"Tak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Selebihnya, itu hanya angin lalu"
Kevin Agrata
Selamat berimajinasi
"Ternyata bego juga lo" bias suara berat itu mengejutkan Mega.
Mega segera mengusap air matanya dan mencoba untuk melihat sosok yang ada di kegelapan. Gadis itu sedikit menyipitkan matanya, barangkali dia dapat melihat sosok itu
Dan dia akhirnya, bisa melihat sosok itu dan tersenyum sinis "Pecundang" ketus Mega yang sudah melihat jelas siapa yang ada di kegelapan itu.
"Ya, itu menurutmu. Aku tidak mempermasalahkannya" ucap pria yang berdiri menatap Mega itu.
Mega tak habis pikir dengan pria yang satu ini. Mengapa dia hobi sekali mengganggunya
"Apa kau takut karena sekarang kau sendiri, tuan Nicko" ucap Mega disertai kekehan nya.
Nicko tersenyum "Tentu saja tidak. Bahkan aku sangat ingin menghabisimu sekarang jika aku mau" Jawab Nicko enteng. Pria itu kurang kerjaan sekali sampai dia harus menemui Mega di jembatan sepi ini
"Lalu kenapa kau berbicara seolah kau ingin berdamai. Jangan begitu, aku tidak suka permusuhan sebenarnya" Ucap Mega datar.
"Jauhi Kevin" kata Nicko singkat, namun membuat Mega sangat terkejut. Mengapa pria itu tiba-tiba mengatakan hal itu
"Lantas? Apa kau bermasalah sehingga tidak mampu menghadapiku lagi?" ketus Mega yang hanya dibalas kekehan oleh Nicko.
"Dia musuh mu. Ketua geng panther yang nggak pernah lo tau" sarkas Nicko dengan nada bicara seolah dia telah memenangkan peperangan.
Nicko pergi meninggalkan Mega begitu saja. Sedangkan Mega, dia tak tau harus percaya dengan omongan Nicko atau tidak. Dalam benaknya, hanya rasa takut dan penasaran yang menghujaninya saat ini.
Dengan cepat Mega segera menancap gasnya kembali ke base nya lagi. Disana mungkin dia akan menemui jawaban.
"Kok lo balik lagi Meg" Tanya Aksa yang kebingungan.
"Gue butuh ngomong sekarang" jawab Mega datar dan Aksa mengikuti Mega keluar dari base nya.
"Yaelah nyet. Mau tanya apa? Serius amat" ucap Aksa dan Mega mengembuskan napas kasar.
"Lo tau ketua asli geng panther selain Nicko" Tanya Mega dingin.
Aksa mengedikkan bahunya, namun tersadar akan satu hal "Nggak paham juga sih. Tapi kayaknya Nata pernah liat deh" Jawab Aksa melambaikan tangan ke arah Nata.
Anak itu langsung menuju ke arahnya "Eh Bu ketua kok balik lagi. Ada apa" ucap Nata cengengesan.
"Lo tau ketua asli geng panther selain Nicko?" Tanya Mega dan Nata mengangguk.
"Iya. Tapi nggak tau namanya. Cuma pernah liat doang. Tapi kayaknya dia nggak pernah ikut nyerang" jelas Nata.
Wanita itu mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah foto
"Orangnya ini?" Ucap Mega menyodorkan ponselnya yang tertera foto Kevin.
"Nah iya. Ini beneran orangnya" Ucap Nata yakin.
Kini jelas sudah. Jika itu terbukti adalah Kevin maka, selama ini dia menyembunyikan hal itu darinya. Air mata Mega tak bisa dibendung lagi. Bagaimana bisa Kevin membohonginya seperti ini.
"Makasih ya ta. Gue cabut dulu sa" ucap Mega yang langsung meninggalkan mereka tanpa penjelasan.
Sedangkan Aksa, pria itu masih berdiri mematung. Kenapa Mega menangis dan ada apa sebenarnya. Dia harus menunggu Mega sendiri yang menjelaskannya. Dia takut itu akan tambah memperburuk kondisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919