puncak bogor

285 15 0
                                    

Setelah menempuh jarak kurang lebih satu setengah jam, nayla dan teman – teman akhirnya sudah sampai di tempat villa milik keluarga reza.




 Setelah menempuh jarak kurang lebih satu setengah jam, nayla dan teman – teman akhirnya sudah sampai di tempat villa milik keluarga reza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"wah bagus banget pemandangan nya" seru karina dengan mata berbinar.

"iya na, indah banget "sahut nadia tak kalah semangat.

"makasih".ucap reza.

Nadia mendengus."pemandangan nya yang bagus, bukan loe".

"yah, sekali kali gitu gue di puji".

Nayla tersenyum."andai aja nanti gue bisa tinggal disini di tempat seperti ini, bareng keluarga kecil nantinya" gumam nayla pelan.

"oke guys ayo masuk" seru reza.

Nayla, karina, nadia, tasya dan tiga laki laki itupun lantas  langsung berjalan memasuki villa yang tak terlalu besar tersebut.

"jadi di sini itu ada tiga kamar, masing – masing kamar udah  punya kamar mandi dan satu kamar mandi dan wc di dapur sana" ucap reza menjelaskan.

Reza menarik napas nya dalam sebelum melanjutkan ucapan nya kembali.

"nah jadi gimana kalau satu kamar  untuk  laki laki dan satu kamar lagi untuk yang perempuan, gimana?."jelas reza.

Nadia mengangguk setuju."gue setuju".

"eum gimana kalau kamar kita di sana aja guys" usul karina sambil menunjuk kamar paling pojok.

Nayla mengangguk."boleh tuh,pemandangan nya  pasti lebih bagus di sana".

Tasya menatap ke arah tiga sahabat nya dengan wajah yang takut."enggak mau". Ucap nya.

Sontak hal tersebut langsung membuat nayla, karina dan nadia menatap ke arah gadis itu dengan bingung.

"loh kenapa sya?"tanya karina.

"tasya takut kalau di sana ada apa – apa gimana?".

Nadia menghela napas nya."yah sya, gak akan ada apa – apa, lagian kan ada kita bertiga, ya gak?".

Nayla mengangguk."iya sya, kita gak bakal ninggalin lo kok".

"hm bimaa, tasya takut, tasya satu kamar sama bima aja yah" rengek tasya.

"sya jangan kaya anak kecil bisa kan!" ucao bima dengan tegas.

Tasya tersentak sejenak, detik selanjutnya gadis itu menghela napas nya panjang, lalu kembali bersuara..
"yaudah, tapi kamar laki laki nya di samping kamar kita yah".

Reza mengangguk."iya sya, lo tenang aja, di sini gak ada hantu atau kunti juga kok".

"eh jangan nambah takut tasya dong"sahut karina dengan kesal.

"dimana nakutin nya, eh gue cuma bilang gak ada hantu, bukan ada hantu! Dasar aneh lo".

Karina mendengus kesal." udah yuk kita ke kamar, cape gue debat sama cowok nyebelin kaya dia".ucap karina lalu melangkahkan kaki nya pergi.



"nay".

Nayla menoleh."iya juna kenapa?".

Juna mengambil tas yang lumayan besar dari tangan kekasih nya tersebut.
"biar aku yang bawain".

Nayla tersenyum pada juna."makasih" ucap nya yang langsung dapat anggukan oleh kekasih nya itu.


"enak bener tu anak bawain tas pacar nya, lah barang – barang nya malah gue yang bawain" kesal reza yang melihat sahabat nya itu telah berjalan mendahulu dirinya.

"bim"panggil reza yang berada si sebelah nya.

Bima berdehem tanpa menoleh sedikit pun kearah sahabat nya itu
"hm".

"bawain napa berat nih".ucap reza sambil mengangkat sedikit tangan nya  yang sudah penuh akan tas milik nya dan juga juna itu.

"ogah!" sahuf bima, lalu berjalan dengan sedikit cepat mendahului reza.

Reza yang melihat kelakuan  teman nya itu hanya mencoba menyabarkan dirinya untuk bisa lebih kuat menghadapi dua makhluk bucin dan dingin tersebut.

Emang kalo orang punya pacar tu pada aneh semua batin reza.





****






Nayla[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang