Fathim

2.9K 194 40
                                    

Hari ini menjadi pagi damai yang dirasakan oleh seorang remaja SMA. Karena ia dapat terbangun sebelum alarm hariannya berbunyi dan berkali-kali meneriaki namanya. 'Alarmnya' itu tidak lain dan tidak bukan, adalah sang Mommy.

Kemudian ia mempersiapkan dirinya. Bergegas mandi dan berpakaian. Untuk segera berangkat ke sekolah sebelum omelan dari sang mami kembali menggema, yang biasanya selalu menjadi pembuka di pagi hari.

Tak butuh waktu lama, remaja SMA itu akhirnya siap dengan tampilan sederhananya yang menggunakan seragam putih abu-abu. Tak lupa ia mengambil tas yang tergantung pada paku di dinding kamar bernuansa putih itu, menyandang dan kemudian meletakkan pada pundak empuknya.

Sedikit aneh memang. Seorang gadis SMA yang pergi sekolah tanpa memoleskan apapun pada wajahnya. Dengan rambut yang hanya di ikat satu dengan sederhana itu, membuatnya tidak terlihat seperti remaja pada usia puber biasanya.

"Wah, tumben nih anak kesayangan mami udah bangun dan siap-siap sendiri. Biasanya, maminya teriak-teriak dulu baru bisa turun," ujar mami sambil mengusap lembut puncak kepala putri satu-satunya itu.

"Mami... Jangan gitu dong, iya deh... maaf kalau Fathim susah dibangunin. Tapi Fathim janji, mulai besok Fathim akan berusaha bangun sendiri."

"Nah, gitu dong anak mami. Sekarang, kamu harus udah bisa belajar mandiri!"

"Siap Bu bos!" Fathim memperagakan gerakan hormat bendera untuk membalas kalimat maminya.

"Tapi mami, Fathim gak mau mandiri dulu. Nanti kalau Fathim udah bisa ngelakuin semuanya sendiri, mami gak ngurusin Fathim lagi dong," sambung Fathim dengan wajah ditekuk.

"Hahaha, kamu ada-ada aja ya Fathim. Ya mami tetap akan ngurusin kamu dong. Kalau bukan ngurusin kamu, nanti mami jadi pengangguran dong." Keduanya menanggapi kalimat itu dengan penuh tawa.

"Ya elah, badan lo aja udah gede tuh, masih aja mau manja sama mami," sahut seseorang yang baru saja keluar dari kamarnya, dia adalah abang ketiga Fathim yang bernama Farel.

"Mami, lihat tuh bang Farel jahat!" Adu Fathim seraya memonyongkan bibirnya seperti anak kecil yang merajuk meminta balon.

"Farel kebiasaan deh ngeledekin adik nya! Fathim itu anak mami yang paling cantik tau!" Bela sang mami.

"Karena anak mami yang lain laki-laki! Wlek." Farel mengejek Fathim di akhir kalimatnya.

Yah mereka memang selalu begini. Setiap harinya selalu dipenuhi dengan keributan. Hal ini dikarenakan umur keduanya yang tidak terlalu jauh dan hanya tinggal mereka berdua saja yang masih tinggal di rumah. Sementara kedua abangnya yang lain sudah memiliki keluarganya sendiri.

"Sudah jam berapa ini, ayo langsung sarapan saja semuanya." Ujar sang papi yang baru saja menuruni tangga.

"Dasar kucing gendut! Ndut Ndut Ndut si gendut... Wlek!!" ujar Farel mengikuti lirik dari salah satu lagu anak-anak.

"Bang Fareeelll!!!"

"Nah, sekarang Fathim makan yang banyak ya! Biar kamu selalu sehat dan penuh energi!"

"Terima acih mami kuh."

"Mami udah masakin nasi goreng kesukaan Fathim. Terus mami juga masakin ayam goreng biar anak mami ini makin semangat makannya!"

"Terus yang disini bukan anak mami gitu?" Sela Farel.

"Farel juga anaknya mami dong. Tapi 'kan kamu laki-laki, sudah besar pula, apa iya masih mau mami manjakan?"

"Ya gak gitu juga mi, tapi kan setidaknya mami merhatiin aku sedikiitt aja! Jangan apa-apa semuanya ke Fathim terus."

"Iya deh, emang kamu mau di perhatiin kaya gimana?" Farel terdiam.

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang