liburan(sudah di revisi)

314 18 1
                                    

Kita tidak tahu takdir berjalan seperti apa,,,
Aku,, hanya manusia yang ingin hidup bahagia,,
Aku,, manusia yang ingin di sayangi oleh banyak manusia lainnya, ,,
Aku,, manusia yang kadang egois untuk mendapatkan angan - angan hayalan ku,,

Tapi aku sadar,,
Ini hanya dunia,
Bukan surga.

Dan aku sadar,
Ini nyata,
bukan hayalan, yang bisa aku atur atas ke hendak diriku sendiri..



Milah 31 januari























05:00 pagi

Hari sabtu telah tiba,, seperti yang telah di rencanakan nayla dan teman - teman nya hari ini, mereka sengaja merencanakan untuk berangkat pagi - pagi karna perjalanan mereka yang memakan waktu lumayan lama ke puncak di daerah bogor.

Tingtong!


Nayla membuka pintu rumahnya, gadis itu sudah siap dengan tas berisikan baju dan barang lainnya, nayla sendiri menggunakan pakaian yang simple saja dirinya mempercantik dengan menambahkan long cardi di tubuhnya.


"hai sayang, udah siap kan?" itu juna, kekasih nayla itu memang sengaja menjemputnya, karna mereka menggunakan dua mobil, yaitu mobil juna dan juga reza.

Nayla mengangguk semangat."udah, yuk kita berangkat".

"ayo".


***









Nayla, juna dan teman nya yang lain, serempak berkumpul di rumah reza sebelum berangkat ke puncak.

"eh gimana kalau di mobil juna, tasya sama bima, jadi kan pas tuh kalian berdua pasang pasangan" usul reza dengan candaan nya.

Tasya dan juna mengangguk setuju, sedangkan nayla hanya tersenyum kaku akan usulan reza, entah kenapa dirinya tak sengaja mengarahkan pandangan nya pada sosok bima, ya,,mantan kekasih nya itu terlihat biasa - biasa merespon ucapan reza.

Ah,, kenapa juga dirinya memikirkan hal tersebut, kan bima memang tak ada perasaan lagi kepada dirinya.



"yaudah kita berangkat sekarang aja gimana?" ucap juna.

Karina dan teman lainnya mengangguk kompak.

Di perjalanan,,





"sya" panggil bima.

Tasya menoleh kearah kekasih nya itu."iya bim kenapa?".

Bima menyidorkan minyak kayu putih ke arah tasya.

"nih, biar lo gak masuk angin".

Tasya tersenyum mendapat perhatian seperti ini oleh bima, walaupun hanya perhatian kecil, tapi dirinya memang sangat jarang bahkan tak pernah di perhatikan oleh kekasih nya itu, yang ada dirinya lah yang sering memberi perhartian kepada bima.

"makasih ya bim" ucap tasya lalu mengambil minyak kayu putih tersebut.

Nayla yang sedari tadi mendengar obrolan bima dan tasya tersenyum tipis walau hati nya sedikit cem,,, ah tidak,, apa apaan sih dirinya seharusnya senang melihat bima dan tasya seperti itu.

"nay, kamu udah makan belum?" tanya juna yang masih pokus dengan setir nya.

Nayla menoleh sejenak lalu kembali menatap ke arah depan."belum sempet sih, tapi aku bawa snack di tas tadi".

Juna mengangguk kan kepala nya." yaudah nanti kalau udah sampai kaku langaung makan ya!".

Nayla mengangguk."iya".


Bima berdehem dari arah belakang."ehm nih buat lo" bima mengeluarkan satu wadah plastik berisikan makanan dan menyodorkan nya pada nayla.

Nayla menoleh ke arah belakang, menatap tempat makanan tersebut dengan bingung.

"buat gue?" tanya nayla.

Bima mengangguk."hm".

"loh bim, lo bawa bekal"tegur juna dengan heran.

"tadi nya buat tasya, tapi tasya udah makan, jadi gue kasih buat nayla aja"sahut bima.

"gak usah lah bim, nayla juga kan bisa makan snack dia buat ganjel perut "ucap juna.

Nayla mengangguk."iya bim, lo kasih aja buat tasya".

"nayla itu punya riwayat penyakit magh, masa lo gak tau".ujar bima dengan santay nya.

"bim!" tegur nayla dengan tegas ke arah mantan kekasih nya itu.

"em nay kamu ambil aja gak papa kok, dari pada nanti jadi ribut kan" ucap tasya.

Nayla kembali menatap tasya dengan tak enak, karna dirinya, bima dan juna jadi saling beradu mulut seperti ini.

"yaudah, makasih ya bim" ucap nayla setelah mengambil wadah nasi tersebut.


"Juna" panggil nayla dengan pelan, dirinya merasa tak enak kepada kekasih nya itu karna sedari tadi juna hanya diam tak bersuara lagi karna ucapan bima kepada nya.

"maaf yah, kamu marah sama aku?"

Juna menoleh sejenak."makan, aku gak papa".

Nayla menatap wajah juna dengan khawatir."beneran gak marah?" tanya nya kembali.

Juna menghela napas nya panjang."seharusnya kamu bilang ke aku kalau kamu punya riwayat magh!" ucap juna dengan datar tapi masih dengan suara yang pelan agar tak terlalu terdengar jelas okeh bima dan tasya.

"iya aku minta maaf" ucap nayla dengan lirih.

Juna menoleh menatap pada wajah kekasih nya itu yang tertunduk.
Detik selanjutnya laki laki itu mengusap rambut panjang nayla dengan lembut

"gak papa, lain kali kamu bilang ke aku biar aku tau hm".

Nayla mengangkat wajah nya yang sedari tadi tertunduk, gadis itu menoleh ke arah juna yang juga menatap nya sejenak."makasih ya, udah ngertiin aku".

Juna tersenyum sambil mengangguk membalas ucapan dari kekasih nya tersebut "iya dan pasti!"

Nayla[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang