"Kita tidak akan pernah bisa mengutuk kejahatan. Pasti akan ada alasan tersendiri tentang bagaimana kejahatan itu terus tumbuh"
Mega Arabella
Selamat berimajinasi
"Hai kakak" Mega terkapar lemah di atas bangsal rumah sakit. Sudah satu hari lalu Mega dirawat di sini.
"Dasar kau. Kakak sangat khawatir melihat keadaanmu kemarin" Ervin mengacak gemas rambut adiknya itu.
"Gini ya kakak. Seorang penjahat itu harus pake baju Anti peluru setiap saat. Kalau perlu pakai baju besi sekalian hehe" Mega terkekeh sambil menggigit apel merah yang ada di atas meja.
"Emang kamu penjahat?" Selidik Ervin.
Mega memegang dagunya. Dia tampak berpikir.
"Nggak juga sih. Tapi kan buat jaga-jaga"
Memang. Anak yang satu ini. Waktu itu Mega yang menangkal peluru itu karena dia memakai baju Anti peluru. Mega sudah tahu jika ada sesuatu yang janggal di malam itu. Dan rupanya, firasatnya itu selalu benar
Sebelum kejadian di mulai
Mega duduk di tepian tempat tidurnya. Dia merasa ada yang janggal dan mungkin akan ada hal yang terjadi padanya.
Dia memutar otaknya dan berpikir jika suatu saat akan terjadi sesuatu, maka itu harus dipersiapkan dari sekarang.
Beranjak dari tempat tidur kecil itu, Mega menarik lemari yang ada di sana. Di bawah keramik itu Mega menggali sendiri untuk meletakkan sebuah kotak berwarna silver yang terkunci rapat.
Itu mungkin alasan mengapa dia tidak pernah membiarkan orang lain masuk ke sana
Mega menghela napas panjang dan meniup kotak yang tertutup oleh debu itu dan membukanya.
Di sana terdapat dua baju Anti peluru, dua pistol, dan yang menjadi favoritnya adalah sebuah AK-47 bersarung merah itu.
Dan itu sama sekali tidak ilegal. Ada surat ijinnya. Mega mendapatkannya dari kakeknya dulu yang merupakan mantan anggota mafia di Amerika semasa mudanya. Itu terdengar mustahil mungkin. Tapi kakeknya itu sudah tiada dan sebelum kepergiannya, Mega diberi senjata yang suatu hari mungkin akan dibutuhkannya.
▪▪▪
"Mega. Ada hadiah untukmu. Pergilah ke kamar kakek" senyuman gadis itu mengembang. Dia sangat suka diberi hadiah dari kakeknya. Karena itu adalah sebuah kejutan.
Gadis kecil itu berlarian menyusul kakeknya. Sedangkan anggota keluarga yang lain masih asyik dengan dunianya masing-masing dan tidak mempedulikan Mega. Toh itu hal yang biasa
"Kakek mau kasih Mega apa?" Kakeknya yang belum terlalu tua itu tersenyum dan duduk di sebuah sofa berwarna abu-abu
"Kemarilah"
Mega mengikuti kakeknya dan duduk di sofa itu.
"Dengar Mega. Hadiah ini kakek berikan untukmu. Tapi jaga baik-baik benda ini. Jangan sampai orang lain tau termasuk keluargamu"
Kenapa kakeknya itu terdengar sangat serius?. Dia melanjutkan kata-katanya
"Di dunia ini, tidak ada teman sejati, dan tidak ada lawan sejati. Jadi, meskipun itu orang terdekatmu, dia bisa jadi pembunuh terhebat yang kau temui. Bahkan jika itu saudaramu sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919