Selamat berimajinasi
Kedua pihak keluarga telah berkumpul sejak sejam lalu. Mereka akan merencanakan sesuatu yang Mega sendiri tidak tahu itu.
"Jadi Mega. Apa kau sudah setuju dengan perjodohan ini?" Davin, selaku kepala keluarga mengawali pembicaraan mereka.
"Jika itu memang kenyataannya, ya. Mega terima. Tapi pa..."
Semuanya nampak berpikir. Kenapa Mega menggantung kalimatnya?.
"Kenapa Mega?" Nita mengusap pelan puncak kepala Mega.
"Apa tidak kasihan dengan kak erv?"
Mendengar pernyataan dari Mega, sontak seluruh keluarga tertawa. Ada-ada saja ini Mega.
"Tenanglah. Kakak tidak mau terburu-buru. Lagian siapa yang tidak mau dengan cowok sekeren kakakmu ini" Ervin mencoba membela diri. Ini sudah menjadi pertaruhan nama baik.
"Baiklah. Kita akan merencanakan pertunangannya dan akan dilaksanakan seminggu lagi"
"Baiklah Davin. Kita sepakat sekarang"
Rans dan Davin berjabat tangan dan mereka berpamitan pulang. Kevin merasa sangat bahagia sekarang. Akhirnya dia menemukan cintanya lagi.
▪▪▪
"Mang Kepin. Mega laper" Mega merengek seperti anak kecil.Itu aneh menurutnya karena, selama ini Antartika juga kalah dengannya bukan?
Kevin tidak menyangka dengan anak satu ini. Lapar?. Seingatnya, mereka baru makan spaghetti beberapa saat lalu
"Kamu yakin? Ntar gemuk gimana?"
Mega menatapnya tajam. Satu peringatan. Jangan pernah bicarakan perihal berat badan seorang perempaun. Ya. Kau akan melihat singa marah pada saat itu juga
"Oh. Jadi kamu nggak mau kalo aku gemuk? Ya udah aku pulang"
Mega meninggalkan Kevin sendiri di sana. Mereka sudah bermain time zone sejak tiga jam lalu dan sudah makan. Jangan salahkan Mega yang tidak mau berhenti. Dia rindu bermain di sana sampai tidak kenal lelah.
Sadar akan kepergian Mega, Kevin menyusulnya dengan berlarian yang akhirnya malah membuatnya terpeleset.
Gubrak
Mega menoleh ke sumber suara. Dia mendapati Kevin yang sudah terduduk di lantai.
"Hahaha lucu sekali kau tuan Wesley"
Kevin mendengus kesal melihat Mega. Bukannya menolongnya, dia malah tertawa sangat nyaring yang menyita perhatian di sana. Mega gila
"Sini. Kubantu. Ini balasan karena sudah mengataiku"
Mega membantu Kevin berdiri. Namun sebelum Kevin benar-benar berdiri, Mega segera melepaskan tangannya yang membuat dia kembali terjatuh. Astaga Mega, kau ini kenapa
"Hahaha. Dasar payah. Bangun. Aku tidak mau jika terus tertawa seperti ini"
"Kau memang sengaja melakukannya hm?" Kevin tersenyum sinis. Sepertinya ada hal yang akan direncanakan olehnya.
Dengan susah payah Kevin berdiri dan menatap Mega intens. Mega yang gelagapan itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lima detik selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravens [End]
Romance"Kehidupan adalah sebuah tantangan, yang berujung pada sebuah penyesalan" ~Mega Arabella :290919