Jadi Famous!?

797 101 24
                                    

"Loh kok, Lo disini?" Fathim keheranan melihat sosok Davin yang sudah berdiri tegak dihalaman rumah nya.

"Jemput Lo," jawabnya santai.

"Iya, mulai dari sekarang setiap kamu berangkat ataupun pulang sekolah sama Davin," sambung Rio menjelaskan keadaan.

"Tapi kenapa? Kasian Davin nya dong kalau harus antar jemput Fathim terus."

"Gak masalah kok, lagian rumah kita juga tetanggaan, noh rumah gue di depan," Davin menunjuk rumah yang ada disebrang nya.
What the hell? Pantas saja bisa akrab, dan ya.. seketika perasaan dan prasangka buruk lainnya pun sirna.

"Udah sana berangkat, entar pada telat loh."

Dan Davin pun menaiki motor ninja nya, diikuti dengan Fathim yang duduk di jok belakang. Kalian tau, ini cukup merepotkan. Orang seperti Fathim duduk di motor ninja yang jok nya menjulang keatas itu. Bisa terbayangkan bukan?

Davin melajukan motornya membelah kota untuk menuju ke sekolah. Tidak seperti kemarin, hari ini tak begitu banyak pasang mata yang menatap heran pada mereka. Karena waktu saat ini masih terhitung pagi dan belum banyak siswa yang sudah hadir. Fathim segera turun dari motor Davin, ia ingin segera melangkahkan kakinya menuju kelas agar langsung memulai materi baru untuk dipelajari. Namun seketika ia tertahan, karena seseorang menarik tangannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Davin.

"Kenapa?" Fathim tak senang, Karena ada orang yang membuang buang waktu nya.

"Jalan bareng lah, sekelas juga."

"Ogah ah, gue mau cepet!" Tegas Fathim dan berjalan meninggalkan Davin.

Tak butuh waktu lama, langkah Davin kini sudah sejajar dengan Fathim.
"Katanya mau cepet," tentu saja itu adalah ledekan dari Davin melihat Fathim yang tak mampu melangkahkan kaki nya lebih cepat lagi. Kalian tau, langkah cepat Fathim setara dengan langkah Normal Davin.

Fathim benar-benar merasa kesal pada Davin yang meledeknya itu. Tak pernah ia merasakan kesal seperti ini sebelumnya, bahkan kekesalannya saat ini mengalahkan rasa kesalnya ketika hanya mendapatkan juara dua ketika mengikuti olimpiade astronomi nasional.

Fathim segera meninggalkan Davin yang masih tampak puas karena telah membuatnya kesal. Dia pun berjalan lebih cepat yang membuatnya sedikit berlari. Dengan tubuh gempal yang dimiliki nya ia berlari kecil menuju kelas, dan hal itu dilihat jelas oleh Davin dan beberapa siswa yang ada disekitar. Bagi Davin tontonan didepannya saat ini begitu menggemaskan, berbeda dengan pandangan para siswa lain yang menatapnya tak suka.

*****

"Apakah ada pertanyaan untuk materi kali ini?" Tanya bu Surya selaku guru mata pelajaran kimia.

"Baik kalau tidak ada yang bertanya biar saya saja yang bertanya. Sebutkan campuran yang menghasilkan larutan penyangga!" Ujarnya.

Hening, tak ada yang menjawab pertanyaan tersebut. "Gak ada satupun yang tau, dari 31 siswa disini tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan saya..." Bu Surya mulai naik pitam, ya ia memang terkenal dengan kegalakan nya ketika tidak ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan darinya. Hingga akhirnya siswa yang duduk di meja belakang mengangkat tangannya, "baik kamu anak baru, apa jawabannya?

"100 mL HCI 0,1 M Dan 100 mL NH4OH
0,2 M."

"Bagus, benar sekali. Bahkan kamu Lina yang biasanya paling ahli dikelas ini bisa dikalahkan oleh anak baru," ujar Bu Surya membandingkan.

Dan bagi Fathim, pertanyaan itu belum ada apa-apanya. Toh, dia sudah biasa mengikuti olimpiade kimia yang pertanyaannya seribu kali lebih sulit dibandingkan pertanyaan tadi. Tapi sudahlah, Fathim tak mungkin mengatakan hal itu sekarang.

Dan Kalian tau apa respon dari siswa dikelas saat ini. Berbagai macam pandangan tertuju padanya, ada yang menatapnya biasa saja, memandang tak suka, mencibir, dan ada juga yang kaget karena Fathim bisa menjawab pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh Lina selaku siswa terpintar dikelas.

*****

Di jam istirahat saat ini harusnya bisa berlangsung seperti biasa sebelum akhirnya Davin menawarkan pada Fathim agar ia saja yang pergi ke kantin sementara Fathim hanya perlu menunggunya dikelas. Fathim pikir, tidak ada ruginya juga, malahan dia akan untung waktu dan bisa menggunakan nya untuk membaca buku, lagii.

Entah suasana apa yang mendadak aneh setelah kepergian Davin ke kantin. Kelas tidak dalam keadaan kosong, masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan aktivitas nya masing-masing namun terasa hawa mencekam ketika Fathim melihat ke sekelilingnya. Banyak siswa yang menatapnya tak suka,entahlah ia tidak tau apa alasannya. Namun terlihat dengan jelas banyak orang yang bahkan melihatnya melalui jendela kelas, ada apa ini. Mengapa jadi seperti ini. Apa ada sesuatu yang salah?

Fathim bahkan tak dapat berkonsentrasi lagi dengan buku yang ia baca, entah mengapa didalam pikirannya ia mencari Davin. Jika Davin ada disini mungkin suasana nya tidak akan jadi seperti ini. Fathim tidak pernah merasa nyaman jika menjadi pusat perhatian banyak orang, jika dipandang dengan tatapan kagum atau bahkan pujian atas prestasinya saja ia masih merasa risih, apalagi dengan tatapan tidak suka seperti sekarang ini. Oh God!! Apa yang harus Fathim lakukan sekarang.

Fathim yang tengah menunduk dan mencoba membaca buku yang sebenarnya hanyalah pelarian, terkaget ketika melihat sosok perempuan bertubuh tinggi dengan rambut tergerai indah berdiri dihadapannya. Fathim tidak mengenalinya, bahkan bertemu dengannya saja sepertinya belum pernah. Apa yang ingin orang ini lakukan dengan berdiri berkacak pinggang dihadapan Fathim.

"Jadi ini yang namanya Fathim. Biasa aja sih orangnya, malah dibawah kata standar tapi kenapa bisa Jadi Famous!?" Ujarnya yang masih tak dimengerti oleh Fathim.

What the hell?? Famous?? Bagaimana bisa?? Dan yaa.. siapa yang mengharapkan hal itu?? this is bad !! Apakah itu artinya Fathim akan kehilangan kehidupan tenangnya yang seperti biasa, dan itu artinya akan mengganggu waktunya yang selama ini hanya ia gunakan untuk belajar? Mengganggu konsentrasi nya dan merusak ketenangannya?
Oh No.. Semoga saja tidakk!!!

Fat? BodoAmat! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang