"A' Wendy, jadi gimana? Mau kan jadi pasanganku nanti pas acara pesta kelulusan di sekolahku?" tanya Yerim memohon pada Wendy yang ada di hadapannya sekarang.Wendy tampak berpikir. "Emm... emangnya kamu nggak ngajak temen sekolahmu aja? Atau diajakkin sama cowok di sekolahmu gitu?"
"Nggak ada A', aku nggak mau sama mereka. Nggak ada yang Yerim suka."
"Harus orang yang disuka emangnya pas ngajakin ke pesta?" kepala Yerim mengangguk dengan bibir yang mengerucut.
"Ntar ya, aku ngomong sama si teteh Hyunnie dulu biar nggak marah dianya."
Mata Yerim berbinar seketika. "Jadi, A' Wendy mau??"
Kepala Wendy mengangguk sambil tersenyum manis. "Iya dek, Aa' mau nolongin dek Yerim," jawabnya tulus hingga membuat kedua pipi Yerim merona saat Wendy memberikan senyuman manisnya.
"Makasih A'," ucap Yerim yang tiba-tiba memeluk Wendy. "Kalo gitu, Yerim pulang dulu ya A'. Dadah... jangan lupa besok," imbuhnya dengan mengerlingkan sebelah matanya. Genit sekali anak smp satu ini.
Ketika Yerim baru keluar dari pintu rumah keluarga Son, ia dikejutkan oleh kedatangan Irene di sana. "Eh, si Teteh," sapa Yerim dengan senyum yang masih terukir di bibirnya.
"Yerim??" gumam Irene menatap heran.
"Selamat pacaran Teh, Yerim pulang dulu."
Saat Yerim pamit pun, Irene tetap memandang dengan tatapan heran bercampur penasaran. Ada apa dengan anak itu? Kenapa terlihat berseri sekali wajahnya setelah keluar dari rumah tunangannya? Benak Irene bertanya-tanya.
"Bae?? Kenapa bengong di situ terus? Awas kesambet loh, sini masuk."
Tak menunggu lama, Wendy dan Irene sampai di ruang santai keluarga. Irene duduk di atas sofa dengan bantal yang ada di pangkuannya, sedangkan Wendy mematikan PS nya yang sebelumnya ia gunakan bersama Yerim.
"Kangen ya? Tumben langsung ke sini, biasanya ngomong dulu kalo mau main."
Wendy menghampiri Irene yang hanya meliriknya dan belum sempat membalas ucapannya. Lalu, ia memosisikan diri untuk tiduran di sofa yang didudukki oleh Irene dengan kepalanya yang ia taruh di atas bantal. Ditatapnya wajah Irene nya dari bawah. Dilihat dari segi apapun, tunangannya itu tetap saja terlihat cantik. Sungguh indah sekali pemandangan ini.
"Emang kenapa kalo aku langsung ke sini? Ada yang kamu sembunyiin dari aku?"
Bibir Wendy mengukir senyuman. Ada saja yang dipikirkan oleh Irene, sampai Wendy heran sendiri dibuatnya.
"Nggak ada lah sayang, jangan ngomong yang aneh-aneh deh."
Irene tersenyum tipis, tangan kanannya ia gunakan untuk menyisir rambut sang lelaki. "Ngomong-ngomong, si Yerim tadi abis ngapain? Tadi aku papasan sama dia di depan, kayak bahagia banget gitu. Kenapa dia? Abis menang undian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
FanficCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...