duapuluhtiga

13.2K 1.5K 97
                                    

🌚🌚🌚

Warn! gaje, maafkan.
...

Jaehyun berlari-larian bagai orang kesetanan di dalam rumah sakit tersebut, setelah ia di telepon oleh Mark dan tau istrinya celaka, Jaehyun panik bukan main. Ia segera pergi ke rumah sakit dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Dan sekarang, ia tengah berlari secepat mungkin ke ruang ugd.

"Kenapa bisa?! Siapa?!" Jaehyun mengguncangkan badan Mark

Sedangkan Mark berusaha tetap sabar sambil perlahan melepaskan diri dari guncang papa nya, selain itu Jeno ikut menenangkan papa nya, sedangkan Rena dan Nana hanya bisa menangis dalam diam.

"Pa sabar... Jangan pikirin yang aneh-aneh dulu, sekarang pikirin mama Achan aja dulu,," ujar Jeno dengan suara serak karena sedari tadi menahan tangisnya.

Jaehyun terdiam, dirinya masih terkejut dengan apa yang terjadi pada istrinya itu. Tak lama, seorang Dokter keluar dari ruang UGD dan menghampiri Jaehyun.

"Istri bapak Jaehyun kan?" Tanya sang dokter

"Gimana keadaan istri saya? Sehat kan? Gapapa kan?" Tanya Jaehyun meskipun ia tahu bahwa istrinya tidaklah sehat.

"Kondisi istri bapak kritis, perut tertusuk cukup lebar, dan sepertinya ia tak sengaja meminum racun dan obat penghambat kehamilan..." Sang dokter menghela nafas

"Kami terpaksa harus melakukan operasi sesar untuk menyelamatkan kedua bayi itu, meskipun kesempatan kedua anak anda hidup kecil, selain itu istri anda memerlukan banyak darah, stok darah dirumah sakit kami hanya tersisa 1 kantong untung golongan darah istri bapak, jadi kami meminta bapak mencari pendonor." Ujar sang Dokter

"Lakukan yang terbaik." Ujar Jaehyun dengan suara bergetar.

Sang dokter pun pergi, dan Jaehyun langsung mendudukkan dirinya di lantai, mengacak rambutnya frustasi dan mengumpat pada dirinya sendiri.

"Golongan darah Nana AB, sama kayak Achan, Nana aja." Ujar Nana

"Gak, kamu anemia Na." Seru Jeno

"Tapi-" ucapan Nana terpotong

"Na, kamu anemia, jangan macem-macem." Peringat Rena

Mark hanya melihat perdebatan itu sebentar, lalu kembali menghampiri sang papa. Mark meringis melihat kondisi Papa nya itu.

Rambut acak-acakan, jas dan dasi entah kemana, kemeja hitam nya itu terlihat kusut, dan jangan lupakan pandangan agak kosong.

"Pa?" Mark memanggil Jaehyun dengan sedikit rasa takut.

"Achan selamat kan Mark?" Tanya Jaehyun

Mark bungkam, papa nya pasti tengah terpukul, tapi jika begini terus, mereka tidak bisa mengetahui siapa pelakunya.

"Papa harus bangkit pa, kalo papa kayak gini kasian mama Achan pa! Mening sekarang papa minta bantuan FBI atau apapun buat nanganin kasus. Kalo papa mau fokus sama mama, ntar kasus itu dilempar ke aku sama Jeno aja." Ujar Mark

Jaehyun tertegun, benar, harusnya ia kuat. Jaehyun segera mengeluarkan kartu nama Kris dari saku celananya dan memberikan kepada Mark.

"Hubungi nomor itu, papa mau tanda tangan surat operasi mama, dan ngehubungin keluarga Achana, sama bunda kamu." Ujar Jaehyun

.
.
.

"Pak Tera?! Pak Bian?!" Nana memekik saat melihat Tera dan Bian menghampiri mereka yang berada di depan ruang UGD.

"Oh, hai Nana." Sapa Bian

"Siapa?" Tanya Rena

"Dosen pembimbing gua sama Dosen matkul gua..." Ujar Nana pelan

Mama Muda [JaeHyuck] -SELESAI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang