Apapun kamu. Kali ini aku membencimu.
Mega Arabella
Selamat berimajinasiDisini Mega sekarang. Di lautan amarah yang diarungi oleh deburan ombak kebencian. Menyeret kembali masa lalu yang telah lama usai. Sakit. Sesakit air yang mengikis karang. Lalu menjadikannya tiada. Hilang perlahan-lahan. Tanpa disadari, dirinya telah hanyut oleh sosok di depannya kini.
"Aku tak tau lagi harus berbuat apa agar kau memaafkanku" Bayu bersuara. Menatap gadis yang saat ini entah mendengarkannya atau tidak.
"Tidak ada apapun yang harus kau lakukan. Menghilang dari hadapanku. Itu saja" timpal Mega. Nadanya terdengar sarkas.
Bayu mengembuskan napas panjang. Pasalnya, gadis itu tidak ingin menghadapnya sekarang.
"Apa sopan jika berbicara tanpa melihat orangnya?" Bayu bertanya. Mendekatkan dirinya ke arah Mega.
"Apa pantas bajingan gila sepertimu harus aku hormati? TIDAK!" Decak Mega masih menatap kosong jendela di depannya ini.
"Please believe me. Aku bukan bajingan yang kau temui terakhir kali itu"
Mega sudah muak sekarang. Laki-laki di sampingnya ini benar-benar tidak berubah. Selalu memaksakan pendapat.
"Sulit jika aku harus memaafkanmu. Sedangkan, untuk melihat wajahmu saja rasanya lima tahun itu tidak bisa ku lupakan haha" Mega tertawa, entah itu menertawai apa tapi yang jelas sekarang dia merutuki kebodohannya dulu.
Beberapa tahun silam
"Aku salah lihat kan?" Wajah gadis itu berubah masam. Dia menjatuhkan Odeng di tangan kanannya ketika ia melihat kedua sejoli yang tengah bermesraan di sebuah kursi itu.
"B...Bayu kamu nggak selingkuh kan?" Gadis itu mendekat ke arah kursi mereka.
"Siapa dia?" Tanya gadis itu di sebelah Bayu. Nadanya terdengar meremehkan.
Bayu tersenyum sinis. Melihat gadis di depannya ini seperti tidak berdaya.
"Pergi dari sini. Gue lagi nggak pengin ketemu Lo. Ganggu"
Bagai dihujam seribu pisau sekaligus, Mega sangat terkejut mendengar kata yang baru saja dilontarkan oleh Bayu.
Sontak air matanya jatuh tanpa diperintah. Mega menahan isakannya dan coba bertanya dengan prianya itu.
"Bay, Lo nggak mungkin khianatin gue kan?" Parau Mega. Dia masih menahan emosi yang ingin meledak juga air matanya yang harus turun di depan pria ini.
Mega mendekat dan memegang tangan Bayu sambil mengguncangkannya.
"Bay, jelasin. Ini bukan kamu kan?"
"Lepasin!" Bayu menghempaskan tubuh Mega sampai gadis itu tersungkur di lantai.
"Sayang. Kamu nggak boleh gitu. Dia kan cewek kasian" Perempuan di sebelahnya Bayu itu bersuara yang anehnya terdengar sebagai ejekan untuk Mega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919