Selamat berimajinasi
"hallo pa. Mega tidak dapat ditemukan" Ervin sangat cemas dengan keberadaan Mega yang tiba-tiba menghilang seperti ini. Dia mengerahkan semua pengawal ayahnya untuk mencari adik kecilnya itu.
Sementara itu di lain tempat
"Kalian ini saya bayar untuk mengawasi anak saya. Bagaimana kalian bisa kehilangan dia" Davin berbicara dengan nada tinggi. Dia marah sekarang. Ketika semuanya hampir membaik, timbul masalah lain lagi.
"Maaf tuan. Malam itu kami kira nona Mega tidak keluar karena dia terus tertidur" ucap pria bertubuh bongsor itu dengan sedikit ketakutan.
Dia takut jika tuannya akan memecatnya.
"Cepat. Cari dia. Saya tidak mau ada yang terjadi kepadanya lagi" titah Davin. Pria itu mengangguk dan pergi mencari Mega.
Davin setengah kalut. Apa yang harus dia lakukan?. Dunia ini tidak tertebak. Beberapa lama saat dia melamun, sebuah panggilan masuk dan membuyarkan lamunannya.
"Hallo?. Ada apa Rans?"
"Setelah Mega, Kevin juga sekarang menghilang entah kemana. Saya sudah mengerahkan anak buah saya untuk mencari mereka berdua"
"Baiklah. Kabari aku jika kau menemukan keberadaan mereka"
Panggilan berakhir. Davin nampak berpikir. Apa lagi ini?. Setelah Mega, sekarang Kevin juga menghilang.
"Pa?. Mega kemana pa?" Nita sudah sangat cemas mengenai Mega yang menghilang seperti ini. Dia sudah termenung sejak dari tadi di kursi merah itu.
Memandangi istrinya dengan cemas, Davin mengusap puncak kepala Nita dan menenangkannya.
"Tenanglah. Mereka akan segera menemukannya" Davin mencoba untuk bersikap tenang agar istrinya itu tidak tambah panik. Tapi sama saja. Seorang ibu akan sangat cemas jika salah satu dari anaknya itu hilang. Ditambah lagi dengan Mega yang seorang perempuan.
▪▪▪
"Penghianat kau!" Mega memekik dengan sangat lantang. Dirinya sudah sangat terkejut dengan sosok di depannya saat ini.
Pria itu bersuara.
"Dengar Meg. Di dunia ini, tidak ada teman sejati, dan tidak ada lawan sejati. Semuanya pasti berubah seiring berjalannya waktu. Kau bisa lihat itu sekarang?" Pria itu berucap yang membuat hati Mega semakin teriris. Kata itu memang benar. Kakeknya benar mengenai itu.Kenapa?. Tuhan tidak pernah mempertemukannya dengan orang yang tulus.
Mega merasakan sesak di dadanya. Atmosfernya menipis. Dia tidak tahu dengan rencana kedua orang ini
"Lo nggak bercanda kan? Lo nggak mungkin lakuin ini. Apa alasannya?" Mega kalut sekarang. Hidupnya begitu rumit.
"Alasannya singkat saja nona Mega. Kami mencintaimu. Tapi, kau malah mengacuhkan kami" ucap pria yang lainnya lagi. Apa?. Cinta?. Tidak. Ini bukan
"Nggak! Cinta nggak nyakitin. Kalian cuma terobsesi. Memang apa yang kalian banggakan dari gadis bermasalah sepertiku hah?!!!" Mega sudah sangat marah sekarang. Apa ini yang dinamakan dengan cinta?.
"Kau hanya tidak mengetahuinya. Sekarang lebih baik jika aku lenyapkan saja. Dengan cara itu, tidak ada yang tersakiti sekarang"
"Bayu!!!!! Aku tekankan lagi! Jangan pernah macam-macam denganku lagi atau kau..."
"Atau apa? Pelindungmu sudah berpihak padaku sekarang. Dan yang tersisa hanya bocah tengil yang tak bisa berbuat apa-apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919