Acara yang direncanakan dua bulan lalu akan terselenggarakan pada esok hari. Iya, besok alias setelah hari ini. Dan besok adalah hari Sabtu.Selama dua bulan ini, Wendy selalu kepikiran tentang dirinya yang akan melakukan pernikahan di usia muda. Bukannya ragu dengan pilihannya, bukan juga karena hal lainnya, hanya saja Wendy belum terlalu siap untuk arah ke sana. Meskipun ia dan Irene menjalani hubungan yang sudah dibilang serius.
"Pih... beneran besok nih? Kenapa dadakan banget sih kayak tahu bulat?"
"Ini bukan dadakan, Wan! Supaya kalian itu nanti bisa makin leluasa nunjukkin kemesraan kalian di depan umum karena udah nikah."
"Ya tapi kan, nggak harus nikah di usia muda gini, Pih..." jawab Wendy mengerucutkan bibirnya.
Yuri menghela napas, kenapa ribut sekali sih anak ini? Orang tinggal menjalankan saja kok, banyak omong, begitu pikir si Papih Yuri. "Wan, udahlah nurut aja. Kalo kamu sama Joohyun nggak tidur berduaan kayak waktu itu juga hal ini nggak bakal terjadi," jawab Yuri sedikit kesal.
Mata Yuri melirik sekilas ke arah sang anak, lalu ia mendekat dan duduk di samping Wendy dengan merangkul pundak anak satu-satunya itu.
Wendy melirik Ayahnya malas dan justru dibalas dengan senyuman aneh Yuri. "Eh Wan, gapapa lah nikah muda, ntar kalo kalian punya anak, jadi keliatan masih muda. Kayak Papih sama mamihmu dulu. Kalian juga bisa bebas abis nikah mau ngapain aja, pacaran abis nikah itu sensasinya lebih. Kamu bisa enak-enakan secara halal karena status kalian yang udah sah," bisik Yuri memengaruhi.
Wendy terdiam cukup lama, Yuri tersenyum miring merasa sudah berhasil menghasut sang anak. Kalau seperti ini, Yuri nantinya jadi bisa lebih leluasa lagi dalam hal 'bermesraan' dengan istrinya. Apalagi kalau anaknya sudah memilikki rumah sendiri nantinya. Dasar Bapak lucknut memang.
"Ih si Papih, alesan! Bilang aja biar nanti Papih sama mamih bisa mesra-mesraan di rumah berdua," tebak Wendy yang tepat sekali.
Yuri tertawa. "Hahahaha... itu tau sendiri kamu. Jadi, yaudah terima aja. Acaranya besok, kamu tidur aja gih. Udah malem."
"Dasar nggak inget umur!" gumam Wendy.
"Eh, Papih masih muda tau!"
"Bodo amat," balas Wendy kesal dan langsung berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, ia menidurkan diri. Memosisikan tubuhnya terlentang setelah menyelimuti dirinya. Matanya menerawang ke atap langit-langit kamarnya dengan kedua tangan yang ia buat untuk menyanggah kepalanya.
'Cepet amat besok udah mau ngelamar si Baechu. Kok deg-degan ya gue?'
'Hhh~ kangen si Baechu, dua hari nggak ketemu do'i gara-gara sibuk nyiapin buat besok. Udah tidur belum ya dia?'
Batin Wendy terus berbicara, ia masih tak menyangka akan secepat ini meminang kekasihnya yang tak lain adalah sahabat dan tetangganya sendiri.
Tapi, di satu sisi ia juga senang, karena setelah ini, tidak akan ada yang bisa mendekati Irene karena sudah menjadi hak miliknya seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga BAE-SON jadi BESAN [✔]
Fiksi PenggemarCerita ini beda dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Mungkin aku akan pakai bahasa yang tidak baku/campur di sini. Rasa lokal muehehe Semoga suka🤗❤ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Mohon maaf sebelumnya.🙏 Judul lain : ❝ Tetanggaku, besanku.❞ Ca...