💀 LIMA PULUH TUJUH 💀

2.5K 104 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

                            💀-------------💀

"MAAF tuan muda, kami tidak menemukan informasi apapun tentang alvin setiawan." Kalimat yang diucapkan wahyu sukses membuat aksa menggeram marah, cowok itu berbalik badan lalu menatap satu persatu bodyguard tama dengan pandangan tajamnya. Kali ini aksa benar benar ingin membunuh seseorang, amarahnya sudah terlalu membara.

"Bodoh,"Kalimat itu yang aksa lontarkan pada lelaki bertubuh besar yang kini tengah berdiri dihadapannya sambil menundukan kepalannya dalam dalam. "Jadi gunanya lo disini apa? Cuman ngintilin gue kemana mana, gitu?!"lanjutnya.

"Gak ada satupun dari kalian yang dapet informasi tentang dia?!"tanya aksa, matanya semakain menajam. Tanpa aba aba aksa memukul rahang wahyu berkali kali, seperti orang kesetanan. Bahkan kelima belas orang lebih itu tidak bisa menahan amarah seorang aksa adhitama.

"Maaf tuan muda, tapi identitas alvin setiawan terlalu privasi. Kami semua tidak bisa menemukannya, karna identitasnya sangat ditutup rapat rapat."ucap  banu, mewakilkan semua teman temannya.

"Lo semua yang gak becus, gue nunggu lo semua dari siang buat dapetin informasi tentang dia. Tapi ternyata waktu gue terbuang sia sia karna lo semua yang gak becus!"aksa membuang ludahnya kasar lalu duduk disebuah sofa dengan nafas yang memburu.

"Bilang sama papah kalo lo semua  mengundurkan diri sebagai bawahan dia, dan mulai hari ini lo semua jadi bawahan gue."ucap aksa.

"Wahyu! lo yang wakilin bilang sama papah, gue gak mau tau!"aksa menghempaskan tubuhnya kasar, lalu menyuruh salah satu bodyguard tama-- ralat mulai hari ini mereka adalah bodyguard  aksa, aksa menyuruhnya untuk memijit bahunya yang terasa nyeri.

"Telfon papah sekarang!"

Wahyu terlihat mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang bergetar hebat, lalu memencet nomor tama dengan ragu, wisnu takut tama marah tapi aksa lebih menyeramkan dari tama.

"Selamat sore tuan, saya beserta teman teman saya mengundurkan diri, terima kasih." wahyu membuang nafasnya kasar, merasa lega sekaligus gelisah diwaktu yang bersamaan. Ia menatap aksa takut takut, dilihatnya aksa yang tengah menatapnya sambil tersenyum miring.

"Lo udah matiin telfonnya?"tanya aksa yang dibalas anggukan oleh wahyu. "Bagus, jadi mulai sekarang lo semua bodyguard gue, bawahan gue! Catet, jangan minta gaji sama papah tapi minta ke gue, karna lo semua udah jadi tanggung jawab gue."

"Oke, kembali buat bahas si bajingan itu. Lo semua bener bener gak dapet informasi dia? Sedikitpun gak dapet?"tanya aksa, aksa merasa alvin bukan orang sembarangan. Tidak mungkin, wahyu yang memiliki otak cerdas tidak bisa mendapatkan informasi alvin sedikit pun, dia pasti bukan orang sembarangan.

"Tuan muda, tapi alvin setiawan bukan dari keluarga sembarangan. Mereka kuat, setara dengan tuan tama. Hanya saja keluarga mereka lebih bawah, tapi tidak bisa dipungkiri jika mereka juga berbahaya."ucap wahyu membuka suara, ia berdehem pelan merasa salah tingkah ditatap aksa setajam itu.

"Cari tau latar belakang keluarga mereka, gue kasih lo semua waktu satu minggu. Lebih dari itu, nyawa lo semua taruhannya."Kalimat penutupan aksa sukses membuat semua orang melongo ditempatnya.

💀💀💀💀

Aksa benar benar cemburu buta, ia bahkan rela melakukan apapun agar alvin menjauh dari ayla. Aksa tidak mau ayla sampai jatuh cinta pada alvin, apalagi setelah mendengar dari mulut ayla langsung jika cewek itu nyaman pada alvin. Sial! Aksa tidak pernah seperti ini, bahkan saat bersama akilla dulu, aksa tidak pernah cemburu sebesar ini jika akilla dekat dengan laki laki. Pernah satu kali, tapi tidak seperti ini. Sekarang aksa benar benar gila.

"Aksa,"panggilan itu membuat aksa yang tengah berkutat dengan lamunannya kembali sadar, dewi, perempuan itu tengah tersenyum hidapannnya.

Aksa sedang ada di parkiran cafe jingga, menunggu ayla. Bodyguard nya mengatakan jika ayla pergi ke Cafe jingga, aksa sengaja menyuruh dua bawahannya agar mengikuti ayla kemanapun cewek itu pergi. Jadi jika ada hal yang tidak diinginkan, bodyguard nya bisa turun tangan.

"Kamu apa kabar?"tanya dewi sambil tersenyum manis.

"Baik."

"Oh iya, kenan apa kabar? Udah lama nih dia gak chat aku,"ujar dewi sendu, aksa mengedikan bahunya tidak peduli. Karna aksa tahu, itu hanya akal akalan dewi saja agar bisa mengobrol dengan aksa, pura pura menanyakan kabar kenan padahal agar bisa berhadapan dengan aksa.

"Mana gue tau,"jawab aksa ketus.

"Kok kamu ketus gitu sama aku?"

"Terserah gue lah, urusannya sama lo apa?!"balas aksa sambil menatap dewi tajam, tapi setelahnya ia tersenyum kecil melihat ayla yang baru saja keluar dari cafe sambil mengikat rambutnya asal, tapi semakin membuatnya cantik dan seksi.

"Cupang!"panggil aksa, ayla menoleh bukan karna panggilan itu tapi karna suaranya sangat familiar di indra pendengarannya. Jadi ambigu...

"Gue nunggu lo lama, ngapain aja didalem? "tanya aksa membuat ayla mengerutkan dahinya bingung.

"Lo ngomong sama gue?"ayla menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.

"Lo mending pergi, pacar gue udah dateng. Lo jangan ganggu,"kata aksa pada dewi, sebelum dewi benar benar pergi, cewek itu membisikan sesuatu pada telinga ayla dan aksa tidak bisa mendengarnya.

"Pacar dari hongkong, inget ya gue masih marah sama lo!"ucap ayla sambil bersedakap didepan dada dan mengerucutkan bibirnya, jelas saja kesal. Karna aksa, alvin sedikit menjauh. Meski masih dekat tapi tetap saja, sikap alvin tidak seperti saat pertama kali bertemu dengan ayla, benar benar berubah.

"Masih marah tapi mau nyamperin gue,"balas aksa sambil tersenyum miring.

"Bersyukur mau gue samperin, untung gak gue tinggalin!"kata ayla.

"Lo mau ninggalin gue? Tega lo sama gue? Gue udah cukup gila karna lo."ucap aksa dengan menatap mata ayla serius, ayla cukup kaget, karna awalnya ayla hanya bercanda saja dan tidak benar benar ingin meninggalkan aksa.

Ayla berdehem pelan mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Lo kan udah gila, gak ada waras warasnya."Cibir ayla membuat aksa tertawa mendengarnya.

"Kali ini jangan tolak gue ya?"

"Tolak apa?"

Aksa tersenyum kecil lalu melangkah maju kehadapan ayla, aksa merengkuh tubuh ayla kedalam pelukannya. Lalu mengecup pelan dahi ayla, aksa tahu ayla tengah menegang didalam dekapannya. Tapi pelukannya dibalas oleh ayla tak kalah erat.

"Tunggu aja, gue udah siapin semuanya."

Ucapan aksa benar benar membuat ayla bingung.

----------

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang