Fat!?

693 85 12
                                    

   "Fat!"

   "Fat..."

   "Eh, ada si Fat."

    Selama perjalanan Fathim menuju ke kelas nya, banyak sekali yang memanggilnya dengan sebutan itu. Iya, ia akui namanya memang Fathim yang jika dipotong akan dipanggil Fat. Namun penyebutannya tidak seperti itu, you know lah sebutan bahasa Inggris yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah gendut. Fathim mencoba untuk tidak menghiraukannya, namun bagaimanapun juga ia sangat sadar panggilan itu tertuju padanya. Siapa lagi yang lebih fat darinya? Nothing!

    Setibanya di kelas ia menarik napas lega karena akhirnya terbebas dari tekanan atmosfer sekelilingnya di sepanjang jalan tadi. Itu yang ia pikirkan, namun ternyata pikirannya salah, di kelas ia juga mendengar orang-orang mengulang-ulang kata-kata tersebut. Oh God, apalagi ini...

   Biasanya ia memilih untuk tidak keluar kelas meski hanya sekedar untuk ke kantin, ya... Kecuali saat ada panggilan alam dan menuntaskan Hadas nya. Sejak kejadian kakak kelas yang mendatanginya dan mengatakan tentang Famous, Fathim malas untuk berkeliaran di sekolah ini, ia takut sesuatu yang tak ia harapkan malah terjadi. Selama ini ia menahan segala rasa lapar dan hasratnya untuk mengisi perut hanya untuk menghindari hal itu.

    Dan karena di desak keadaan ia terpaksa keluar kelas karena mendengar speaker pengumuman yang memanggil namanya untuk segera ke ruang kepala sekolah. Tak perlu heran lagi, tentu saja meminta bantuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan lomba dan kali ini adalah lomba untuk membuat karya ilmiah. Tidak masalah bagi Fathim, hal-hal semacam itu sudah biasa ia lakukan bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari nya jika harus mengikuti lomba.

     "Duarr!!" Davin mengagetkannya.

     "Apaan sih Vin," Fathim dibuat semakin kesal dengan kejahilan satu-satunya teman yang ia miliki ini. wait wait wait !! what he said, a friend? Yup, entah mengapa Fathim sudah menganggap Davin sebagai temannya. Dan ia justru tak merasa risih dengan kehadiran Davin, baginya Davin menjadi satu-satunya sosok orang yang bisa mengerti dirinya, yahh... Walaupun tidak dalam segala hal.

     "Lagian melamun aja sih." Fathim melihat sekelilingnya, dan orang-orang tadi sepertinya sudah berhenti mencibir nya dengan panggilan Fat. Entah itu karena mereka merasa lelah atau malah karena Davin sudah berada disampingnya. Entahlah, itu tak penting yang jelas Fathim merasa lega karena tidak lagi mendapatkan cibiran dari orang-orang sekitarnya.

    "Eh Lo fat! Keganjenan atau apa sih. Gak sadar diri ya Lo, badan bengkak gitu mau deketin Davin. Ngacak Honey!" Ujar seorang kakak kelas yang mengagetkan Fathim karena kehadirannya yang tiba-tiba, dan dia adalah kakak yang mendatanginya ke kelas semingu yang lalu. Dan dari name tag yang saat ini dipakainya Fathim dapat mengenali bahwa namanya adalah Alin.

    "Tauk tu, pake acara belagak sok pinter pula!! Maksud Lo apa haa!?? Mau nyoba jadi Famous di sekolah ini, iyaa!??" Sambung teman sebelah kirinya ber name tag Fanny.

    "Dann kalau emang itu tujuan Lo, selamat ya atas keberhasilan nya. Lo udah jadi Famous sekarang. Tapi maaf bukan sebagai cewek pinter dan gandengan nya Davin, Tapiiii....." Disambung lagi oleh teman sebelah kanannya yang namanya adalah Yuni.

     "Cewek Fat di SMA garudaaa!!" Mereka bertiga serempak menjawab, sembari tertawa terbahak-bahak.

     "Maaf tapi semua yang kalian bicarakan tidak ada yang benar!" Tegas Fathim dengan muka cuek nya. Ia tidak ingin memasang muka memelas, karena itu hanya akan membuatnya semakin ditindas nanti.

      "Berani ngejawab lagii..." ujar Alin namun tak diteruskan karena Davin terlihat semakin dekat berjalan kearah mereka. Maka dengan segera ketiga orang itu berlalu pergi. Dan memperingati Fathim untuk tidak menceritakan apapun pada Davin, yang tentunya disertai ancaman. Sebenarnya tidak perlu diancam seperti itu juga Fathim sudah pasti tidak akan mengatakan apapun pada Davin.

     Dan saat ini Fathim sedang berada di parkiran. Hari ini kelas mereka sedang ada ulangan. Bagi siapa yang sudah selesai mengerjakan maka diperbolehkan untuk pulang terlebih dahulu. Dan Fathim menjadi yang pertama selesai disana, alhasil ia tetap harus menunggu Davin selesai baru bisa kembali ke rumahnya.

     "Sorry ya lama, maklum otak gue padet banget. Udah tengah hari begini masih aja gak cair-cair padahal panas loh," ujar Davin sambil menambahkan candaan di ucapannya namun hanya ditanggapi dengan senyuman, yaa... Selera humor Fathim memang sangat rendah. Terkecuali untuk keluarga yang biasanya ia justru sangat mudah tertawa.

    "Tadi mereka pada ngapain?" Tanya Davin akhirnya. Fathim pikir Davin tidak melihatnya.

    "Tauk tuh... Pada gak jelas, gue juga gak ngerti mereka ngapain."

     "Ah... mereka bertiga emang suka gitu. Termasuk geng cewek nakal disekolah. Sebenarnya Lina sama temennya juga, cuma ya karena Lina pinter aja makanya jarang gabung sama mereka," jelas Davin sambil menghidupkan mesin motor ninja nya.

     Dari perkataan Davin, dapat Fathim simpulkan bahwa Lina ada hubungannya dengan perkataan cewek-cewek tadi. Ya, karena selain teman kelasnya belum ada kan yang mengetahui tentang kepintarannya itu. Entah apa salah Fathim, mengapa ia harus berurusan dengan orang-orang seperti itu sih.

    Namun sudahlah, untuk saat ini masalahnya sudah selesai. Ia pun bisa segera pulang dan makan sepuasnya, perutnya terasa lapar sekali setelah seharian tidak makan selain sarapan tadi pagi. Rasanya ia akan bodoh jika tidak segera mengisi perutnya, nutrisi dan imun tubuh nya berkurang, bagaimana nanti jika saat perlombaan ia tidak menghasilkan apapun, aduhh... Sepertinya ia harus segera menambah porsi makannya untuk beberapa hari ke depan.

******

Mami... papi... kalian apa kabar di sana?? udah ketemu sama Tuhan?? Kenapa kalian nggak pernah masuk mimpi Fathim sih... Fathim kan rindu sama kalian, pingin lihat muka kalian sekarang gimana. Tapi Fathim yakin kok, Mami sama papi pasti mendapatkan tempat yang tenang, karena... semasa hidup kalian kan, kalian adalah orang yang baik, pasti Tuhan akan memberikan sesuatu yang setimpal.
Mami... Fathim gak mau kayak sekarang, perasaan Fathim udah gak tenang kayak dulu lagi. Fathim takut, orang-orang itu akan semakin jahat sama Fathim. Seandainya ada mami disini pasti mami akan selalu ada buat Fathim. Fathim takut gak bisa fokus lagi sama kewajiban fathim kalau terus-terusan diganggu sama orang-orang tadi. Mami... Papi... Bilangin sama tuhan ya, lindungi Fathim dari orang-orang seperti itu.

Love you mom, dad!!
Salam manis, Fathim...

    Setelah Fathim membaca beberapa bagian dari novel Karamel Castiello yang lupa ia kembalikan ke perpus di sekolah lamanya, ia ingin mencoba hal yang dilakukan oleh Kara, yakni menulis kejadian dihari ini yang telah ia lalui. Namun bedanya, Kara dalam novel menuangkannya dalam bentuk Potongan kalimat seperti Quote, dan Fathim memilih untuk menuangkannnya didalam buku catatan yang dijadikan diary olehnya. Ia memilih untuk menjadikannya sebagai curahan hatinya pada mami dan papi.

*****

Salam
Fazahra Arsyah

~Muzaraay

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang