18a) Halusinogenik Labirin

24 4 0
                                    

Malas! Aku mulai bosan dan muak. Entah sejak kapan lorong itu berada di depan kamar kost-ku. Tiga hari aku mengurung diri di dalam kamar tanpa teman, sendiri dan sepi. Aku masih ingat dan waras, ini belum lagi April Mop tapi kenapa tiba-tiba saja semua ini bisa terjadi. Tiga hari yang lalu ketika mencoba untuk keluar dari kamarku karena didorong rasa lapar yang sangat, aku menemukan halaman kamar kost-ku yang biasanya penuh warna-warni bunga kini berubah jadi lorong kaku dan bisu.

Sebuah labirin begitu saja tercipta di depan kamarku, oh MG... aku bukan Alice in Wonderland kan? Seingatku aku juga bukan sedang berada di Studio Walt Disney atau Warner Bros, tapi ketika berdiri di depan pintu kamar kost-ku aku ragu. Mungkin karena terlalu banyak minum Illusions setelah nyabu aku terbang ke Disney Land kemudian kepalaku terbentur kaca jendela pesawat ketika pesawat menghadapi turbulens sehingga membuat aku jadi hilang ingatan lalu saat terbangun aku jadi lupa sedang berada di mana.

Aneh, yang lebih aneh lagi aku justru tak punya keberanian untuk keluar dari kamarku dan menjelajahi lorong itu. Tapi hari ini adalah hari ketiga perutku tak terisi satu butir nasi ataupun sekerat roti, cuma air putih dan itu saja sudah menghabiskan isi galon airku yang hanya semata wayang. Otakku mungkin sudah rusak atau mungkin mataku? Aku pasti sedang berhalusinasi seperti biasanya tapi ini halusinasi yang menyebalkan. Kenapa aku tidak berhalusinasi menjadi Britney Spears saja, terakhir ketika aku mengalami ilusi seakan aku diintai oleh polisi aku mulai paranoid, semua yang aku lihat di mana-mana ada polisi malah satpam kost-anku Mas Brutus jadi berseragam polisi juga, bahkan anjing kost-anku si Bruno 'adeknya' Mas Brutus yang biasa jaga di luar pakai seragam polisi juga.

Sinting! Aku meraih jaketku yang biasa aku gantung di pintu kamar. Aku sudah tak tahan lagi, aku harus keluar dan entah lorong apa itu harus bisa kutaklukkan seperti ilusi yang sudah-sudah. Aku tidak boleh larut dalam halusinasi membosankan seperti ini, aku tidak mau kehilangan kewarasanku dan menjadi gila hanya gara-gara lorong aneh ini. Aku mulai membuka pintu, benar kan, lorong itu masih ada pada tempatnya. Aku mulai berpikir, kemana semua tetanggaku, mengungsi saat lorong itu mulai dibangun, kenapa aku nggak tahu kapan lorong itu mulai ada di sana.

Hhhuuaaah!! Aku menguap lebar-lebar, ngantuk. Sudah tiga hari aku tidak tidur tapi mana mungkin aku bisa tidur nyenyak jika lorong itu masih ada di sana dan aku tidak tahu harus bertanya pada siapa. Ponselku! Aku mulai ingat sesuatu, waktu aku sedang flying high ponselku jatuh kecebur di bak mandi. Salahku sih, aku manjat ke atas bak mandi dan berjalan menjaga keseimbangan di bibir bak mandi. Ulah apa itu? Benar-benar bodoh. Heh, aku kan waktu itu setengah nggak sadarkan diri, masih fly. Dan, ponselku masih tenggelam dalam bak mandi sampai sekarang karena aku sudah tiga hari ini takut berlebihan dengan air, BRRRR! Dingin.... takut NGEJIM.

Lorong ini sempit, lebarnya cuma sekitar satu setengah meter tapi dindingnya tinggi, aku nggak mungkin bisa manjat dinding setinggi itu untuk keluar dari lorong ini. Aku mulai berjalan menelusurinya, mataku menatap lurus ke depan mencari celah-celah untuk keluar, tak ada apapun.

"Any body home?!" teriakku keras-keras.

"Annyyyy boddddy hoomeee?!" Aku terkejut setengah mati menyadari raungan panjang itu adalah gema suaraku sendiri. Ternyata lorong itu lebih panjang dari dugaanku sebelumnya. Tapi, hei..., lihat! Di sana ada sebuah pintu.

Aku berlari sekencang-kencangnya. Pintu itu seakan menjadi jawaban dari segala pertanyaanku, itu kan pintu kamar kost Lela, teman sekelasku yang anak ROHIS yang pakai jilbab panjang sampe ke lutut. Pintu itu, aku sangat mengenal pintu itu karena Lela sering mengajakku ke kamar kostnya, biasa, Lela suka mengajariku mengaji tapi boro-boro bisa pintar mengaji, aku malah sibuk nanya buat apa baca Qur'an? Aku kan nggak bisa bahasa Arab, salah-salah nanti aku malah ngaco bacanya, kalau salah membacanya nanti artinya juga salah. Bukannya dapat pahala malah nambah dosa.

Journey Into The Mind [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang