Bag 34; Sikap Aneh Irene.

410 46 12
                                    

"Wan, aku pengen cilok deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wan, aku pengen cilok deh...."

Wendy yang saat ini sedang rebahan di atas paha Irene pun mendongakkan kepalanya. Menatap sang istri dengan mengerutkan keningnya heran.

"Hah? Cilok?? Pengen banget? Sekarang??"

Irene menundukkan kepalanya guna menatap wajah tampan sang suami. Kepalanya mengangguk dengan menunjukkan wajah memelasnya. Siapa tahu dengan begitu, Wendy akan luluh. Irene tahu betul kekurangan sang suami.

"Tapi ini kan udah malem, sayang. Aku beli di mana? Mana ada kang cilok malem-malem gini?"

Bukannya Wendy tidak ingin membelikan jajanan tersebut, pasalnya jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam sekarang. Mau mencari apa di jam malam seperti itu? Kecuali nasi goreng, mie goreng, atau sejenisnya.

Wendy menegakkan tubuhnya, matanya menoleh ke arah jam dinding. "Ini udah jam sebelas malem loh, beli di mana ciloknya?? Kang cilok kalo jam segini masih beli bahan-bahan di pasar lah sayang."

Bibir Irene mengerucut, entah kenapa hatinya merasa kecewa dengan ucapan sang suami.

"Tapi aku mau cilok sekarang," gumam Irene sangat pelan dengan menahan tangisnya agar tidak pecah. Kepalanya tertunduk lesu sambil kedua tangannya yang meremat ujung piyamanya.

Wendy bingung, ia menggaruk kepalanya dengan kasar. Lalu, tangannya mengambil ponselnya yang tergeletak di atas sofa. Jempolnya dengan lincah mencari laman pencarian browser, ia berniat untuk berselancar di sana. Mencari resep cara membuat cilok. Ya, Wendy akan mencoba membuat cilok homemade ala chef Son Seungwan.

Kepala Irene masih tertunduk, wajahnya juga masih menunjukkan kesedihan. Dan Wendy sudah selesai dengan membacanya. Dalam hati, Wendy sangat yakin jika ia bisa membuatnya. Hanya demi sang istri tercinta, Irene.

'Gampang sih kayaknya, bahan-bahannya juga nggak ribet. Demi apa, gue malem-malem masak cilok. Aneh banget si Joohyun emang,' batin Wendy sambil melirik Irene yang masih tertunduk itu.

Wendy sudah berdiri dari duduknya, lalu tangannya terulur ke depan Irene setelah ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana piyama yang dipakainya.

Mata Irene melirik sesaat tangan Wendy, kemudian mendongak menatap Wendy yang tersenyum ke arahnya.

"Ayo, aku bikinin cilok buat kamu. Mau ikut nemenin masak nggak?"

Irene menimang ajakan Wendy, ekspresi mukanya masih menunjukkan hal yang sama seperti sebelumnya.

"Yaudah kalo nggak mau, tungguin di sini aja."

Wendy masih dengan sabar menunggu jawaban Irene. Hingga ia merasa tak kunjung ada jawaban, ia membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Irene yang masih duduk terdiam di tempatnya.

"WANNIEE!" teriak Irene memanggil Wendy yang sudah dekat dengan pintu kamar.

Yang dipanggil menoleh sambil menaikkan alisnya sebelah. Menunggu apa yang akan dikatakan oleh istrinya.

Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang