Bag 6; Nginep 3. [Hujan dan Petir]

532 80 22
                                    

Btw maaf kalo mungkin ada yang menunggu ff ku yang sebelah. Karena ada musibah yang menimpa di kehidupan nyata, jadi aku nggak bisa nulis lanjutannya. Ini masih dalam proses, semoga masih tetep nunggu yaa🤗
Sebagai gantinya dan sembari menunggu, aku kasih cerita yang ini dulu yaa hehe hope you all enjoy my stories! ❤

Selamat membaca~

● ● ●

Sudah terhitung hari kelima Irene menginap di rumah keluarga Son

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah terhitung hari kelima Irene menginap di rumah keluarga Son. Paling hanya sesekali ia pulang ke rumah di saat adanya matahari. Mampir pulang hanya untuk mandi, berganti pakaian, atau hal lain yang memang ingin dilakukan Irene di rumahnya sendiri. Dan memang hanya bisa dilakukan di rumahnya.

Mama dan papanya belum memberikan kabar kapan akan pulang. Irene jadi rindu dengan kedua orang tuanya. Jangan tanya apakah ia rindu juga dengan Zero, si anjing kecil lincah nan lucu itu. Karena jawabannya pasti tidak.

Dan hari ini, di rumah keluarga Son, lagi-lagi Irene ditinggal hanya berdua dengan Wendy.

Kedua orang tua Wendy sibuk sendiri-sendiri. Papih Son yang sibuk di kantornya dan mamih Son yang biasanya mampir mengecek keadaan butiknya. Tidak sendiri, butiknya itu memunyai dua pemilik. Atas nama Jessica Jung dan Tiffany Hwang. Singkatnya kurang lebih seperti itu.

"Wan, kamu nggak bosen apa dari tadi main PS terus?" tanya Irene saat melihat Wendy yang serius bermain dengan PlayStation 4 nya.

Sudah terhitung hampir 2 jam Wendy memainkannya, sendiri. Sebenarnya, Irene tadi diajak Wendy, tapi ia mengatakan jika tidak bisa memainkannya. Alhasil, ia hanya menemani Wendy bermain PS. Lagipula, masa anak gadis seperti Irene mainnya PES2020? Yang benar saja.

Tanpa menoleh, Wendy menjawab sambil tersenyum kecil. "Ini satu-satunya cara biar kepalaku nggak pecah karena tugas, Hyun. Tau sendiri kan kalo arsitek kayak gimana ribetnya. Belum lagi tugas-tugasnya."

"Salah sendiri milih arsitek, cobak kamu milih yang lebih ringan gitu. Kayak aku gitu misalnya."

'Maksudnya milih aku buat jadi pendampingmu, Wan. Aku ringan kok, nggak akan ngebebanimu,' batin Irene.

Wendy mem-pause game nya, lalu menolehkan kepalanya ke arah Irene duduk. Posisinya sekarang, Wendy duduk lesehan di bawah, sedangkan Irene duduk bersila di atas sofa dengan bantal yang ada di pangkuannya.

"Big no, Hyun. Yang bener aja, ntar aku berkutat sama baju-baju, kain, dan semacamnya gitu dong."

Irene terkikik pelan, ia menahan tawanya agar tidak membludak di depan Wendy.

"Udah ya, nggak usah dibayangin kayak apa jadinya aku ntar," ucap Wendy seolah paham dengan apa yang dibayangkan oleh Irene.

Tawa Irene pecah, ia terbahak setelah mendengar ucapan Wendy yang ada benarnya. Wendy sepertinya memilikki indera ke tujuh. Karena ia bisa menebak dengan tepat isi kepala Irene.

Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang