Malam Istimewa

755 99 19
                                    

   Seorang gadis remaja tengah berbaring diatas kasur king size nya, menatapi langit-langit kamar yang tampak putih bersih di atasnya. Perasaan tak nyaman mengganggu pikirannya. Masih terngiang dengan jelas ditelinga nya perkataan kakak kelas yang tidak dikenal nya tadi siang. Entahlah, itu sangat mengganggu baginya, ia takut sesuatu yang lebih buruk akan terjadi karena sebelumnya tak pernah ada orang yang mendatanginya seperti itu.

   Ditengah-tengah lamunannya, seseorang mengetuk pintu kamarnya yang langsung dibuka olehnya.

   "Kamu siap-siap ya, kita makan diluar malam ini. Dandan yang cantik," ujar Lia lirih. Dan langsung diikuti oleh Fathim. Ia tahu kebiasaan keluarga abangnya ini, mereka akan makan malam diluar dan kumpul bersama ketika malam Minggu, dan seringkali Fathim tidak ikut dalam kumpulan ini karena ia akan menggunakan waktunya untuk belajar. Tapi untuk saat ini, rasanya tidak enak jika dia menolak apalagi Lia sudah mendatangi kamarnya seperti tadi.

*****

    Setibanya mereka di restoran milik Lia, mereka segera mengambil tempat di bagian VIP. Tempatnya begitu luas, satu ruangan itu berisi sebuah meja panjang, dan jejeran kursi dengan ukiran lengkung indah sebanyak 12 buah. Ruangan ini menyendiri diantara meja-meja lainnya. Dihiasi dengan gorden di sekeliling ruangan  dengan warna yang kontras dan terlihat elegan.

    Beberapa menit mereka menunggu tibalah beberapa orang lagi yang salah satunya dapat dikenali oleh Fathim sebagai Davin. Dan sepertinya tiga orang yang bersama nya itu adalah orang tua dan kakaknya, begitu pikir Fathim.

    Dan kemudian seorang waiters mencatat pesanan mereka semua, tak lama setelahnya barulah Reno dan Lesti tiba dengan Etha yang ada digendongnya. Mereka meminta maaf atas keterlambatannya yang pastinya tidak formal.

    "Akhirnya udah pada dateng, lama ya kita gak ngumpul kayak gini,"ujar seoarang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama nya Davin.

    "Akhirnya Fathim bisa ikutan yah, udah lama banget mama gak ketemu kamu. Sayang sekarang udah berkurang anggotanya," sambungnya lagi yang kemudian mendapatkan pelototan dari suaminya dan pandangan tak enak dari semua orang. Fathim mengerti, mereka menjaga perasaan Fathim, karena diantara yang lainnya hanya Fathim yang masih belum bisa menerima keadaan. Walaupun sebenarnya tanpa mereka sadari, perlahan Fathim sudah mulai bisa mengikhlaskan.

    "Sudah-sudah, lanjut ngobrolnya nanti saja. Kita santap dulu makanan didepan kita ini..."seru papa Davin yang diikuti jawaban dan anggukan antusias dari yang lainnya. Fathim dan Davin tidak saling berkomunikasi satu sama lain disana, tapi tanpa Fathim sadari sedari tadi Davin mencuri pandang kearah nya.

    Sebenarnya Fathim masih bingung, bagaimana bisa keluarganya begitu akrab dengan keluarga Davin, yang bahkan baru ia kenali. Fathim tau dia memang tidak banyak berinteraksi dan mengetahui tentang hubungan-hubungan keluarganya, namun entah mengapa ia merasa sesuatu yang terjadi saat ini memiliki sebuah rahasia yang disembunyikan darinya. Dan ya, Fathim tidak ingin ambil pusing tentang hal itu, apapun itu tidak akan berpengaruh baginya, begitu pikirnya.

     Perkumpulan mereka menghabiskan waktu sekitar 2 jam, dan kini saatnya masing-masing dari mereka untuk kembali pada habitatnya setelah cukup lama bercengkrama. Dan disaat Fathim hendak kembali bersama Rio, Lia serta Fifi tiba-tiba saja Davin menahan tangannya.

    "Kenapa?" Tanya Fathim.

    "Ikut gue yuk!" Ajak Davin.

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang