25. Gunung Eirheven

13 5 0
                                    

Setelah nyaris mati di hutan Aavra untuk bertemu ilmuwan Farabi Bee, kemudian pergi ke pulau Zamrud untuk bertemu Begawan Jeffrey Lim. Gentala pun melanjutkan perjalanan menuju Gunung Eirheven.

Peluh membasahi kening Gentala ketika ia mendaki gunung. Di tengah perjalanan ia bertemu tiga troll gunung yang sedang duduk-duduk sambil menikmati bir. Gentala ingin bertanya kepada mereka dimana bar diatas gunung Eirheven atau siapa tahu mereka mengenal goblin bersaudara.

Dengan perlahan Gentala mendekati mereka.

"Ehem ... permisi. Apa masih jauh bar dari sini?"

Ketiga troll gunung itu saling pandang kemudian berbisik. Salah satu dari mereka berdiri—sangat menjulang—dan berkata kepada Gentala sambil menggeram, "Eir uga flas turk ebiga volrk," lalu telunjuknya menunjuk puncak gunung Eirheven yang diterangi api abadi.

Sekejap kemudian Gentala mengangguk mengerti. Ia pun berbalik badan dan mengucap terima kasih. Tapi badannya tertahan oleh tangan troll yang besar yang hinggap di bahunya, ia berbalik. Ketiga troll itu terkekeh satu sama lain, dan yang memegangi pundak Gentala kembali berkata, "Urg thesb loliha quer tog poriga, hehe."

Gentala tak mengerti satupun kata-katanya, tapi dari cara mereka menjilat bibir, itu artinya mereka lapar dan Gentala adalah makan malamnya.

"Uwaaaaa ... " dengan cepat Gentala melukai tangan troll yang memeganginya dengan menggigitnya sekeras dia bisa dan berlari secepat mungkin. Ketiga troll itu pun bangkit dan mengejarnya. Gentala berlari secepat mungkin menembus hutan. Dan tak terasa tanah mulai menanjak semakin terjal dan curam. Ditolehnya kebelakang, ketiga troll gunung itu tampaknya mulai kehabisan nafas dan menyerah untuk mengejarnya. Syukurlah ....

Journey Into The Mind [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang