10 bulan kemudian . . ."Oeekk~ oekkk"
"Eh? Cupp sayang, kok nangis? Jangan nangis dong, onty bingung nenanginnya," ucap Joy yang sekarang kebingungan, padahal ia hanya menggendong anak tengah WenRene. Tapi, tiba-tiba saja si Manse menangis kencang.
"Hayoloh kak Jowyi, dedek nggak ikutan ya..." sahut Yerim yang malah memanas-manasi. Bukannya membantu, justru makin membuat Joy bingung sambil berusaha menenangkan si Manse.
"Dek, mending lo diem kalo nggak ikut ngebantu."
"Aku bantu kok kak, bantu do'a," jawab Yerim dengan memasang wajah polosnya.
"Serah dah," gumam Joy kesal. "Cup cup sayang."
"Oeekkk~ oeekk~"
"Eh, kenapa anak Mom nangis? Cup sayang, kamu pasti laper ya?" ucap Irene yang baru datang dari arah dapur.
Setelah menyelesaikan masaknya untuk anak-anaknya, Irene berjalan menghampiri ketiga anaknya yang berada di ruang tamu. Daehan dan Minguk yang anteng di tempat duduknya sambil menonton tayangan kartun favorit mereka, sedangkan si Manse yang menangis kencang di gendongan Joy.
Daehan dan Minguk hanya menatap datar dan sekilas ke arah saudaranya yang menangis. Lalu mereka kembali ke aktivitas mereka yakni menonton televisi.
Irene menghampiri Joy dan langsung mengambil alih Manse ke dalam gendongannya. "Sini sama Momma."
"Hahh~ akhirnya..." gumam Joy bernapas lega setelah Irene datang di waktu yang tepat.
Yerim melirik Joy, lalu beralih melirik Irene. Gadis yang sudah mulai memakai seragam putih abu-abu itu hanya melirik diam ke arah keduanya. Dan berujung ia kembali makan snack nya sembari matanya yang fokus pada tayangan di televisi tersebut. Padahal televisi itu menayangkan kartun anak-anak yang memang disetel untuk anak-anak WenRene, tapi Yerim tetap saja ikut menontonnya. Bahkan tak kalah fokus dengan dua bayi kembar WenRene.
"Nggak nyangka ya, si triplets udah gede aja. Udah bisa jalan nggak sih, Teh?" tanya Joyi penasaran.
Irene yang masih sibuk menenangkan Manse itu lantas menoleh ke arah Joy dengan tersenyum. "Udah hampir sih tiga-tiganya," jawabnya dengan senyum penuh kebanggaan.
Joy turut tersenyum senang kala mendengarkan jawaban dari Irene. Ia juga merasa bangga dengan ketiga keponakannya itu. Ya meskipun bukan keponakan kandung.
"Kamu kapan dihalalin sama akangmu itu?? Keburu keduluan yang lain biar tau rasa itu si akangmu."
Joy mendelik lebar. "Keduluan siapa ih Teh!" jawab Joy dengan cepat dan sedikit tidak santai.
Sedangkan Irene hanya bisa tersenyum menanggapi jawaban Joy yang cukup ngegas padanya itu. "Kamu kan banyak yang deketin, padahal mereka juga udah tau kalo kamu itu udah punya pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
أدب الهواةCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...