Prolog

2.2K 116 4
                                    

Sebuah planet yang cahayanya sudah menghilang. Daratan dan lautan diselimuti oleh kabut hitam tebal. Tanah suburnya menjadi tanah tandus. Bangunan-bangunan megahnya telah menjadi puing-puing. Dan tubuh tak bernyawa berserakan di mana-mana. Di dalam sebuah istana yang besar, seorang anak laki-laki berumur 13 tahun berlari mengkuti remaja berumur 15 tahun di depannya. Sementara beberapa meter di belakang mereka, sekumpulan bayangan hitam mengejar mereka.

" Apa yang terjadi dengan Eomma dan Appa?" tanya sang adik.

" Mereka akan baik-baik saja. Kita harus segera menemukan portal yang dimaksud!" kata sang kakak. Mereka terus berlari di lorong sampai melihat sebuah pintu besar dengan simbol matahari. " Itu dia pintunya!"

Mereka mempercepat lari mereka dan berhasil masuk ke dalam ruangan itu dan langsung menutup pintu ruangan. Sisi-sisi pintu ruangan bercahaya begitu mereka menutupnya. Di balik pintu tersebut, terdapat sebuah ruangan besar berisi beberapa gulungan, buku, dan catatan-catatan rahasia.

" Ruangan apa ini?" sang adik melihat-lihat sekeliling.

" Sepertinya ruangan rahasia. Aku juga tidak tahu ada ruangan seperti ini," kata sang kakak. Dia juga melihat-lihat isi ruangan itu. Lalu di dinding bagian tengah, dia melihat sebuah mantra yang diukir di dinding tersebut.

" Ada apa, Hyung?" tanya sang adik mendekati kakaknya yang berdiri diam.

" Sepertinya ini mantra untuk membuka portal itu. Pintu ruangan ini tersegel. Jadi sepertinya..." ucapan sang kakak terhenti ketika pintu digedor dari luar dan cahaya yang berada di sisi-sisi pintu menghilang. " Sepertinya tidak..." lanjutnya pelan. Dia mendekat ke depan ukiran mantra itu, dan kemudian dia menarik napas. Dia lalu menoleh ke arah adiknya.

" Dengarkan aku. Kau siap melakukan apa yang aku katakan untuk melewati portal ini?" tanya sang kakak. Sang adik mengangguk. Kakaknya tersenyum lalu berjongkok di depan adiknya. " Hanya kau...yang akan melewati portal itu."

" Apa?!" tanya sang adik terkejut.

" Hanya kau yang akan melewati portal menuju Planet Domino," kata sang kakak.

" Kenapa?! Hyung juga harus ikut! Ini kesempatan kita untuk melarikan diri!" kata sang adik. Sang kakak menggeleng.

" Justru karena ini kesempatan untuk melarikan diri. Segel di pintu itu tidak akan bertahan lama terhadap kekuatan kegelapan itu. Akan kutitipkan kekuatanku padamu. Saat sudah waktunya, kalahkan kegelapan itu. Jangan sampai mereka menyakiti orang-orang yang berharga bagimu," kata sang kakak. Sang adik mulai meneteskan air mata. "Tidak tidak. Jangan menangis. Adikku adalah laki-laki yang kuat. Dengarkan aku. Kau masih punya kesempatan untuk menjadi kuat. Kekutanku akan sangat berharga jika kugunakan untuk menyelamatkan nyawamu."

" Hyung, jangan bilang begitu. Hyung harus pergi bersamaku," kata sang adik dengan suara bergetar. Sang kakak menggelengkan kepalanya.

" Aku sudah memutuskan dan keputusanku sudah bulat. Aku akan mempercayakan seluruh kekuatanku padamu. Dan suatu saat nanti, kaulah yang akan mengalahkan kekuatan kegelapan itu. Kalau aku berhasil menyelamatkanmu dan kau berhasil bertahan hidup, aku akan sangat bahagia," kata sang kakak. Air mata sang adik sudah tidak dapat ditahannya lagi. " Akan aku berikan semua kekuatan Solaria padamu. Tetaplah hidup untuk melindungi orang-orang yang berharga bagimu ke depan nanti. Kau mengerti?"

Sang adik menghapus air matanya, menarik napas, dan mengangguk. Sang kakak tersenyum. Dia pun mengirimkan seluruh kekuatannya pada adiknya. Tubuh mereka diselimuti oleh cahaya terang. Hanya sebentar dan cahaya itu redup. Sang adik merasakan kekuatan besar mengalir di dalam tubuhnya. Dan dia langsung memeluk kakaknya.

" Sudah tidak apa-apa. Kau laki-laki yang kuat. Ingat itu," ujar sang kakak saat mendengar napas sang adik yang menahan tangis. Sang kakak lalu berdiri dan membaca mantra yang terukir di dinding tersebut.

" Cahaya abadi, dunia abadi, kekuata Solaria, bukalah portal cahaya!" ucap sang kakak. Tulisan yang diukir di dinding itu bercahaya dan muncullah sebuah portal cahaya seukuran manusia. Pintu ruangan sudah retak banyak. Sang adik berdiri di depan portal. Dia menoleh ke arah kakaknya. Sang kakak merentangkan kedua tangannya dan muncul cahaya yang membentuk dinding transparan yang memisahkan dirinya dan sang adik. Sang kakak tersenyum pada adiknya.

" Pergilah. Aku akan menahan mereka sampai portal benar-benar menutup," kata sang kakak. Sang adik menatap kakaknya untuk terakhir kalinya. Pintu ruangan hanur dan bayangan-bayangan hitam masuk. Sang kakak mengangguk pada adiknya menyuruhnya pergi. Sang adik berbalik dan melompat masuk ke dalam portal. Air matanya tidak bisa berhenti.

" Tetaplah hidup. Gunakan kekuatanmu untuk melindungi orang-orang yang berharga bagimu," Itulah ucapan terakhir yang dia dengan sebelum portal menutup.

*****


Ini fanfiction pertamaku. Semoga kalian suka.

Mau lanjut? 

Jangan lupa vote dan comment, ya! Juga follow Auri!

FF SEVENTEEN ROGHART ACADEMY #FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang