"Rindu itu sesat"
Mega Arabella
Selamat berimajinasi
Mega mengernyitkan dahi. Memangnya, Siapa yang mengirimnya pesan tidak jelas itu. Dengan cepat dia langsung menuju ke rooftop. Di dalam hatinya, Mega masih bertanya-tanya. Siapa yang menyuruhnya untuk pergi ke rooftop. Apa itu Kevin? Tidak mungkin. Orang gila itu pasti sudah ditelan bumi.
Tak lama, Mega membuka pintu menuju ke rooftop. Dan dia terkejut ketika melihat sesosok pria bertubuh kekar dengan setelan jas hitam, juga celana senada seperti layaknya orang kantoran. Tunggu. Jika seperti ini tidak mungkin itu Kevin. Tapi siapa. Mega tidak peduli.
Sementara itu, pria yang sedari tadi berdiri membelakangi Mega yang sadar jika ada yang membuka pintu pun berbalik.
"Surprise" suara berat itu membuat Mega berdiri mematung.
"Kak erv?" Ucap Mega memastikan.
Ternyata benar, itu adalah Ervin Julian Skylar. Kakak Mega. Memang kehadirannya sangat mengejutkan Mega karena orang itu sudah lama sekali menetap di Amerika dan jarang sekali pulang ke Indonesia.
Dengan berlarian Mega memeluk orang yang sangat dia rindukan itu.
"Sejak kapan pulang? Kok mendadak gini?" Sungut Mega melepaskan pelukannya.
Dirinya kesal. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya juga merindukan kakaknya ini. Rasanya seperti menemukan sebuah hadiah
"Gimana mau ngabarin. Orang gue juga nggak punya nomor lo. Ini juga tadi minta ke papi." Terang Ervin yang dihadiahi tatapan tajam dari Mega.
Gadis itu memutar bola matanya malas "Mulai deh. Siapa suruh nggak pernah ngabarin gue. Dikira patung kali" ucap Mega ketus dan Ervin kembali memeluk Mega.
"Terus kesini mau ngapain? Kenapa nggak ngasih surprisenya di rumah aja. Kan sekalian ngerumpi gitu" Cerocos Mega mencubit lengan Ervin.
"Aduh...ini adek makin gila aja. Tadinya mah gitu. Tapi disuruh papi ikut ke sekolah. Katanya ada rapat. Jadi, sekalian aja kasih surprise" Jelas Ervin yang membuat Mega mengerti.
"Rapat. Jadi itu yang bikin sekolah rusuh?" ucap perempuan itu pelan. Dia baru menyadari ternyata itu penyebab sekolah menjadi rusuh.
"That's right. Udah yuk. Kakak laper.Kita pergi ke kantin aja" ajak Ervin yang langsung diiyakan oleh Mega. Gadis itu jarang menolak ajakan dari kakaknya. Mereka sudah seperti langit dan bumi saja
Ervin merangkul Mega berjalan menyusuri koridor menuju kantin. Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan tatapan memuja. Tapi tidak untuk Mega. Mereka semua terlihat tidak suka kepadanya. Namun, Mega tidak peduli akan hal itu. Selama mereka tidak menggangu, biarkan saja
Sesampainya di kantin, kedua kakak beradik itu memesan makanan dan membicarakan hal yang tidak penting. Banyak pasang mata yang melihat kejadian itu keheranan. Pasalnya, jika dilihat mereka lebih seperti sepasang kekasih
~~~^-^~~~
Jam belajar sekolah sudah selesai sejak lima menit yang lalu. Dengan cepat Mega menuju mobilnya dan langsung menuju rumahnya karena pasti kakaknya itu sudah menunggunya.
***
Ervin yang memakai baju santai dan tengah duduk di sofa ruang TV rumah mewah bergaya modern dengan cat putih mendominasi itu, hanya melihat adiknya yang berlarian menuju kamarnya. Aneh, mengapa anak itu tidak langsung duduk bersamanya?. Mungkin saja dia akan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Masuk akal juga
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
عاطفية"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919