Bag 32; Bulan Madu.

507 48 12
                                    

"Kalo udah sampe, ntar telfon Mamah ya, Hyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo udah sampe, ntar telfon Mamah ya, Hyun."

"Dijaga yang bener si Hyunnie, Wan. Nggak ada gantinya kalo dia ilang."

"Si Mamih... ya kali aku ninggalin Joohyun. Enggaklah, Mih. Ngadi-ngadi...."

Jessica tersenyum hangat pada si anak satu-satunya yang sudah berstatus suami tersebut. Berat sih untuk melepaskan Wendy dan sang menantu pergi berdua. Tapi, mereka berdua juga butuh waktu untuk bersenang-senang. Wanita yang tak lagi muda itu juga paham bagaimana indahnya masa-masa ketika menjadi pasangan pengantin baru. Yang pastinya tidak ingin siapapun mengganggu kehidupan mereka sebagai pasangan pengantin yang baru menikah.

"Iya-iya, Mah. Bawel deh," jawab Irene setengah meledek. Setelahnya, ia tersenyum pada Tiffany yang dibalas senyuman juga oleh ibunya itu.

Tubuh Tiffany tiba-tiba dicondongkan ke dekat telinga Irene. Lalu, ia berbisik, "Mamah udah ngasih kamu 'sesuatu' yang spesial. Udah Mamah selipin ke dalem koper kamu."

Kedua mata Irene mendelik kaget, sedangkan Tiffany tersenyum menggoda melihat raut keterkejutan sang anak.

Saat Irene ingin membuka mulut untuk protes, Tiffany menyela terlebih dulu. "Udah nggak usah banyak protes. Mending kamu siap-siap berangkat, ntar ketinggalan pesawat loh..." senyum Tiffany pada Irene yang menatapnya dengan kesal.

'Pasti nyelipin yang aneh-aneh deh,' batin Irene sambil masih menatap Ibunya yang tersenyum simpul ke arahnya.

"Semoga pas pulang ke sini, kalian berdua bawa kabar gembira buat kami semua, ya..." ucap Papah Bae.

"Aminkan paling kencengg!" sahut Papih Son dengan semangat 45 nya.

Wendy menatap datar kedua Ayahnya.

"Apasih... yang dibawa pulang itu oleh-oleh, bawa pulang kok kabar gembira. Udah kayak slogan iklan ekstraknya kulit manggis aja," sewot Wendy.

YulTae terkekeh menanggapi jawaban Wendy yang lebih terdengar seperti gerutuan itu. Lalu keduanya pun kompak berjalan mendekati Wendy.

"Kalian mau ngapain??" tanya Wendy dengan ekspresi takut bin was-was.

"Ssttt... jangan berisik."

Yuri merangkul pundak sebelah kiri Wendy, sedangkan Taeyeon merangkul pundak sebelah kanan si anak menantu. Sebelum membisikkan sesuatu ke telinga Wendy, keduanya saling menatap dengan memberikan kode-kode yang hanya mereka berdua yang tahu.

"Inget, pelan-pelan aja. Nggak usah buru-buru," bisik Yuri.

"Papah percaya sama kamu, Wan. Kalo butuh bimbingan, Papah siap jadi mentor kamu," bisik Taeyeon.

Mendengar bisikkan dari Papah Bae, Wendy membulatkan kedua bola matanya. Ia langsung paham ke arah mana Papih dan Papahnya berbicara. Sudah pasti menjurus ke arah yang 'plus-plus'.

Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang