Dua hari sudah pasangan pengantin muda baru, WenRene, menginap di hotel berbintang yang dihadiahi oleh kedua orang tua mereka. Saatnya mereka check-out dari hotel dan kembali ke komplek Sovel. Baru ditinggal dua hari, WenRene sudah merindukan rumah mereka.
Tidak ada yang terjadi selama di hotel. Yang mereka lakukan hanyalah makan, menonton televisi, menonton drama, sesekali bercanda berdua. Mereka belum berhubungan sejauh itu. Katanya, Irene belum siap untuk melepaskan 'kegadisannya' dan Wendy pun tak menuntut akan hal tersebut. Keduanya terlihat santai dan tidak terlalu terburu-buru.
"Ntar baju-baju kamu taruh di lemari sebelah lemariku ini aja ya, di situ kosong soalnya. Aku udah beresin," kata Wendy sambil membuka kopernya. Mengambil pakaian kotor untuk segera dikeluarkannya.
Irene mengangguk, matanya mengedar ke seluruh kamar Wendy. Kamar yang menjadi saksi kisah cinta mereka hingga keduanya berubah status seperti hari ini. Ia tersenyum kecil jika mengingat hal itu. Konyol sekali.
"Bae? Ngelamunin apa??"
Irene terkejut, lalu ia tersenyum mendapati Wendy yang sudah berada di depannya. "Nggak ada kok, Wan," kilahnya.
"Yaudah, itu baju kotor kamu udah aku ambil dari dalem koper. Sisanya kamu rapihin sendiri ya, takut salah kalo aku yang ngerapihin ntar."
Bibir Irene menyunggingkan senyuman ditambah anggukkan darinya. Kemudian ia berjalan menuju kopernya berada. Mengambil sisa-sisa barangnya dan menyimpan kopernya kembali.
Irene berdiri dengan pandangan bingung, kamar Wendy tak terdapat meja rias. Yang ada hanyalah cermin yang berukuran setinggi tubuh orang dewasa. Tidak ada kursi ataupun meja untuk merias diri. Ia lupa jika lelaki tak membutuhkan hal-hal seperti itu.
"Ngapain diem di situ? Kayak baru kenal kamarnya aja."
Wendy menunggu jawaban Irene, sedangkan Irene menatap bingung ke arah Wendy. Tangan kanan dan kirinya membawa perlengkapan make up, skincare, dan sejenisnya, yang memang harus dimilikki oleh para wanita pada umumnya. Ia bingung harus menaruhnya di mana.
Alis Wendy mengerut ke atas, keduanya jadi saling menatap dalam kebingungan.
"Ah~ itu..." ucap Wendy kemudian setelah melirik apa yang dibawa Irene di kedua tangannya.
"Besok aku beliin meja rias buat kamu, ntar kamu pilih aja mau yang mana," lanjut Wendy dengan tersenyum.
Irene bernapas lega, setidaknya Wendy mengerti dengan kebingungannya tadi. Walaupun sebenarnya, ia bisa saja langsung mengatakan hal tersebut pada sang suami. Wendy pasti akan mengabulkan segala permintaan Irene, seperti jin yang ada di negeri dongeng.
* * *
Beberapa hari menjadi pasangan suami-istri, membuat hidup WenRene terasa lebih indah dari biasanya. Bahagia Wendy dan Irene sangat sederhana, yakni menemukan sosok yang tercinta ketika baru membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
FanficCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...