17. Official

5.4K 431 57
                                    

Spesial 08.08.2020

.
.
.

Malam ini Lisa datang kerumah Joy.

Joy menyuruhnya datang untuk membantunya mengerjakan tugas yang sejak tadi tidak bisa dia selesaikan.

Tapi saat Lisa yang sedang belajar, Joy malah asik asiknya berbaring di atas kasurnya sambil memainkan ponsel.

Lisa menoleh kearah Joy sambil menggelengkan kepala, padahal Joy yang mengajaknya datang kesini untuk membantunya mengerjakan tugas, tapi mengapa sekarang Lisa yang mengerjakan tugas Joy.

"Lisa," panggil Joy, Lisa hanya berdehem dan masih fokus dengan buku di hadapannya.

"Apa kau memiliki hubungan dengan Jennie?" tanya Joy tapi matanya masih melihat kearah ponselnya.

Lisa berhenti menulis, sekarang dia membalikan badan 180° melihat kearah Joy.

Mata Lisa sedikit membulat, "Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Lisa heran.

Joy meletakan ponselnya di atas kasur dan mulai mendudukan dirinya, "Ani, aku hanya heran saja kenapa kau bisa sedekat itu dengan Jennie. Apa Jennie punya masalah besar?" tanya Joy serius.

Joy berjalan kearah Lisa, menarik kursi di samping Lisa dan duduk disana.

Joy memiringkan kepalanya menatap Lisa yang hanya terdiam tak bergeming.

"Kenapa malah diam? Apa dia memiliki masalah yng sangat besar?" tanya Joy lagi.

Lisa membalas tatapan Joy, kini matanya sedikit menyipit, tatapan Lisa mendatar.

"Apa orang yang dekat denganku harus memiliki masalah terlebih dahulu Joy? Jika iya, bagaimana denganmu? Apa kita dekat hanya karena kau pernah punya masalah?"
Ujar Lisa, sekarang pena yang Lisa pegang di letakan di atas buku dan bukunya ia tutup.

"Aku sudah selesai mengerjakannya, kau bisa memahaminya sendirikan?" ucap Lisa kini meraih jaketnya.

Dengan cepat Joy menahannya, tangannya menarik paksa jaket Lisa, "Kau mau kemana? Kau marah karena aku bertanya seperti itu? Yang benar saja." ucap Joy tajam pada Lisa, "yaaa Lisa, aku mengatakan itu karna aku heran saja. Kau tidak biasanya seperti itu, kau sangat dekat sekali dengannya."

"Apa karna aku tak biasa melakukannya maka aku tidak boleh berbuat seperti itu? Joy, jangan larang aku dekat dengan siapa pun, aku tak pernah melarangmu dekat dengan siapapun, jadi jangan egois seperti ini!" balas Lisa dengan nada sedikit meninggi.

Joy menggeleng tak percaya, baru kali ini Lisa berbicara seperti ini padanya. Dan baru kali ini Lisa membela orang lain, bukan dirinya.

Joy menahan tangisnya, bibir bawahnya ia gigit kuat agar isakannya tak terdengar.
Air matanya mulai berjatuhan perlahan.

Lisa yang melihat Joy mulai menangis, terkejut. Dia merutuki dirinya karena sudah kasar dengan Joy.

Lisa langsung mendekati Joy dan menariknya kedalam pelukannya, "Maaf Joy, maafkan aku karena sudah berteriak di depanmu." ucal Lisa sambil mengusap punggung Joy pelan.

Air mata Joy semakin deras, Joy membalas pelukan Lisa dengan erat. Tak perduli dengan ucapan Lisa yang mengatakan dia egois, tapi kali ini Joy benar benar menginginkan kehangatan.

Joy harus meredahkan semua beban pikirannya, dia juga harus bisa berfikir bahwa dunia Lisa bukanlah dunianya.
Dia tak bisa mengatur Lisa seperti kemauannya.

"Aku menyayangimu Lisa," lirih Joy. Lisa menepuk nepuk belakang Joy, "Aku juga Joy."

ICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang