Hari ini Irene memutuskan untuk terlambat datang ke kampus. Setelah mendengar kabar jika Wendy sakit, Irene jadi tak tenang dibuatnya. Ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah keluarga Son.
Mendengar Wendy sakit itu seperti ada yang aneh. Karena ia jarang sekali mendengar Wendy sakit.
Saat langkah Irene sudah dekat tangga, ia berpapasan dengan asisten rumah tangga di keluarga Son, bik Ningsih.
"Eh, Bik Ningsih... Wendy nya ada? Katanya sakit ya?"
"Eh Neng Joohyun... iya Neng, si A' Wendy lagi sakit kata Ibu Sooyeon tadi. Saya disuruh jagain."
Raut wajah Irene menampakkan kekhawatiran. Tentu saja ia khawatir, siapa yang tidak khawatir saat mengetahui jika kekasihnya sedang sakit. Tidak ada yang tidak khawatir tentang hal itu.
"Neng Joohyun mau nengok A' Wendy? Itu orangnya masih di dalem kamar, belum keluar dari tadi."
"Iya Bik, ini mau ke kamarnya. Permisi ya, Bik...."
"Iya Neng sok, mangga'... Bibik tinggal beres-beres dulu," pamit bik Ningsih pada Irene.
Irene tersenyum mengangguk, lalu kembali melangkahkan kakinya untuk menaikki tangga setelah ditinggal oleh bik Ningsih.
Langkahnya semakin dekat ke pintu kamar Wendy. Lalu ia mengetok pelan sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kamar sang kekasih.
"Dia beneran sakit? Apa lagi hibernasi sih? Gelap banget. Ini gorden jendelanya belum dibuka astaga..." gumam Irene mendumel sendiri. Lalu berinisiatif untuk membuka gorden kamar Wendy yang masih tertutup itu.
Sreekkkk~
"Nah, gini kan lebih enak," lanjut Irene bergumam lagi.
"Tutup ajalah Mih gordennya, ntar aku buka sendiri. Mamih berangkat aja, nggak kesiangan ke butiknya?"
Irene terperanjat kaget saat tiba-tiba mendengar suara berat nan serak dari arah tempat tidur Wendy. Kemudian ia menghampiri dengan langkah pelan.
"Mih?? Kok diem?" panggil Wendy dari balik selimutnya. "Bik Ningsih ya ini?"
Wajah Irene berubah jadi masam, dibuat sedikit kesal karena Wendy mengira dirinya adalah bik Ningsih. Tapi, bukan salah Wendy juga karena ia masih bersembunyi di dalam selimut. Alhasil, ia tidak tahu siapa yang masuk ke dalam kamarnya.
Posisi Irene belum berubah, ia masih tetap berdiri tak jauh dari ranjang Wendy. Ditambah dengan kedua tangannya yang bersedekap sambil menatap ke tempat Wendy berada.
Wendy menyibakkan selimutnya, mencoba mengecek siapakah orang yang sudah berani mengganggu dirinya. Matanya setengah terbuka dan penampilan wajahnya tampak kusut karena sakit. Tangannya menghalau sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya, menyorot langsung ke arah tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
FanfictionCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...