"Duniaku hancur. Langit ku terbelah. Netraku menggelap. Lalu kamu datang. Bencana"
Mega ArabellaSelamat berimajinasi
Suara dentuman musik terdengar hingga ke seluruh penjuru rumah besar itu. Gadis dengan setelan bak orang gila itu bertengger di atas kasur king sizenya sambil berteriak menirukan alunan musik yang dia setel.
"Lalala yeyeye wooo" suara keras Mega menggelegar ke seluruh penjuru kamarnya. Dia menyanyikan lagu yang menjadi soundtrack anime favoritnya-boruto.
Tak lama, seseorang menggedor pintunya dengan sangat keras. Awalnya dia tidak peduli dan setelahnya,
Mega tersadar dan segera membuka pintu dan menampakkan wajah yang sangat membuatnya kesal beberapa hari ini.
"Ngapain lo" ketus Mega yang masih memegang boneka monyetnya.
"Lo udah gila?" Tanya Kevin yang masih bergidik ngeri melihat kelakuan Mega.
"Mirip Lo tau ini. Mau apa Lo kesini? Nggak ada kerjaan banget" jawab Mega menyodorkan bonekanya ke wajah Kevin.
"Apaan sih lo" elak Kevin menepiskan boneka Mega dan langsung masuk ke kamar Mega mematikan musiknya.
Gadis itu lalu mengejar Kevin "Jangan dimatiin bego" teriak Mega kembali menyalakan musiknya.
"Udah ya. Sekarang kita jalan oke" Kevin mematikan musik itu lagi.
"Gue nggak mau wlek" ledek Mega menjulurkan lidahnya.
"Gue nggak nerima penolakan" singkat Kevin menatap Mega dengan tajam
"Kok lo jadi pemaksa gini sih Vin" Mega berucap yang tak dihiraukan Kevin.
"Udah cepetan ganti baju. Gue tunggu di bawah" Kevin tidak peduli jika wanita itu tidak mau, sedangkan Mega merutuki dirinya sendiri karena sudah membukakan pintu.
Mega bergegas dan segera menuruni tangga. Dia hanya memakai setelan biasa yang dia kenakan.
Sementara itu, Kevin dan Ervin mematung melihat Mega.
"Dek. Lo kok pake ginian. Kasian tuh Kevinnya jalan sama cowok" Ledek Ervin yang mendapat delikan tajam dari Mega.
"Sekate-kate. Lagian, Akunya juga nggak peduli"
"Cepetan. Ntar kemaleman" sambung Mega menarik tangan Kevin.
Mereka segera menuju mobil Kevin. Sampai di perjalanan, mereka hanya ditemani dengan suara musik.
"Emang kita mau kemana sih Vin" tanya Mega membuka percakapan.
"Udah. Nanti juga Lo tau" jawab Kevin yang masih fokus menyetir.
"Dasar mamang Kepin. Sok misterius lo" Mega memilih untuk menatap lurus ke depan dan menikmati perjalanannya
▪▪▪
Mereka sampai di sebuah tempat yang ternyata itu adalah gedung lama ayahnya Kevin.
"Lo jangan ngaco deh Vin. Kita nggak mungkin kan latian malem-malem gini. Serem tau. Atau jangan-jangan, lo mau ngelakuin kegiatan paranormal ya?" Mega bergidik ngeri melihat pemandangan gelap di depannya. Jika dia harus mengajari Kevin bela diri malam ini, sudah pasti dia akan memilih untuk memukul pria itu dan meninggalkannya begitu saja. Baiklah, itu opsi yang sangat konyol

KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919