cuma Lo!

681 80 5
                                    

    Sudah lama sekali rasanya Fathim tidak membeli koleksi buku pajangan di kamarnya, eh... untuk dibaca maksudnya. Ya, walaupun setelahnya memang hanya akan dijadikan pajangan saja jika sudah selesai ia pelajari.

      Ia sudah meminta izin kepada Rio siang tadi agar malam ini ia pergi ke toko buku bersama Pak Yono. Namun ternyata, pak Yono harus mengantar Lia ke restorannya karena ada masalah mendadak dan mobil Lia sedang di bengkel. Awalnya mereka berniat untuk pergi bersama saja, namun entah bagaimana tiba-tiba Rio mengusulkan agar Fathim pergi bersama Davin.

     Yahh... padahal Fathim sedang tidak ingin memikirkan masalahnya di sekolah saat ini, namun jika melihat Davin ia sudah pasti akan kembali teringat akan masalah yang sedang menimpanya. Tapi, sudahlah kasihan juga pak Yono jika harus mengantarnya pulang pergi terlebih restauran Lia kan cukup jauh dari sini, berbalik arah pula dari toko buku.

     "Pa, Aunty Fathim sering ya pergi sama bang Davin. Kayak itu tu, orang yang pacaran difilm film," ujar Fifi yang mengagetkan orang-orang disana. Lia hanya terkekeh melihat kepolosan anaknya itu, sementara Rio menggelengkan kepalanya tak menyangka jika putri kecil nya sudah bisa mengatakan hal seperti itu bahkan dihadapannya.

     "Fifi... Siapa yang ngajarin kayak gitu," Fathim tak terima dengan ucapan Fifi, memang Fifi hanyalah anak kecil tapi perkataan seperti itu bila didengar oleh Davin... Arghhh, entahlah Fathim sadar diri untuk itu.

     "Tidak ada yang mengajari aunty, Fifi sudah besar pasti akan tahu sendiri. Teman Fifi saja ada yang sudah punya pacar, kemarin saja, Didi memberikan coklat kepada Lani, Lani terlihat bahagiaaa sekaliii..." Fifi bercerita dengan semangat.

     "Fifi sayang, gak boleh seperti itu. Kamu memang sudah besar tapi belum dewasa, masih harus sekolah sayang... Gak boleh ya ikut-ikutan kayak gitu," Lia akhirnya memberikan nasihatnya, setelah sebelumnya hanya terkekeh dengan perkataan putrinya.

     "Iya Fifi... Belum waktunya, kamu masih TK loh. Aunty Fathim sama bang Davin cuma temenan, karena kami kan juga masih sekolah sama kayak Fifi. Nanti kalau udah selesai sekolah baru boleh pacaran. Iya kan Fat?" Ujar Davin yang tiba-tiba masuk dari ruang tengah dan melirik kearah Fathim yang sedang duduk terpaku. Davin terkekeh melihat nya, begitu juga dengan Lia dan Rio.

      "Udah ah, Fathim diledekin mulu. Gak jadi deh ke toko bukunya," Fathim merajuk hendak kembali ke kamarnya, namun lengannya ditarik oleh Davin.

      "Ciee..." ujar Fifi dan mendapatkan tatapan dari semua orang disana.

      "Upss!" Fifi menutup mulutnya, seperti orang yang keceplosan. Oh Tuhann... Pose itu membuatnya terlihat semakin menggemaskan.

     "Bang Rio, kak Lia, izin bawa adiknya ya. Keburu ngambek nih," tutur Davin. Yang mendapatkan anggukan dari mereka yang masih dengan wajah menahan tawa melihat ekspresi wajah Fathim yang sedang kesal itu. Namun akhirnya Fathim tetap mengikuti Davin untuk segera pergi ke toko buku.

      "Gue becanda kali Fat, baperan ya Lo..." ujar Davin setibanya pada tempat dimana motor ninja nya terparkir di halaman rumah Rio.

      "Enggak ah, ogah juga gue sama lo," Fathim masih dengan muka kesalnya.

     "Yaa... Tapi kalau Lo mau beneran juga ga masalah sih," Davin memasang wajah sok cakep nya.
   
     "Mimpi aja Lo sana! Udah ah, ini jadi mau ke toko buku atau kagak, biar gue balik ke kamar aja," Fathim semakin kesal.

    "Iya deh iyaa..." Davin pun segera menyalakan mesin motornya.

     Dari percakapan ini mengapa Fathim merasa bahwa Davin seakan sedang mengejar dirinya. Oh Fathim... Sadarlah!! Kau tidak akan pantas untuknya, jangan baper okeyy!! Itu hanya lelucon nya saja, bukannya sudah biasa ia mengungkapkan perkataan tak masuk akal hanya untuk mencairkan suasana. Oke, benar itu alasannya, sampai kapanpun Fathim yakin tidak mungkin seorang Davin akan jatuh cinta kepadanya semua yang ia lakukan karena kedekatan keluarga mereka yang memang sudah layaknya saudara. Begitu pikir Fathim, berusaha sekuat tenaga menghilangkan sengatan listrik yang terasa di jantungnya.

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang