Hari-hari yang dijalani oleh WenRene pun terasa lebih indah dan berwarna. Itu karena mereka sekarang sudah berstatus sebagai 'tunangan'. Keduanya seringkali menampakkan manisnya kemesraan mereka di depan publik, termasuk di kampus.
Wendy bahagia, setidaknya, sekarang ia bisa bebas menunjukkan hubungannya pada laki-laki yang melirik Irene. Para lelaki pun berakhir mengalah, walaupun masih saja ada yang menggoda tunangannya itu.
"Kamu kenapa sih senyum-senyum gitu? Serem ah," kata Irene pada Wendy yang ada di depannya. "Makan tuh makanannya, keburu dingin, ntar nggak enak," imbuhnya.
Masih dengan senyumnya, Wendy menatap Irene tanpa kedip. Seolah ia baru bertemu dengan Irene. Padahal Irene adalah teman semasa kecilnya, sahabat di masa remaja, dan tunangannya di masa remaja-dewasa.
"Emang nggak boleh apa, aku liatin tunangan aku sendiri?"
Kepala Irene menunduk malu, entah kenapa hanya dengan mendengar kata 'tunangan' yang terlontar dari mulut Wendy, kedua pipinya selalu saja merona.
"Suapin dong, sayang."
Irene mendongak, lalu menggeleng cepat. "Nggak! Makan sendiri ah, malu tau diliatin penghuni kantin nanti."
"Mereka udah tau ini kalo kita ada hubungan. Apa perlu sekalian aku teriak ke mereka kalo kamu itu udah jadi tunangan aku?"
"Apaan sih... kayak berani aja," cibir Irene.
Tak terima diremehkan oleh tunangannya sendiri, Wendy segera berdiri dari duduknya. Kemudian, ia naik di atas bangku tersebut.
Kening Irene mengerut, tak paham dengan apa yang akan dilakukan oleh Wendy. Matanya terus mengawasi Wendy, menunggu tindakan selanjutnya dari sang tunangan.
"OY SEMUANYA!! DENGERIN BAIK-BAIK YA!" Wendy berdehem sejenak, melirik sedikit ke bawah guna melihat Irene. Ia tersenyum sesaat sebelum akhirnya kembali membuka mulutnya untuk melanjutkan ucapannya.
"BAE IRENE UDAH RESMI JADI TUNANGAN SEORANG SON WENDY! SO, KALIAN PARA COWOK HIDUNG BELANG, JANGAN LAGI COBA-COBA BUAT DEKETIN IRENE KALO NGGAK PENGEN BERURUSAN SAMA GUE!!"
Sontak Irene terkejut setengah mampus setelah mendengar teriakan Wendy. Lelaki itu benar-benar berteriak di depan banyak orang. Irene seperti tidak mengenal Wendy, karena sebelumnya memang lelaki itu pendiam dan tak terlalu banyak bicara. Apakah Wendy memilikki dua kepribadian?
"WAN!" panggil Irene tegas tapi lirih.
Wendy justru tersenyum, lalu ia turun dan kembali duduk di tempatnya semula.
"Why?" tanya Wendy santai tanpa dosa.
"Tau ah!" jawab Irene kesal.
Wendy tersenyum gemas, lalu tangannya terangkat untuk mencubit pelan kedua pipi Irene yang tampak memerah. "Gemesin banget kalo lagi ngambek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
FanficCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...