Bagian 27

12.4K 667 338
                                    

Happy reading ^^
.

.

Pintu didobrak dengan keras, membuat Darren yang sedang memaksakan kehendaknya pada Nayra langsung menoleh kaget. Tatapan matanya menajam begitu melihat keberadaan Sean di sana yang berdiri membalas tatapannya tak kalah tajam. Sean, lelaki yang sangat dekat dengan Nayra, lelaki yang membuat Darren cemburu habis-habisan karena sangat lengket dengan pujaan hatinya.

Bahkan, Sean lebih membuat Darren cemburu dibanding Nayra saat bersama dengan Davin.

"Apa yang lo lakukan, Bangsat?!"

Mendapati pemandangan menyesakkan—di mana Darren menindih tubuh Nayra yang setengah telanjang—membuat darah Sean mendidih. Tak perlu menunggu jawaban, Sean sudah lebih dulu menerjang dan meninju wajah Darren tanpa ampun. Tubuh Darren langsung terjerembab, tetapi ia langsung melenting bangun dan membalas pukulan Sean. Jadilah mereka saling baku hantam tanpa mempedulikan Nayra yang gemetaran di atas ranjang.

Entah Darren yang sudah lemah atau Sean terlampau marah, pria itu berhasil membuat Darren terkapar. Ada sedikit sisa kesadaran Darren ketika Sean menginjak sebelah kakinya kuat-kuat, membuat erangan kesakitan meluncur keluar dari mulut Darren. Seakan belum cukup, Sean menendang bahu Darren sebelum beringsut mendekati Nayra.

Sahabat baiknya yang sudah bercucuran air mata.

Dengan wajah menggelap penuh amarah, Sean melepas jaket hitam yang membalut tubuhnya, lalu memakaikan jaket itu ke tubuh atas Nayra yang telanjang. Perempuan itu luar biasa kacau, leher dan puncak dadanya dipenuhi bekas ciuman Darren yang menjijikkan. Ketika menaikkan resleting jaket itu sampai ke bawah dagu Nayra, Sean bisa merasakan tubuh Nayra bergetar hebat. Begitu pula air matanya yang tak henti-hentinya mengalir sampai membasahi tangan Sean.

Baru saja Sean hendak mengulurkan tangan meraih tubuh Nayra, perempuan itu sudah lebih dulu memeluknya. Melingkarkan kedua tangannya yang berkeringat dingin ke leher Sean sambil membenamkan wajahnya di bahu pria itu. Isakan kuat langsung terdengar beberapa saat kemudian. Sean tak berbicara apa-apa. Ia hanya mengelus punggung Nayra sebentar, lalu segera berdiri dengan tubuh Nayra di dalam gendongan.

Sebelum keluar dari tempat itu, Sean sekali lagi memandang Darren yang terkapar menyedihkan. Darren mengulurkan tangan dengan susah payah, seolah tak rela Nayra dibawa pergi darinya. Bahkan mungkin, dari kehidupannya.

"Jangan muncul lagi, Darren. Sekali lagi lo berani macam-macam, gue yang bakal bunuh lo, terlepas dari status keluarga lo yang katanya berkuasa di negara ini."

Setelah menepis tangan Darren dengan menggunakan kaki, Sean segera pergi membawa Nayra. Dihiraukannya suara Darren yang memanggil-manggil nama Nayra dengan nada sedih menyayat. Darren benar-benar sudah gila. Kewarasan pria itu harus dipertanyakan.

Saat dirasakannya pelukan Nayra mengerat, Sean menunduk. Wajah Nayra terbenam di dadanya, masih bersimbah air mata. Sean semakin mengeratkan gendongannya dan bergegas masuk ke dalam mobilnya yang terparkir sembarangan.

"Ma-makasih ...."

Suara lirih Nayra menghentikan gerakan Sean yang sedang memasangkannya sabuk pengaman. Sean diam sebentar, lalu melanjutkan kembali kegiatannya.

"Lo seharusnya nggak pernah terlibat dengan dia, Ra."

Tak ada jawaban. Ternyata Nayra sudah tertidur, mungkin karena merasa kelelahan dan juga syok akan kejadian tadi. Sean hanya menghela napas. Ia menyandarkan tubuhnya sambil memasang sabuk pengaman di tubuhnya sendiri. Kedua tangannya terulur, mencengkeram kemudi dengan wajah mengeras.

The Innocent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang