dokter vina

540 63 5
                                    

    "ini mama buatin cake kesukaan kamu!" Seorang anak laki-laki menyerahkan sepotong cake pada gadis kecil berambut panjang nan lurus yang tergerai disampingnya. Mereka hanyalah anak kecil yang bahkan belum masuk sekolah.
"Makasih ya, mama kamu baik."
"Mama aku aja yang baik?"
"Iya, kamu juga baik kok."

"Hay, kalian main disini kok gak ngajak ngajak?" Ucap seorang gadis kecil lainnya dengan rambut ikal Sebahu, yang baru saja tiba di pondok mainan mereka.

Bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, kedua sejoli yang tengah menikmati cake coklat itu malah asyik berdua.

"Eh, orang ngomong kok gak dilayan!" Ternyata masih ada gadis lain dengan rambut kepang dibelakangnya.

"Eh, ini mau gak cake buatan mama. Tapi udah habis..."ucap gadis kecil berambit panjang yang sudah belepotan lumuran coklat sambil menertawakan ucapannya.

"Loh, itu siapa?" Tanya si anak laki-laki yang tak mengenali sosok gadis berambut kepang itu.

"Ini sepupu aku, dari kemarin dia nginap di rumah," jawab gadis berambut ikal.

"Oh," jawab si anak laki-laki dan gadis berambut lurus itu serempak. Dan setelahnya mereka memainkan boneka bersuara dihadapan mereka.

"Lucu ya bonekanya," ucap gadis berambut ikal. Si gadis berambut lurus dan si anak laki-laki itu tertawa, bukan karena ucapan gadis tadi melainkan karena mereka tengah asyik dengan alam bermain mereka berdua.

Hal seperti ini sering terjadi, mereka bertiga sangat akrab karena faktor rumah mereka yang bertetanggaan. Namun, si anak berambut ikal seringkali terabaikan. Dan itu bukan alasan baginya untuk merasa tersisihkan, bagaimanapun keadaannya ia akan tetap berusaha untuk mengakrabkan diri dengan dua tetangganya itu.

Berbeda dengan sepupu nya yang kini tengah menyaksikan hal tersebut. Ia merasa tidak suka dengan anak perempuan berambut lurus yang menurutnya sengaja membuat si anak laki-laki mengabaikan kakak sepupunya itu.

"Udah kita pulang aja yuk!" Ajaknya karena muak berlama-lama disana.

"Eh, tapi kita kan masih mau main sama mereka," jawab kakak sepupunya.

"Kalau mereka cuma sibuk berdua, kita gak ikutan main namanya." Kemudian gadis berambut kepang itu menarik lengan sepupunya.

"Aku pulang dulu ya! Besok kita main lagi ya. Dada!" Tak peduli bagaimana dirinya diabaikan anak perempuan berambut ikal itu masih tetap mengucapkan salam perpisahan pada temannya. Yang membuat sepupunya semakin jengkel.

*****

   "Fathim, ini udah masuk Minggu ke tiga. Yuk kita lihat perubahannya," ajak Davin yang diikuti oleh Fathim. Tak tersaa sudah enam Minggu Fathim melakukan program dietnya. Lelah sekali rasanya, semua pola hidupnya diatur dan diubah. Mulai dari makan, serta waktu-waktu yang digunakan untuk berolahraga.

    Tak butuh waktu lama mereka tiba di sebuah ruangan yang sudah dibuat khusus untuk kegiatan diet Fathim. Ruangan yang berada di lantai dua rumah Rio tepatnya pada bagian belakang. Didalamnya terdapat alat-alat yang sama persis dengan alat yang biasa digunakan di tempat gym. Baru beberapa kali mereka menggunakan peralatan itu, dikarenakan Fathim masih melalui tahapan awal.

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang