - rin

"Haa? Oh iya eommamu meninggal bersamaan dengan pernikahan jimin ya?" - rm ssaem

"Iya..makannya kita tidak bertemu di pernikahan jimin" - rin

"Aku turut berduka ya rin, eommanim sangat baik kepadaku..bahkan jika aku salah kepadamu beliau selalu membelanya..eomma dimakamkan dimana? Mari kita kesana" - rm ssaem

"Aku membawa abu eomma dijepang, aku makamkan disebelah appa dan keluarganya, aku takut jika ditaruh di korea tidak ada yang merawat abu eomma, kalau dijepang banyak saudara disana, doakan saja joon" - rin

"Ah begitu..pastii, eommanim orang baik pasti dia sudah disurga sekarang" - rm ssaem

"Oh ya bisa antar aku pulang kerumah saja..aku ada sesuatu untukmu dari eomma yang harus ku sampaikan" - rin

"Baiklah" - rm ssaem langsung melajukan kendaraannya kerumah rin.

————
Saat y/n bersantai di depan tv dengan cemilannya, hp nya berbunyi, ia kira itu dari rm ssaem..setelah membuka pesan disana rupanya ia melihat ssaem yang sedang berpelukan dengan rin di rumah pemakaman, itu membuat hati y/n sangat sakit, dan saat ini y/n hanya terus menangis saja..ia benar benar sakit melihat itu semua.. lalu y/n tak mau ambil pusing, dia menganggap ada seseorang yang berusaha mengadu domba ia dengan ssaem, y/n tak mau gegabah dan mendengar dulu penjelasan dari ssaem, bahkan y/n langsung memblokir nomer tersebut.

Rm ssaem pun pulang tepat saat jam makan malam, ia memberikan y/n ice coklat karena tadi y/n minta dibelikan ice coklat, setelah mandi dan makan ssaem dan y/n bersantai di depan ruang tv.

"Ssaem..tadi bagaimana dimakam??" - y/n

"Ahh aku tak sanggup y/n, saat disana aku semakin merasa bersalah saja"- rm ssaem

"Ya sudah ssaem, kan ssaem juga tidak tahu..jadi berhentilah merasa bersalah kita doakan saja ssaem, dia perempuan atau laki-laki?" - y/n

"Ia y/n ku pastikan setiap malam sebelum tidur aku akan mendoakannya, dia perempuan tadi aku membawakan beberapa mainan" - rm ssaem

"Pasti dia cantik sepertin eommanya ya ssaem, rin memang wanita sempurna ssaem, aku sangat mengagguminya" - y/n

"Justru karena dia sempurna, seharusnya dia tak mengenal laki laki seperti ku" - rm ssaem

"Ssaem bolehkah ku bertanya??" - y/n

"Heem tentu saja sayang.." - rm ssaem sambil mengunyah cemilannya

"Tadi apa kalian beperlukan??" - tanya y/n yang membuat rm tersedak.

"Uhukkk....emm mianhee y/n, sungguh aku tak bermaksud apa apa, aku hanya menenangkan dia saja sungguh" - ssaem berbalik dan menegang tangan y/n

"Ahh syukurlah, aku senang ssaem jujur padaku, ia ssaem gwenchana aku tahu pasti ssaem hanya ingin menenangkan bujangnim" - y/n mencoba menahan tangisnya, baginya kejujuran ssaem sangat menyakitkan, tetapi jika ssaem berbohong y/n akan sangat kecewa.

"Kau percaya padaku kan sayang??kau tau dari mana??" - rm ssaem. Y/n mengangguk kan kepalanya, ia berkata bahwa ia hanya berfirasat saja..lalu mereka melanjutkan menonton tv dengan obrolan ringan, y/n hanya ingin suaminya jujur saja jadi jawab itu sudah cukup untuknya.

Pagi itu y/n kekeh berangkat kerja dan ssaem berniat mengantarnya tetapi di tolak mentah mentah oleh y/n, ia tak mau ssaem mengantar jemputnya karena niat sebenarnya bertemu rin untuk menghindar i praduga itu jadi y/n sekarang melarang ssaem menjemputnya..

Dikantor hongjo menyambut y/n dengan gembira bahkan hongjo memeluk y/n saking kangennya, pelukan yang diberikan hongjo ini hanya pelukan sebagai seorang kakak yang mengkhawatirkan adiknya saja.. tak lama rin pun datang dan menyambut y/n, keduanya sekarang menjadi agak canggung, yang biasanya bersikap sangat hangat sekarang seperti ada jarak diantara mereka, saat memberi tugaspun rin lebih sering menyuruh hongjo dan menghindari berkontak dengan y/n..

Saat sebelum pulang kantor rin mengajak y/n berbicara, tentu saja y/n menyetujuinya..y/n tak mau seperti anak anak yang baru saja berpacaran karena ia sudah dewasa jadi jika ada masalahpun harus dihadapi secara dewasa.
Mereka bicara ringan di cafe dekat kantor.

"Y/n..kau sudah tau semua kisahku dan joonie yaa, kau baca semua bukunya?" - rin memulai pembicaraan ke arah serius

"Nee bujangnim..sepertinya masalah anda dan ssaem sangat berat juga" - y/n

"Ahh tidak, hanya salah paham harusnya tetapi malah menjadi besar karena aku tidak berani bicara saat itu, dan yaa aku kehilangan semuanya" - rin

"Ya sudah bujangnim itu dijadikan pelajaran saja untuk kedepannya, aku yakin laki laki yang kelak menjadi suami bujangnim akan sangat beruntung mempunyai bujangnim" - y/n. Rin hanya menggelengkan kepalanya

"Kau benar itu ku jadikan pelajaran..aku yang sekarang akan berani lebih bicara agar tidak kehilangan lagi.." - rin

"Iya bujangnim...semangattt fightingg!!!" - y/n tersenyum dan menyemangati rin

"Y/n..emm karena kau sudah tau tentang kisahku jadi aku tak perlu menceritakannya lagi, kita sama sama wanita kan y/n, aku sangat hancur, benar benar hancur apalagi kemarin saat ke makam anakku bersama joonie, y/n maukah kau melepaskan namjoon untukku? Kau pernah mengatakan untuk membalas bantuanku saat kau diamerika bukan?? Maukah kau membalas dengan cara ini? Aku tidak bisa hidup dengan namjoon..alasan mengapa selama ini aku tidak menikah yaa aku masih menunggu namjoon" - rin. Y/n sangat kaget dengan perkataan rin..lalu pelan pelan y/n mulai menangis dan menunduk..rin pun juga melakukan yang sama.

Tak berselang lama y/n menghapus air matanya dan memegang tangan rin.
"Aku tau apa yang sudah bujangnim dan ssaem lalui, aku juga tau dibenci oleh orang tua ssaem..(menarik nafas dalam) aku akan melepaskan ssaem untuk bujangnim" - y/n mengatakannya dengan tersenyum tetapi di dalam hatinya rasanya sudah hancur lebur tak karuan.

Rin benar benar tak percaya dengan apa yang dikatakan y/n barusan
"Y/n..apa kau serius mengatakannya" - tanya rin

"Aku sungguh sungguh bujangnim, aku juga merasa ssaem masih sangat menyayangimu, jadi ya tentu saja kalian berhak berbahagia.." - y/n dengan senyum lebarnya. Rin langsung berdiri dan menghampiri y/n sambil memeluk y/n eratt dan terus berterima kasih kepada y/n

"Tapi bujangnim harus menunggu beberapa hari ya? Aku akan mengurus berkas perceraian, aku tak akan meminta sepeserpun dari ssaem.." - y/n

My seonsaengnimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang