"Kebencian akan terus tumbuh jika kita tidak bisa memaafkan. Semua orang berhak menerima kesempatan. Selebihnya, hanya hati kita yang lelah."
Mega Arabella
Selamat berimajinasi
Kevin sedikit terkejut dengan kedatangan Ervin yang tiba-tiba muncul di sampingnya.
"Eh sapi! Kaget gue" Kevin melompat sambil memegang dadanya karena terkejut.
"Hahaha. Diem. Ntar dia bangun" bisik Ervin menunjuk Mega yang masih terlelap.
Kevin mengangguk.
"Lo ke bawah dulu. Biar gue obatin lukanya" titah Ervin yang langsung diiyakan oleh Kevin.
Pria itu segera mengobati luka Mega dan turun menemui Kevin.
"Udah baikan?" Tanya Ervin sembari mengecek layar ponselnya.
"Udah. Tapi gue belum yakin kalo Mega maafin gue sepenuhnya" Lirih Kevin menyandarkan badannya di kursi.
"Jangan terlalu dipikirin. Dia emang gitu orangnya. Pasti dia maafin lo, cuma butuh waktu aja" Balas Ervin menepuk pelan pundak Kevin.
"Gue harap itu benar. Eh btw lo berangkat ke Amrik lagi kapan" tanya Kevin mengalihkan pembicaraan.
"Gue nggak tau. Gue masih khawatir ama Mega yang masih ikutan geng motor. Gue mau larang juga nggak mungkin bisa" Jawab Ervin dengan sedikit perasaan bersalah tersirat di wajahnya. Dengan kepergiannya, dia mungkin telah gagal menjadi kakak yang baik. Jika saja dia ada di sisi gadis kecil itu waktu di hancur, pasti semuanya tidak akan berakhir separah ini
"Lo nggak usah khawatir. Gue akan jagain dia. Tapi mungkin gue nggak akan bisa buat dia keluar dari geng itu" Gigih Kevin meyakinkan Ervin. Pria itu tahu tentang kekhawatiran sahabatnya itu. Tapi mau bagaimana lagi dia sendiri tidak terlalu mengerti dengan kehidupan Mega
Melihat kesungguhan Kevin, Ervin mengangguk dan menaruh kepercayaan kepadanya"Oke. Gue percaya sama lo. Tapi jangan pernah buat dia kecewa. Gue nggak mau adek kecil gue hancur lagi kayak dulu" Ucap Ervin menunjuk Kevin.
Sedangkan Kevin tidak paham apa yang dikatakan Ervin. Kenapa Mega hancur dan apa penyebabnya?. Mungkin, waktu yang akan menjawabnya.
"Gue cabut dulu ya. Dari tadi belum pulang" pamit Kevin kepada Ervin.
"Sono. Pantesan dari tadi bau. Ternyata lo" canda Ervin menutup hidungnya dan mengusir Kevin.
"Gue mah wangi" Kesal Kevin dan berlalu meninggalkan Ervin.
▪▪▪
6:00 PM
Mega terbangun dan meregangkan badannya. Tidurnya sangat nyenyak kali ini. Tidak ada mimpi buruk apapun.
Dengan langkah gontai, dia melirik jam di atas nakasnya dan pergi menuju kamar mandi. Badannya sangat lengket dan juga dia masih mengenakan pakaian sekolahnya.
Setelah selesai. Mega mengambil ponselnya dengan badan yang masih terlilit handuk.
Aksa_ra
Hai sapi. Makan yuk. Lo yang traktir.
Di cafe biasa jam delapan oke
Mega.sky
Hm.
Mega menutup ponselnya dan mengganti pakaiannya. Dia menggunakan setelan yang biasa dia kenakan. Dirinya tidak peduli jika orang memanggilnya cowok atau apapun itu. Gadis itu memakai apapun yang membuatnya nyaman. Tak ada gunanya juga terlalu menuruti omongan orang. Lagipula, dia hidup juga untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919