Fika

484 53 1
                                    

    Saat ini Fathim baru saja kembali dari ruang kepala sekolah, ia baru saja melakukan penyerahan hasil karya nya untuk diikut sertakan dalam perlombaan. Huh, jadi Fathim itu gak gampang punya banyak kesibukan dan berbagai kegiatan yang menguras pikiran. Makanya jangan heran mengapa Fathim sangat menyayangkan waktunya jika harus terbuang karena hal tak berguna.

    "Fathim," panggil Fika yang melihat Fathim sedang berjalan di koridor seorang diri. Fathim yang menyadari dirinya dipanggil itu pun, menoleh ke belakang. "Kenapa?" Tanyanya melihat Fika yang berjalan mendekatinya.

    "Mau ke kelas kan? Bareng aja yuk!" Tawar Fika. Dan dibalas anggukan oleh Fathim. Mereka memang berjalan beriringan tapi sibuk dengan pikiran masing-masing. "Fathim, Lo sering ke toko buku ya? Davin bilang gitu ke gue," ucap Fika mencari topik pembahasan. Dan dibalas dengan anggukan singkat oleh Fathim.

    "Kalau gitu, entar sore kita ke toko buku yuk!" Ajak Fika girang. Dan Fathim membalasnya dengan menampilkan sedikit senyum simpul. Fika pun cukup senang untuk hal itu, ia pikir belum terlambat untuk dirinya menebus segala kesalahannya yang sudah berlalu.

*****

    "Halo Alin," ucap Fika yang sedang berbicara di telepon dengan Alin.

    "Iya Al, ini gue lagi siap-siap mau ke toko buku sama Fathim."

    "Okey, nanti gue sampein," kalimat terakhir Fika sebelum akhirnya memutuskan sambungan telponnya.

    Dalam kurun waktu 15 menit, Fika sudah tiba di toko buku yang menjadi tujuannya bersama dengan Fathim. Tadi sepulang sekolah ia meminta Fathim agar mereka bertemu di tempat ini pada pukul 19.00 wib. Karena itulah Fika terburu-buru berangkat dari pukul setengah tujuh agar Fathim tidak lama menunggunya nanti.

   Akan tetapi saat ini sudah pukul 19.15 wib, namun tanda-tanda kedatangan Fathim belum juga terlihat. Sudah beberapa kali Fika menghubunginya namun tak kunjung mendapatkan jawaban. Fika hanya berpikir positif saja, ia tahu bahwa Fathim memang jarang membuka handphone nya. Dan bisa saja Fathim masih berada di jalan untuk saat ini.

   Suara guruh mulai terdengar, cukup menggelegar di tengah-tengah gelapnya langit malam. Seorang gadis dengan, celana jeans hitam Sera baju rajut berwarna merah yang ia kenakan masih tampak menunggu seseorang. Sudah dua jam lebih ia menunggu kedatangan Fathim, akan tetapi Fathim tak kunjung menampakkan dirinya. Fika ingin menyerah, dan segera kembali ke rumahnya akan tetapi ia teringat dan takut jika Fathim datang akan membuatnya menunggu nanti.

     Fika duduk sendirian di tempat duduk yang memang di sediakan pada etalase toko tersebut. Banyak orang yang berlalu-lalang dan hanya melirik sedikit ke arahnya. Mereka mungkin mengerti jika Fika sedang menunggu seseorang. Langit yang tadi hanya dihiasi dengan suara gemuruh dan kilatan petir, kini mulai menumpahkan air yang menampung pada awan hitam disana. Membuat Fika yang sedang menunggu sendirian itu menjadi kedinginan.

    Sementara dari seberang jalan, sepasang manusia tengah memperhatikan gerak-gerik wanita yang tampak beberapa kali memeriksa handphone nya seorang diri di tengah keramaian. Dua orang itu adalah, Alin dan Bastian yang merupakan teman sekelasnya sekaligus orang yang terkenal dengan keburukannya. Ya, dia termasuk siswa yang sangat susah diatur di SMA Garuda. Mereka berdua baru saja melangsungkan makan malam bersama.

   "Bas, samperin Fika dulu tuh disana," ajak Alin pada Bastian.

   "Yaudah, yuk!" Bastian mengikuti ajakan dari Alin. Mereka pun memasuki mobil dan menuju ke sebrang jalan, tepatnya pada toko buku dimana Fika berada.

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang