"Udah ya, kamu kalo laper pengen makan, langsung pesen aja. Ntar kalo uangnya kurang tinggal bilang, biar ditransfer langsung sama papa kamu," ucap Mama Bae yang sudah bersiap menuju mobil.
Kepala Irene mengangguk-angguk dengan bibir yang selalu tersungging ke atas.
"Beneran loh, Mama tinggal ini... kamu baik-baik ya di rumah."
"Hyunnie, jangan bikin rumah kayak kapal pecah ntar pas Mama sama papa pulang loh...."
"Jangan main keluar malem-malem, anak perawan nggak baik pulang tengah malem. Apalagi kalo sampe pergi tengah malem, awas aja kamu."
Mama Bae terus mengoceh dan memberikan ceramah ala ibu-ibu seperti biasanya. Dan hal itu membuat telinga Irene memanas. Wajahnya saja sekarang sudah berubah menjadi datar.
"Hyun! Kamu dengerin Mama ngomong nggak sih??"
Irene memejamkan mata sejenak, lalu membuang napasnya kasar. "Denger-denger Ma, astaga..." jawabnya jengah. "Udah ditungguin Papa tuh, Mama kenapa nggak masuk mobil? Masih kangen sama aku?"
"Mama nggak kangen, cuman khawatir aja kalo ninggalin kamu sendirian," jawab Tiffany dengan muka lesu.
"Aku udah gede, Ma. Lagian kan di sini aman, yaudah Mama masuk mobil gih, ntar kesorean nyampek sananya loh...."
Tiffany menatap Irene dengan tersenyum simpul. Sebenarnya ia tak tega juga jika harus meninggalkan anak semata wayangnya ini. Terlebih anaknya ini perempuan, sudah gadis pula. Khawatir dengan hal-hal yang akan dilakukan anaknya beberapa hari ke depan saat tak ada dirinya atau sang suami.
"Yaudah, Mama berangkat dulu. Mau anter si Zero juga ke hotel."
"Idih gaya banget si buluk pakek nginep di hotel segala hahaha..." jawab Irene tertawa kecil.
Tangan Tiffany terangkat untuk menoyor pelan dahi Irene. "Kalo kamunya bisa akur sama Zero, nggak akan Mama nginepin di hotel si Zeronya," jawabnya kesal.
"Ih si Mama, malah belain Zero," gumam Irene pelan sambil mencebikkan bibirnya.
"PANIKU SAYANG! CEPATLAH, KENAPA KAMU LAMA SEKALI SIH?!" teriak Taeyeon dari dalam mobil lewat jendela mobilnya yang sudah ia buka sebelumnya.
Kepala Tiffany menoleh sesaat pada sang suami, lalu kembali menatap sang anak. "Yaudah, Mama sama papa berangkat dulu. Kamu jangan aneh-aneh di rumah, kalo ada apa-apa telfon tetangga sebelah dulu, baru ntar laporan ke Mama-papa," celoteh Tiffany panjang lebar.
"Iyaah Mama sayanggg~" jawab Irene malas sambil tersenyum paksa.
"Oke, Mama berangkat. Muach!" pamit sang Mama sambil mengecup kening sang anak gadis. "Dadahh, Hyunniee~"
"Dahh Ma, Pa... kalian hati-hati di jalan," jawab Irene sedikit berteriak sambil melambaikan tangannya ke arah mama dan papanya yang sudah berada di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
Fiksi PenggemarCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...