1. Sekolah

28.3K 1K 25
                                    

Author pov

"Alice, lihatlah aku membawa apa untukmu, pasti kau sangat suka sekali." ucap seorang gadis berambut pirang kepada Alice.

Alice hanya menaikan satu alisnya ketika melihat kotak bekal makanan di hadapannya.

"Apa ini?" tanya Alice.

Gadis berambut pirang itu membuka kotak bekal makanan itu menunjukan satu porsi nasi goreng dengan ayam goreng di atasnya, mata Alice terbelalak, makanan itu sungguh mengundang perutnya hingga lapar.

"Astaga Chaeng, kau membuatnya untukku?" tanya Alice kepada gadis itu, yah dia adalah Rose atau kerap di panggil dengan sebutan Chaeng.

Rose mengagguk mantap, lalu ia mengambil sendok dan menyodorkan satu sendok nasi goreng pada Alice.

"Aaa," ucap Rose seperti memberi makan seorang bayi, Alice membuka mulutnya lebar lebar lalu melahap makanan itu hingga habis.

"Ehm ini samngat emnak change," ucap Alice penuh nasi goreng di mulutnya.
Rose tertawa melihat Alice yang berbicara seperti anak kecil.

Setelah selesai menyuapi Alice, Rose menyimpan kota bekal makannya dan duduk di kursinya. Rose duduk di depan Alice bersama dengan Jiso, sedangkan Alice duduk di belakang seorang diri.
Ngomong ngomong tentang Jiso, hari ini Alice dan Chaeng belum melihat tanda tanda kehidupan dari Jiso, kemana anak itu?

"Chaeng Jiso kemana? Bukannya seharusnya dia sudah datang, lihat ini sudah jam berapa." ujar Alice melihat jam tangannya.

Chaeng bergedik tidak tau, setelah beberapa menit kemudian bel berbunyi dan setelah itu barulah sosok Jiso muncul dengan nafas terengah engah.

"Huftt, syukur masih sempat." ucap Jiso memegangi perutnya.

"Kau lama sekali, ada apa? Tumben." tanya Chaeng berdiri untuk memberi ruang pada Jiso supaya masuk ke kursinya.

Jiso menyempil lalu duduk di kursinya, ia belum menjawab pertanyaan Chaeng.

"Jiso yah," teriak Chaeng.

"Ah Chaeng, aku baru saja menjalankan tugas dari ibuku." jawab Jiso

"Memandikan anjing kesayangannya lagi?" tanya Alice.

Jiso menggeleng, "Ah tidak, nanti kalian tau sendiri." ucap Jiso.

Lisa hanya memanyunkan bibirnya, dia tau bahwa temannya ini selalu bersifat sok misterius.

Setelah sepuluh menit bel berbunyi akhirnya guru pengajar datang hal itu membuat satu isi kelas diam.

Guru pengajar itu datang tapi tidak sendirian, ada sosok seorang gadis mungil mengikutinya dari belakang.

Semua orang terpesona melihatnya.

"Wah dia cantik sekali."

"Dia seperti model majala saja."

"Aku jatuh cinta pandangan pertama dengannya."

"Wajahnya sangat mulus sekali, wah."

Begitulah kira kira keributan yang terjadi ketika gadis mungil itu masuk kedalam kelas mereka.

Alice yang duduk di belakang hanya melihatnya biasa saja, sedangkan Jiso, dia malah senyum senyum sendiri.
Alice yang melihat Jiso senyum senyum sendiri melemparnya dengan penghapus.

"Apa kau juga suka padanya?" tanya Alice heran.

"No. Tidak mungkin aku suka pada sepupuku sendiri." ucap Jiso mantap.
Mata Alice nyaris membulat mendengarnya, Alice melirik gadis mungil dan berpipi mandu itu.

"Baiklah semuanya, sebelum kita mulai pelajaran kita, ibu ingin memperkenalkan teman baru kalian." ucap ibu guru itu sambil melihat kearah gadis itu.

"Ayo silahkan."

Gadis itu tersenyum manis lalu ia memperkenalkan dirinya, "Annyeong haseyo, perkenalkan nama saya Kim Jennie, kalian bisa memanggil saya Jennie, saya pindahan dari sekolah Gokyuna, senang berkenalan dengan kalian." ucap gadis yang bernama Jennie itu dengan senyuman.

Semuanya kembali berisik tapi dengan cepat di lerai oleh guru pengajar itu.

"Baiklah, silahkan duduk di kursi yang kosong." ucap ibu guru itu, dia mencari kursi yang kosong, "Nah itu, di samping Alice." ucap ibu itu lagi.

Jennie mengangguk lalu menuju kearah Alice. Alice yang tengah duduk memberi ruang untuk Jennie.

Alice hanya diam dan tak ada bicara ketika Jennie sudah duduk di sebelahnya, bahkan Jiso yang sudah berisik di depan ia hiraukan.

"Jennie yah, ku kira kau tidak akan sekelas denganku. Tenang saja, kelas ini sangat seru sekali, kau tidak akan bosan nantinya." ucap Jiso berisik, Jennie menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum.

"Bisakah kau tidak berisik sekarang, nanti kalau ibu guru memarahimu aku juga yang kenak." ujar Rose tajam pada Jiso.
Jiso langsung membungkam mulutnya ketika melihat aura menyeramkan dari Rose. Suasana menjadi hening.

Pelajaran dimulai, Alice mengeluarkan buku paketnya dan membacanya. Jennie yang tak memiliki buku paket malah diam dan melihat kearah Alice yang tengah serius membaca bukunya.

Alice merasakan bahwa Jennie menatapnya sejak tadi, ia membalas tatapan Jennie, "Ah aku lupa, dia tidak punya buku paket." batin Alice.

Alice segera menggeser buku paketnya tepat di depan Jennie, hal itu membuat Jennie kaget.

"Bacalah, aku sudah pintar dan tak perlu membacanya lagi." ucap Alice santai lalu menyandarkan badannya ke kursi.

Perubahan nama sampai seterusnya, aku lelah wkwkwk

ICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang