33. La Animalis Fantastica

12 3 0
                                    

"Sebentar lagi uap teh ini akan habis dan kamu akan terbangun," ucap Nadya menyudahi ceritanya. "Tidurlah. Kamu harus tidur dulu untuk bangun di dunia nyata." Gentala pun menuruti perkataan Nadya dan kembali tidur. Saat Gentala mengatupkan matanya, perlahan-lahan keberadaan Nadya di sisinya menghilang.

Kesadaran Gentala mulai kembali. Sebuah tepukan tangan tegas yang diulang tiga kali membuka matanya dan membawanya ke ruang lingkar di bawah tanah tadi. Ditengah-tengah Nadya sedang berdiri, mengawasi pasien-pasiennya yang terbangun dari sesi mati suri.

"Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian sesi terapi sudah selesai. Nona Verandah akan mengantarkan kalian keluar dari ruangan ini. Saya haturkan terima kasih banyak. Semoga Anda semua bahagia selalu."

Nadya telah mengakhiri sesi terapinya. Begitu Gentala beranjak dan berjalan mengikuti Verandah, tangan Nadya menahan bahu Gentala. "Kau ikut aku saja," katanya. Gentala mengikuti Nadya yang mengambil pintu lain, ia tidak tahu pintu itu mengarah kemana, ia pasrah saja.

"Setelah ini siapa ilmuwan yang akan kau temui?" ujar Nadya membuka perbincangan.

Gentala memeriksa gulungan perkamen dalam tasnya lalu membaca tulisan gurunya, Hidasir. "Ocha Rosyaadah," kata Gentala seraya membaca gulungan perkamen tersebut.

"Ah, aku kenal dia sejak lama. Bahkan sampai sekarang. Ocha adalah teman masa kecilku sewaktu belajar Ilmu Bumi dan Laut dengan Roro Drupadi di Pulau Rey. Itu sebelum orangtuanya memutuskan membawanya pergi dan menetap di Pulau Guffur. Namun, setiap empat tahun sekali kami selalu bertemu di festival ini. Sekarang Ocha bekerja di kebun binatang, menjual balon gas. Kamu bisa menemuinya disana." Penjelasan Nadya sangatlah membantu Gentala. Ia pun mencatat lokasi ilmuwan berikutnya di otaknya cepat-cepat. "Oh iya, yang paling menarik adalah kadang Ocha mempertunjukkan orkestra hewan lho. Dan itu sangat menarik," tambah Nadya.

Dan tiba-tiba saja mereka sudah di luar ruangan dengan bintang-bintang bertaburan di atas langit sana. "Sssttt... jangan bilang-bilang ya ini pintu keluar rahasia. Hanya aku dan Verandah yang tahu," katanya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya. Waktu tampaknya hampir pukul sembilan malam dan waktunya Gentala berpamitan.

"Terima kasih banyak atas semuanya Nyonya. Semoga kebaikan dan keberkahan selalu hadir untuk Nyonya dan Tuan. Tolong sampaikan rasa terima kasih dan salamku kepada Tuan Ilham."

"Ya, nanti akan aku sampaikan," kata Nadya dengan senyum lebarnya.

La Animalis Fantastica

Waktu belum terlalu larut, Gentala memutuskan untuk bertemu dengan Ocha malam itu juga. Menurut keterangan Nadya, kebun binatang ada di belakang tenda ini jadi dia harus terus berjalan menuju selatan pulau. Kebun binatang bisa dicapai dalam waktu lima belas menit berjalan kaki.

Setibanya Gentala di depan gerbang kebun binatang, pintunya sudah ditutup dan tidak lagi nyala-nyala lampu di sana-sini.

Seorang perempuan berpakaian seragam ranger berwarna khaki keluar dari pintu, hendak menggembok kembali gerbang kebun binatang. Gentala segera menegur perempuan tersebut, "Maaf permisi..."

"Ya," sahut perempuan tersebut menoleh ke arah Gentala.

"Bolehkah saya tahu, apakah perempuan bernama Ocha sudah pulang ?"

"Ocha?"

"Ya, Ocha Rosyaadah."

"Itu saya sendiri. Siapa Anda ? Dan ada keperluan apa dengan saya?"

Gentala menjulurkan tangan, memperkenalkan dirinya. "Terlalu panjang ceritanya kalau saya harus berulang kali menceritakannya," Gentala sudah kadung mengantuk dan lelah dan ingin ini segera cepat diselesaikan.

Journey Into The Mind [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang