Epilog

919 56 0
                                    

"Bang Rio, kak Lia, Fathim berangkat dulu ya!" Ujar Fathim yang kemudian mencium tangan Rio dan Lia. Sementara Davin sudah menunggunya di halaman depan. "Hati-hati ya!" Ucap Rio dan Lia bersamaan.

"Yuk!" Ujar Fathim setibanya dihadapan Davin.

"Gue suka Lo yang sekarang." Ujar Davin dengan senyum lembutnya.

"Hmm, maksudnya... Lo kemaren gak sukak sama gue," selidik Fathim.

"Gak gitu, kemaren gue suka sama Lo. Tapi sekarang udah lebih suka lagi," Davin berucap dengan senyum manisnya, yang sengaja bertujuan untuk menggoda Fathim.

"Udah ah, berangkat sekarang. Entar telat!" Jawab Fathim yang sebenarnya sedang menahan rasa malunya. Dan kemudian segera duduk di jok belakang motor Davin.

"Kok pipi lo merah fat," tampaknya Davin masih belum puas meledek.

"Davin! Udah buruan jalan!" Fathim yang dibuat semakin kesal kemudian mencubit sisi kanan perut Davin.

"Aww... Iya-iya," rasa sakit yang Davin rasakan bercampur aduk dengan gelak tawa melihat tingkah Fathim yang tampak malu-malu.

*****



Setibanya Fathim dan Davin di parkiran, ternyata Alin dan Fika juga sudah berada disana. Mereka berdua memang sengaja menunggu kedatangan Fathim. Yang memang sejak kejadian terakhir kamarin, membuat Fathim semakin dekat dengan Alin dan tentunya ia segera meminta maaf juga pada Fika. Bahkan sekarang ini tak jarang Yuni dan Fanny juga ikut bergabung bersama mereka. Itu artinya, teman Fathim saat ini bukan hanya Davin seorang.

"Yaudah, kalau gitu gue pamit gabung sama anak-anak yang lain ya," ujar Davin sebelum akhirnya meninggalkan Fathim bersama dengan teman perempuannya.

"Davin perhatian banget ya sama Lo," ujar Alin sembari mengukir senyumnya. Perkataan dari Alin itu membuat Fathim dan Fika tercengang. Pasalnya Alin sejak lama menyimpan perasaan untuk Davin.

"Kenapa pada liatin gue kayak gitu. Santai aja Kali. Gue juga mau ngasih tau kalau gue sama Bastian udah jadian," ucap Alin girang.

"Beneran Al?" Tanya Fathim meyakinkan.

"Ya beneran lah."

"Wahh, parah sih ini. Ditunggu pajak jadiannya Kaka." Ucap Fika yang mendapat anggukan setuju dari Fathim masih yang memang masih dengan nada candaan.

"Soal itu tenang aja. Kita bakal gabung sama geng nya Bastian malming nanti. Ngumpul di markas mereka aja," tutur Alin.

"Emang ga masalah?" Fathim tampak ragu.

"Ya gak masalah lah, gue kan cewek nya." jawab Alin yakin.

"Kaya gak tau Fathim aja Al, takut gak diizinin tuh pasti sama si Davin," ujar Fika.

"Kalau soal itu gampang, kita ajak juga tuh Davin sama temen-temennya."

"Rame banget dong tuh," ucap Fika.

"Iya gitu deh... Bastian bilang, gue boleh ajak siapa aja yang gue mau. Kita bakal barbequean," jelas Alin lagi.

"Pasti seru nih," ujar Fathim antusias.

"Oh iya, udah lama juga kan kita gak ketemu Lina. Dia bakal gue ajak nanti."

"Ngomong-ngomong soal Lina, sekolah nya jadi gimana?" Tanya Fathim tampak prihatin.

"Dia udah gak mau sekolah, udah males katanya. Tapi gue berani jamin dia udah mulai berubah kok. Dan Minggu depan dia juga bakal mulai home schooling. Ortu angkat nya yg nyuruh," jelas Alin.

"Syukur deh kalau gitu. Kasian Lina, dia pinter masak sekolahnya gak dilanjutin."

"Iyaa, beberapa waktu perawatan dan bimbingan dia mulai normal lagi kok," tutur Alin lagi.

"Eh udah ya, gue harus naik nih. Mau langsung ke kelas Fanny sama Yuni udah nunggu," sambung Alin.

"Yaudah kalau gitu, bye Al," ucap Fika dan Fathim hampir serempak.

*****


"Best couple!" Seru Alin melihat sepasang insan manusia yang jalan berdampingan. Dia adalah Fika dan Dhirga. Memang tak pernah terdengar isu tentang hubungan keduanya. Akan tetapi beberapa waktu berlalu membuat Dhirga tertarik pada Fika. Terlebih sejak Fika mulai dekat dengan Fathim yang membuat ia memiliki banyak celah untuk terus memandangi Fika.

Pada acara hari ini, yang pada dasarnya adalah untuk merayakan hari jadian Alin dan Bastian kini juga menjadi awal yang baru bagi hubungan Fika dan Dhirga. Dhirga memang lelaki gentle yang dengan beraninya mengungkapkan perasaannya dihadapan semua orang.

Berbeda dengan laki-laki yang satu ini. Ia hanya mampu memandangi sosok perempuan yang ia sayangi. Sebenarnya ia sudah sering memberikan celah untuk menunjukkan ketertarikannya, akan tetapi perempuan itu tak pernah berpikiran demikian. Biarlah, biarkan saja semuanya seperti ini dulu.

Davin berjanji, apapun itu ia akan selalu melindungi Fathim. Bagaimanapun Davin yakin akan ada saatnya dimana mereka benar-benar akan dipersatukan. Dan itu bukan berarti harus saat ini. Fathim masih harus fokus pada sekolahnya dan Davin harus selalu mendukung Fathim. Selain itu ia akan selalu membimbing Fathim untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Semua ini adalah janji yang pernah ia ucapkan pada mami dan papi nya Fathim. Hal yang sudah berlalu bertahun-tahun itu akan tetap Davin ingat, karena segala sesuatu yang berhubungan dengan Fathim pasti akan menjadi urusannya.

"Mami, papi, Davin bakal nepatin janji Davin. Fathim akan terus jadi tanggung jawab Davin. Dengan begini, semoga kalian bisa tidur dengan damai disana..."



Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang