menjenguk tasya(selesai revisi)

222 16 8
                                    

Ceklek

Nayla membuka pintu ruang inap tasya dirawat.

Karina dan nadia  memandang nayla  tak sabaran, mereka menunggu nayla membuka suaranya.

Nayla mendudukkan dirinya di samping karina,mereka duduk di kursi panjang yang ada di luar ruangan itu.

Nayla menarik napas nya dalam, sambil memijit pelipis nya penat.

"emang gak ada pendonor satu pun di keluarga tasya ren?" tanya gadis itu.

Rendy menggeleng.
"belum, kedua orang tuanya tasya sebenarnya udah coba buat periksa untuk mendonorkan ginjal mereka, tapi karna ginjal om dan tante gue udah gak terlalu sehat lagi, jadi mereka berdua gak bisa donorin ginjal mereka" ucap rendy menjelaskan.

"kalau emang nantinya mereka juga gak nemuin pendonor yang cocok untuk ginjal tasya, gue siap kok untuk donorin satu ginjal gue buat tasya ren"tawar  nayla dengan yakin.

Rendy, karina dan nadia yang mendengar pengakuan dari nayla,  menatap tak percaya kearah gadis itu.

"gak nay, lo jangan gila deh" gertak karina.

"lo gak perlu ngelakuin hal itu nay"titah rendy.

Nadia mengangguk.
"iya nay, gue yakin pasti tasya nemuin pendonor yang cocok sama ginjal nya".

"tapi gak ada salahnya kan gue coba nanti, lagian ini juga keputusan dari gue sendiri, gak ada paksaan sama sekali kok" cetus nayla.

Rendy menghela napasnya.
Sebelum pembicaraan ini makin berlarut – larut, dirinya mencoba untuk mengalihkan nya dengan membuka suara nya kembali.

"kalian bertiga pasti capek, kalian pulang  dulu ajacgak papa kok, biar tasya gue yang jagain di sini."titahnya.

Karina mengangguk.
"Iya, tapi nanti kalau lo capek atau gak ada yang jagain, lo bisa hubungi kita kok"tawar nya.

Rendy mengangguk sambil tersenyum tipis

"pasti, lagipula keluarga tasya juga mau kesini jengukin dia".

"yaudah kita pamit ya ren" ucap nayla yang langsung dapat anggukan oleh rendy.

Seandainya lo tau!  apa yang terjadi sebenarnya nay!!??.

.



.



Setelah menganti seragam sekolah nya,
Nayla merebahkan tubuhnya yang lelah itu sejenak di kasur empuk nya, gadis itu menatap kedinding atas kamar nya sejenak.

Apa yang baru saja dirinya pikirkan tentang tasya.

Merebut bima dari nya?

Atau bahkan berpikir gadis itu main belakang dengan bima?.

Nayla mengacak rambutnya kesal.
Aish, gadis itu tak habis pikir dengan otak nya kala itu, kenapa seolah dirinya berpikiran macam – macam tentang tasya, bahkan sekarang gadis itu sedang melawan penyakit gagal ginjal nya di rumah sakit.








Dilain tempat,,,,

Tasya berusaha menengok kesamping untuk bisa  menatap rendy.

"ren–dy" panggil nya dengan susah payah.

Rendy yang tadi nya sempat ketiduran di samping tasya, terbangun akibat mendengar suara serak dari gadis tersebut.

"iya sya kenapa?" tanya rendy.

Nayla[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang