31. Cap Bibir

13 3 0
                                    

Cerita berakhir dengan letupan kembang api di atas langit dan seruputan terakhir minuman KKLAS Gentala. Bubble jelly Gentala yang terakhir berwarna biru memuncratkan rasa blueberry yang khas membuatnya mangap menghembuskan asap kebiruan, diakhiri dengan sendawa jelek yang tak sengaja ia keluarkan lalu buru-buru ia menutup mulutnya dan meminta maaf pada Ilham. Ilham pun menanggapinya dengan santai dan tertawa.

"Apa pencerita berikutnya adalah Nadya?" tanya Ilham tiba-tiba.

"Ya, kebetulan aku harus menemuinya," jawab Gentala.

"Kebetulan pula dia adalah istriku. Dia adalah seorang peracik teh sekaligus hipnoterapi. Ia menggunakan relaksasi teh sebagai medium hipnoterapinya. Oh seru sekali saya rasa kalau kau menjalani sesinya," kata Ilham dengan penuh semangat kemudian ia melanjutkan, "ia adalah wanita dengan kecantikan yang sangat unik. Sangat unik dan sangat cantik. Ia suka memakai gele (penutup kepala) biasanya berwarna cerah. Sosoknya sangat mencolok di keramaian, sayangnya jika festival antriannya di tenda selalu penuh. Kecuali saat ritual perayaan."

"Ritual perayaan?" tanya Gentala penasaran.

"Err ... kau bisa menemukan Nadya di tenda ungu besar di depan sana," tunjuk Ilham mengarah ke utara bar.

Gentala melihat kerumunan berjubel di arah yang tepat ditunjuk Ilham. Ini mengingatkan Gentala akan antrian orang-orang di negerinya saat krisis bahan pangan melanda saat kemarau panjang bertahun-tahun yang lalu. Dengan wajah memelas, Gentala memohon bantuan berupa koneksi atau apalah yang bisa memotong antrian itu. Ilham pun paham.

"Ah baiklah. Ada satu cara." Ilham merobek selembar kertas dari buku kas keuangannya dan menuliskan sesuatu disana. Lalu, tiba-tiba saja Ilham mengenakan lipstick dan mengecup kertas itu. Dilipatnya kertas itu dan diserahkan ke Gentala, "Katakan kau ingin bertemu Verandah. Dia tangan kanan Nadya, istriku. Serahkan kertas ini kepadanya. Kau akan langsung bertemu Nadya."

Gentala membuka kertas itu dan mengeryit melihat tulisannya "Hadiah Untukmu, I LOVE YOU XOXOXO" diakhiri dengan cap bibir Ilham yang sama sekali tidak seksi. Cap bibir itu besar, lebar, dan ada sedikit tonjolan. "Oh, aku tadi tak sengaja dientup tawon di bibir, mungkin bentuk benjolannya tak terlihat karena tempat ini remang-remang." Gentala refleks melempar pandangan ke bibir Ilham untuk mengecek. Memang sedikit tidak simetris. Gentala pun mengangguk paham.

"Baiklah, terima kasih banyak atas minuman yang mengejutkan, cerita yang menyenangkan, dan bantuan yang luar biasa," Gentala pun pamit diri.

"Selamat bersenang-senang di festival. Kita pasti akan bertemu kembali," kata Ilham seraya menjabat tangan Gentala erat dan mengguncang-guncangkannya.

Journey Into The Mind [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang