Ravens [End]

14:One Day

"Bahagia? This is a bullshit!"
Mega Arabella

Selamat berimajinasi

   Tidak ada apapun yang berjalan dengan mulus di dunia ini. Semuanya ada resiko dan tantangannya masing-masing. Bahkan, sekalipun orang itu tidak peduli dengan hal apapun. Dia pasti akan menerima konsekuensinya tersendiri.

Kilauan bintang bercecaran indah di langit kelam saat ini. Para khalayak kembali menemui ilusi mereka masing-masing. Sesosok gadis berwajah masam kembali terbangun dari mimpi indahnya. Gadis itu adalah Mega. Dengan setelan kaus oblong putih dan celana pendek, dia menuju balkon kamarnya untuk sedikit mencari angin dan menenangkan pikirannya

Hari kelulusan sudah hampir tiba. Namun dia tidak bisa memikirkan apa yang akan dia jalani selanjutnya. Siapa peduli. Itu tidak penting sekarang.

Dengan langkah gontai, mega mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan mendengarkan musik.

Belum lama dia memejamkan mata, sebuah notifikasi masuk.

Kevin.ley

Sapi 🐄

Lo dimana?

Udah tidur ya

Mega.sky

Berisik!

Mega menutup ponselnya. Namun sebuah panggilan masuk.

"Hai sapi!" Suara berat itu membuat Mega tersenyum.

"Hmm"

"Belum tidur?"

"Udah bangun"

"Kesambet apaan lo jam segini bangun. Biasanya juga siang"

"Biarin"

"Ya udah. Tidur lagi ya"

"Hmm"

"Good night ice queen"

"To"

Mega segera menutup panggilannya secara sepihak. Atas dasar apa Kevin menelponnya tengah malam seperti ini. Tak lama, pandangan Mega kembali menggelap. Suasana sekarang menjadi lebih tenang.

▪▪▪

"Es batu" sapa pria dengan suara berat itu kepada gadis yang tengah sibuk mendengarkan musik dari ponselnya.

"Woy budeg lo!"

"Hah? Apa? Gue nggak denger" teriak gadis itu yang tak lain adalah Mega.

Saat ini suasana sangat sepi. Mungkin karena hari ini adalah hari bebas. Kelulusan hampir tiba dan ya. Banyak berandalan berkeliaran.

Pria itu mengembuskan napas kasar, "Ya elah. Gini kalo punya pacar sinting" Kevin melepas earphone Mega.

"Ngapain lo" ketus Mega dingin.