11. Ultah (First Kiss)

7.8K 559 48
                                    

Jangan lupa vote:)

.
.
.

Lisa duduk berhadapan dengan dua orang yang mengganggu makannya tiba tiba.

Lisa meletakan kedua tangannya di atas meja, mendengar penjelasan dari seorang gadis yang kini tengah menunduk sedu.

Air matanya terus mengalir, rasa penyesalan terus menghantui hati gadis itu.

Setelah gadis itu menyelesaikan ceritanya, tangannya bergerak menghapus air matanya.

Lisa menarik nafas pelan, dia tak boleh egois, semua orang pernah berbuat salah. Lisa menarik sudut bibirnya.

"Angkatlah kepalamu, aku di depanmu bukan di bawah." ujar Lisa.

Kini gadis itu mengangkat kepalanya, menatap wajah Lisa yang menurutnya sangat dingin. Tapi perkiraannya salah, Lisa memiliki wajah yang sangat cantik dan tegas.

"Aku malu." lirihnya, air matanya terus mengalir.

Lisa sudah biasa mengatasi masalah seperti ini, jadi Lisa tidak terlihat kaget ketika mendengar cerita gadis di hadapannya ini.

"Apa kau berfikir kata malu saat melakukannya, Somi?" Lisa menaikan satu alisnya.

Somi semakin menunduk, dia bahkan tidak memikirkan harga dirinya saat itu.

"Ku katakan lihatlah aku, kau harus bertanggung jawab atas yang kau lakukan." Somi berusaha menegakan kepalanya.

"Jika kau menyesal maka jangan lakukan itu lagi. Aku tak bisa membantu secara fisik, tapi kau bisa menemuiku jika kau memerlukanku. Katakan pada hatimu, kau ingin berubah, hanya kau yang bisa merubah keadaanmu."
Kini Lisa berbicara serius.

Somi mengangguk pelan, menurutnya pemikiran tentang orang orang terhadap Lisa itu salah. Lisa adalah malaikat yang menampung banyak orang berdosa.

Somi tidak menyesal telah menceritakan kisah kejinya kepada Lisa. Bahkan kini hatinya terasa lega.

"Tenanglah, kau tak perlu menyesal. Banyak pria baik yang menunggumu di luar sana." kini Joy yang sejak tadi duduk di sebelah Somi menepuk bahu Somi.

Yah tadi Joy lah yang membawa Somi kehadapan Lisa karena Joy tau Somi membutuhkan Lisa.

Somi menceritakan semuanya yang ia alami ketika bersama V kemarin.
Somi menyesal sekali.

"Makasih, kalian benar benar sangat baik sekali. Aku berhutang budi pada kalian." ujar Somi.

"Hei, kami tak melakukan apapun padamu, santailah." Joy merangkul Somi.
Somi merasakan kehangatan, baru pertama kali dia memiliki teman seperti mereka berdua. Ada disaat dirinya jatuh ke titik paling rapuh.

Somi melihat ke arah Lisa.
Lisa mengangkat ngangkat alisnya untuk menghibur Somi.
Somi tertawa kecil.

"Aku bisa berteman dengan kalian?" tanya Somi ragu.
Joy melirik kearah Lisa.

"Semua orang bisa menjadi teman kami," jawab Lisa.

Somi tersenyum, setelah itu mereka mengobrol satu sama lain. Mereka menjadi teman akrab dalam hitungan menit.

Saat mereka sedang bercanda tawa, Joy mengeluarkan sebuah poster dari sakunya.

"Lisa, kau harus liat ini." ujar Joy menyodorkan poster itu pada Lisa.

Lisa mengambilnya dan membuka poster itu lebar lebar.

Kompetisi musik

"Kau harus ikut, aku yakin kau pasti menang. Lumayan juga uangnya untuk bayar uang sekolahmu." ujar Joy.

ICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang